02

687 69 5
                                    

Suara sirine mobil berkeliaran di perkotaan, jeritan para warga membuat kepalaku terasa pening.

Aku berjalan dengan kaki yang gemetar, aku juga merasa begitu mual. Aku tidak ingat bagaimana semua itu terjadi tapi paman dan polisi yang tadi mengepungku telah tewas dengan tubuh yang hancur.

Saat aku berlari untuk meminta pertolongan, aku meraih tangan seorang wanita. Namun saat aku berhasil memegangnya, ia justru menjerit kesakitan dan perlahan matanya menjadi putih. Wanita itu pun jatuh tergeletak ke tanah, apa yang terjadi padanya?

Semua orang berada disana ada yang menjauh dariku, tapi ada juga yang berusaha mendekatiku. Saat mereka berhasil menggapaiku, namun nahasnya mereka bernasib sama seperti mereka yang sudah tewas.

Tubuhku semakin gemetar dan kepalaku terasa berputar. Mereka pun berlari menjauhiku, ada yang sampai tersandung dan jatuh.

Aku mencoba mengejar mereka berharap sekali lagi mereka mau mencoba menolongku, tapi siapapun yang ku sentuh semua tewas seketika.

Nafasku menjadi sesak rasanya seperti tercekik, aku yang tak mampu berdiri lantas terduduk di jalan beraspal dengan di kelilingi mobil polisi dan ambulance.

Mereka menodongkan pistol padaku, aku sungguh tak sanggup lagi. Perlahan mataku tertutup dan hanya kegelapan yang aku bisa kulihat.

*
*
*
*

Aku membuka mataku yang terasa berat, cahaya lampun teramat sangat silau. Bola mataku melihat sekeliling, ternyata aku berada di dalam ruangan isolasi yang di penuhi warna putih.

Ada sebuah kaca besar yang memperlihatkan orang-orang berseragam dan seorang berbadan tegap dan tinggi dengan rambut kuning.

Samar-samar aku mendengar perbincangan mereka "makhluk berbahaya" itulah yang terdengar, apakah yang mereka maksud adalah aku?

Beberapa hari pub telah berlalu, aku masih berada di ruang isolasi itu dengan tangan yang tersegel oleh besi yang amat keras dsn tebal.

Mereka yang datang mengambil sample darahku selalu memakai APD untuk berjaga-jaga. Ada waktu dimana mereka juga mengajariku cara membaca dan menulis, menjelaskan segala hal tentang dunia yang belum aku ketahui ini.

Hal yang menjadi dasar utama dunia ini adalah sebuah kekuatan super yang dimiliku oleh manusia, mereka menyebutnya Quirk.

Kebanyakan orang pasti memiliki Quirk namun ada sedikit orang yang justru tidak memiliki Quirk. Itulah yang membuat sebuah kesenjangan sosial di dunia ini.

Karena dengan memiliki sebuah Quirk, kita bisa melakukan pekerjaan yang kita mau, bahkan menjadi seorang pahlawan sekaligus.

Namun aku tidak ingat apapun dan tidak tahu siapa jati diriku. Mereka selalu mengajariku dan terus memberiku semangat untuk tetap hidup dan memiliki mimpi, memangnya hidup itu seperti apa? Aku hidup untuk selalu dibuang. Tak ada secercah masa depan yang bisa kulihat.

Jika hidupku punya arti harusnya orang yang melahirkanku tidak akan meninggalkanku kan?

*
*
*
*
-10 Tahun Kemudian-

Pintu isolasi terbuka untukku, aku berjalan keluar dengan di sambut orang tinggi tegap berambut kuning itu disertai senyum lebarnya.

Tapi kelihatannya dia lebih pucat dari pertama kali aku melihatnya dalam ingatan samarku. Dia memperkenalkan diri sebagai All Might. "Apa alasanmu hidup wahai anak muda? Apakah kamu belum mendapat jawabannya? Datanglah ke Yuuei kami akan menyambut kehadiranmu" ucapnya

"Kau yakin? Aku sudah membunuh orang banyak. Ku dengar Yuuei adalah SMA pelatihan untuk menjadi pahlawan. Pahlawan itu tidak ada, aku tidak bisa jadi pahlawan dengan riwayat hidupku yang sudah membunuh banyak orang"

"Tidak apa-apa! Karena apa? Karena aku sudah ada disini! Semua orang punya masa lalu dan semua orang punya masa depan. Berikan kesempatan sekali lagi untuk dirimu sendiri, bagaimana masa depan akan terbentuk itu tergantung pilihanmu" setelah mengatakannya ia tertawa keras dengan penuh percaya diri.

Menurutku itu adalah kata motivasi yang terlalu bagus untukku. Lagi pula hidupku tak begitu berarti, sampai umurku saat ini bahkan aku tak bisa melupakan bagaimana ekspresi ketakutan mereka yang telah kubunuh. Apakah mereka membenciku di alam baka sana? Harusnya memang begitu kan.

Para orang-orang berjas itu mengatakan kalau aku perlu identitas agar bisa tinggal berdampingan dengan masyarakat.
Yah, selama ini mereka menyebutku objek 01. Dan sekarang aku harus menjadi sosok manusia seperti yang lain? Ketika mereka sibuk memikirkan nama apa yang harus ku pakai. Mulutku bergerak sendirinya menyerukan nama "Yura" dengan wajah datar.

All Might langsung menyetujui nama tersebut, ia berharap nama itu mendorongku menuju masa depanku. Persetan dengan masa depan, aku muak sekali membahasnya.

Tak perlu waktu lama karena akses untuk mendapat identitas di permudah oleh pemerintahan.

Sudah 10 tahun berlalu, mereka merasa bahwa tak akan ada yang mengingat wajahku sehingga mereka memberiku rumah sederhana yang akan ku tinggali sendiri.

Beginilah hidupku saat ini. Setelah mereka mengantarku ke rumah yang akan kutinggali, mereka memberiku beberapa buku yang perlu aku pelajari agar bisa masuk ke Yuuei.

Aku menerimanya dengan pasrah. Aku berkeliling melihat seisi rumah, ternyata mereka menyediakan semuanya agar aku bisa merasa nyaman.

Aku mengecek isi amplop coklat yang juga mereka berikan, isinya adalah kartu identitas, kartu-kartu transportasi, kartu ATM, dan juga ponsel.

Aku memandangi kartu identitasku yang hanya tertera nama Yura tanpa marga, sekilas aku teringat tentang anak laki-laki itu. Tapi seberapa keras aku mencoba, hanya senyumnya yang aku ingat.

Aku pun mulai mempelajari buku-buku itu, mereka bilang ujian masuknya akan dimulai tahun depan.

Kurasa itu waktu yang terlalu lama, aku bisa mempelajari semua ini dengan waktu singkat. Lalu akan ada tes praktik, tak banyak yang mereka katakan padaku. Tapi aku ingat siksaan yang aku rasakan saat aku di isolasi.

Mereka bilang saat ini tersisa 1 Quirk yang bisa aku gunakan, apakah maksudnya aku punya banyak Quirk lalu mereka menyedotnya keluar? Aku mencoba mengulurkan tanganku dan merasakan kekuatan yang mengalir.

Dari tanganku tersembur cairan lengket seperti jaring laba-laba, aku ingat Quirk yang berada di tubuhku ini adalah milik paman jahat itu. Kenapa harus miliknya? Aku muak sekali!

*
*
*
*
1 Tahun Kemudian

Aku mempersiapkan apapun yang perlu kubawa untuk ujian tertulis, mereka juga mengirimkan seragam sekolah agar tidak ada yang mencurigaiku.

Setelah itu aku pun keluar dan mengunci pintu rumah, aku berjalan sembari menggendong tas punggungku. Aku sudah belajar cara menaiki bis dan kereta, kareta seminggu sekali aku menyempatkan diri untuk keluar dan berbaur.

Sesampainya di tempat ujian, aku terus menyembunyikan tanganku ke dalam saku jas sekolahku.

Tempatnya sudah ramai oleh anak-anak seumuranku. Aku merasa ini akan mudah untuk aku lalui.

Setelah selesai, aku tak akan pergi kemanapun dan ingin langsung pulang. Aku hanya perlu menunggu pengumuman ujian tertulisnya meski aku sudah tahu bagaimana hasilnya.

Bersambung.

Halo para pembaca, salam kenal ya. Ini pertama kalinya aku menulis dengan sudut pandang yang berbeda dari biasanya. Aku masih kurang percaya diri dengan gaya menulis ini. Tapi aku akan berusaha untuk memuaskan para penggemar Boku No Hero Academia! PLUS UTRA!!

Todoroki Shoto MY HEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang