Haiiiiii cerita ini sempat tertunda semenjak tahun 2019 tapi akhirnya bisa kembali di lanjutkan, sebenarnya ketundaannya cerita ini adalah salah satu cara untuk mengetahui bagaimana akhirnya.
langsung saja selamat membaca ~~~
****
Ia selalu menunjukkan perhatiannya karena act of service adalah salah satu love language yang melekat padanya.
"Tumben pakai jepitan rambut yang itu lagi, soalnya lo pake itu pas pertama kali masuk aja," ucapnya sambil berjalan keluar menuju kantin.
Aku tidak mengerti apa maksudnya tapi jantung ku selalu tidak aman ketika berhadapan langsung dengannya bahkan hal kecil seperti itu saja ia perhatikan.
Aku tak bisa membuktikan ucapan Iel karena setiap harinya hanya kita berdua yang datang pertama kali sehingga orang lain tidak bisa mendengar ataupun menyaksikan percakapan itu.
Kita selalu datang di waktu yang sama meskipun tidak pernah ada obrolan apapun lagi selain saling sapa ataupun saling diam. Tidak sama sekali terpikir untuk mengobrol karena saling tatap saja bisa membuat ku langsung salah tingkah.
Pertama kali masuk sekolah hal yang paling membuat ku berkesan adalah bisa duduk dengan nya. "Lo sama gue.." ucapnya.
Ahh tolong ucapan iel barusan sangatlah tidak masuk akal karena membuat jantung berdetak dua kali lipat dari biasanya.
"Hmm," jawabku hanya mengangguk. Iel adalah salah satu orang yang bisa meluluhkan hati seorang perempuan yang tengah mengalami pubertas di masa remaja.
"Udah belum?," tanya iel.
"Kayaknya gini deh..." jawabku sambil mencoba memberikan penjelasan.
Iel menghampiri tempat duduk ku kemudian ia berdiri disampingku dan mulai mendengarkan apa yang ku jelaskan.
Hati gue!!Iel tolong jangan berbuat hal yang membuat gue malah baper padahal nyatanya lo cuma nganggap gue teman.
Aduh blank banget padahal gue tau jawabannya. "Nah intinya gitu deh..." jawabku.
"Oh yaudah, ini jawaban punya gue," ucap iel dengan menjukan hasil kerjanya.
OMG!! heh Anda kalau udah ngerjain ngapain coba pake nanya segala ahhh lo aneh banget sih Daniell.
"Kalau gak ngerti tanya jangan diem," ucapnya.
"Iya iyaa makasih banget," jawabku ketus.
***
Hari-hari dimasa itu selalu terputar jelas dikepala ku, semua tentangnya begitu menyenangkan.
Tidak pernah sedikit pun terpikir untuk berhenti menyukai sosoknya. Perpisahan kala itu membuat kita tidak bertemu sekitar 2 tahun lebih.
KAMU SEDANG MEMBACA
From My Youth (Sudah Terbit )
Teen FictionDia adalah luka dan kebahagiaan bagi ku. Perasaan yang tetap membisu hingga detik ini. Sebuah akhir tidak pernah bisa diprediksi akan berujung seperti apa. Ketika sudah berhasil mendapatkannya pun belum tentu bisa bahagia bersama. Rangkaian perist...