Latihan di hari pertama sangat membuat kita kelelahan, baik secara fisik maupun pikiran. Uraraka berjalan bersamaku untuk segera menggapai sofa di ruang televisi. Tubuh kami pun langsung jatuh pada sofa empuk itu, helaan nafas lega kami terdengar sangat keras.
Aku melihat Todoroki yang masih terus menatap serius tangan pada sisi kirinya, dia memang belum terbiasa untuk menggunakannya terlebih rasa kesal terhadap ayahnya yang belum sembuh sepenuhnya.
Terkadang aku sering teringat dimana saat aku hampir lepas kendali di Festival Olahraga, perkataan Endeavor membuatku sedikit menarik kesimpulan kalau ia tak ingin aku dekat-dekat dengan anak tersayangnya itu.
Hatiku penuh dengan rasa bimbang yang berat, aku ingin menerima perasaan Todoroki namun juga takut jika hubungan kita tidak akan berjalan dengan baik.
Terlebih Endeavor yang pastinya tahu kalau aku adalah target incaran para Aliansi Penjahat, hal itu akan membuat Todoroki tertarik dalam bahaya bersamaku.
Mungkin lebih baik aku dan Todoroki tetap begini saja, membayangkan bagaimana Todoroki akan terluka karena melindungiku membuatku sesak di dada.
*
*
*
*Malam hari ketika semua sedang melakukan kegiatan masing-masing, aku melihat sorot mata Uraraka yang memperhatikan Midoriya yang tengah berlatih di luar.
Sorot mata yang begitu kagum dan juga sedih. Apakah Uraraka sedang jatuh cinta dengan Midoriya?
Mengesampingkan hal itu, aku begitu iseng memperhatikan semua orang. Hingga aku menyadari bahwa Todoroki dan Bakugou tak ada di tempat.
Aku mendekat ke kumpulan anak laki-laki tuk menanyakan keberadaan Todoroki, pertanyaanku disahut oleh Soji yang mengatakan kalau Todoroki dan Bakugou sedang pergi membeli minuman.
Firasatku tak begitu bagus mengingat bahwa mereka tak pernah akur sebelumnya, pintu asrama terbuka suara Midoriya yang khawatir membuat kami menoleh pada Todoroki dan Bakugou yang sudah babak belur.
"Kaachan! Todoroki! Kalian kenapa bisa terluka? Apa terjadi sesuatu" tanya Midoriya yang berjalan di belakang mereka.
"Ckh, diam Deku" ucap Bakugou yang mengusap pipinya yang terluka.
Aku lantas menghampiri Todoroki "Apa yang terjadi?" Tanyaku padanya.
"Hm.... Kami hanya terjatuh" jawabnya dengan wajah datar nan dingin, tangannya meraih kepalaku dan mengusapnya berharap aku berhenti khawatir padanya.
Aku tahu dia bohong padaku, melihatnya melangkahkan kakinya menuju kamarnya membuatku kesal. Bakugou terlihat di bully oleh kawan-kawannya, ku pikir dia akan katakan sejujurnya padaku. Maka dengan keberanianku aku menghampiri Bakugou.
Bakugou langsung berpaling dariku ketika melihatku sudah ada di hadapannya.
"Ckh" decaknya
"Jadi kenapa?"
"BUKAN URUSANMU CEWEK BODOH! MEREPOTKAN SEKALI!"
Bakugou langsung pergi meninggalkan kami yang ada diruang tengah. Kaminari dan Asui mendekatiku tuk memberi semangat. Aku tak paham kenapa mereka berkata begitu.
Mineta pun berkata terus terang tentang diriku yang tak paham situasi ini, mereka bertengkar karena diriku itulah yang coba di jelaskan Mineta padaku.
Aku pun langsung berjongkok menutup seluruh kepalaku dengan kedua tanganku. "Gara-gara aku ya" ucapku.
Mungkin ada baiknya jika aku menjaga jarak dari mereka, aku tak ingin kelas ini terbecah belah hanya karena keberadaan diriku.
*
*
*
*
KAMU SEDANG MEMBACA
Todoroki Shoto MY HERO
FanfictionTodoroki Shoto, dia yang sudah menyelamatkanku dari kegelapan. Dia juga yang pertama kali mengulurkan tangannya untukku. Memberiku harapan dan alasan untuk tetap hidup. Todoroki Shoto adalah Pahlawanku, MY HERO. Karakter Boku No Hero Academia ©Kohei...