Chapter 15 | Satu Sama

13 4 0
                                    

happy Reading Y'all 💗

Warning 💓 part hari ini akan dipenuhi kebucinan yang tiada tara 💐

-------------------------

Tepat malam ini reaksi Bella hanya mematung, nampaknya ia belum bisa mencerna dengan baik hal apa yang sedang menimpanya.

"Hei kenapa diem aja?," Daniel mencoba menyadarkan gadis didepannya.

Masih dengan posisinya tanpa ada satu kalimat pun keluar dari mulutnya.

"Bell kamu sakit?," tanya Daniel. 

Dengan sigapnya Iel menarik Bella untuk segera turun dan membiarkan gadis itu untuk beristirahat di kamarnya.

Sesampainya di kamar pun ia masih diam tak percaya dengan hal yang didengarnya beberapa saat lalu.

"Bel? are you okay?," tanya Indah khawatir.

"Gak baik," jawabnya.

Mungkin terkesan berlebihan di mata orang lain tapi untuk mendengarkan hal semacam ini saja sampai membutuhkan waktu beberapa tahun.

“Gimana kalau yang tadi itu cuma salah denger, gak gue gak boleh cerita dulu kalau salah kan malu.” Gumamnya larut dalam pikiran.

Disaat perasaan mu terbalaskan nyatanya respon tubuh belum mengerti harus berbuat apa.

Saat tiba makan malam semua siswa berkumpul di lobi untuk masuk ke restoran hotel. 

Kelihatannya tempat ini adalah salah satu hotel terbaik, bisa dibayangkan betapa melimpahnya harta keluarga Daniel. 

Bella memilih duduk diantara Eva dan Indah, di meja tersebut juga berisikan beberapa orang dari kelas yang lain.

Di saat Bella hendak menepis pikirannya tentang Daniel.

Eh pria itu malah muncul dihadapannya. 

Ia sempat heboh berbincang dengan kedua sahabatnya ditambah lagi dengan kekocakan Azka sudah pasti tambah ramai. Namun ketika Daniel tiba dirinya menjadi terpaku pada handphone.

“Ahhh gugup banget gue.” Gumamnya dalam hati.

Gerak-geriknya menandakan kalau ia sedang salah tingkah entah itu menatap layar ponsel, ngobrol dengan teman atau hanya diam. 

Satu notifikasi masuk melalui ponselnya.

Message : Daniel ;
Gimana keadaannya?

Hanya dengan  membaca notifikasi saja sudah membuat Bella tercangang.

  Tidak berniat untuk membalas, orangnya saja ada didepan mata.

Ia hanya mengacungkan jempol tanda kalau dirinya baik-baik saja. Selasai acara makan, tersenyum kikuk di depan Daniel.

Ia benar-benar sudah tidak tahu lagi harus bertingkah seperti apa, rasanya serba salah.

Jika dilihat dari sisi lain, Daniel merasa kalau Bella tidak nyaman.

Apa mungkin tidak nyaman karenanya?.

From My Youth (Sudah Terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang