Bonus : Ayah dan Anak

339 29 2
                                    

Suatu hari yang senggang di asrama, Yura dan Shouto tengah duduk berdua di bangku yang ada di depan Asrama sembari memamdang langit.

Yura memperhatikan wajah Shouto yang begitu kalem, pacarnya itu memang orang yang bersikap tenang dan keren. Ia bahkan jarang melihat pacarnya tersenyum pada orang lain selain dirinya.

Keingin tahuan Yura menariknya untuk meminta sesuatu pada Shouto, jelas Shouto pasti akan melakukan apa pun yang diinginkan pacarnya itu.

Ternyata Yura sangat penasaran kalau Shouto bersikap seperti ayahnya, Shouto langsung tersentak kaget seakan menolak untuk meniru ayahnya.

Tapi wajah penasaran pacarnya itu membuat hatinya sedikit luluh meski rasanya berat bagi dirinya.

"Shouto, coba kau tirukan ayahmu saat berteriak memanggil namamu" ucap Yura

"Aku... Tidak yakin akan mirip"

Shouto memberi jeda pada dirinya guna mempersiapkan mental. Sesekali ia melihat sekeliling untuk memastikan bahwa hanya ada mereka berdua. Shouto mulai mengambil nafas.

Dengan api yang keluar dari sisi kirinya ia mulai berteriak lantang seperti Endeavor "SHOUTOOOOOOO!!!!"

Yura tertawa terbahak-bahak karena melihat betapa miripnya Shouto meniru ayahnya itu.

Gelak tawa Yura membuat Shouto langsung memadamkan apinya dan menutup wajahnya yang sudah merah malu. Tapi dia cukup senang karena bisa membuat pacarnya tertawa lepas.

Tak lama, ponsel Shouto berdering. Sebuah panggilan suara dari Endeavor membuat suasana jadi senyap.

Yura menghentikan tawanya dan Shouto jelas mengangkat panggilan itu dengan rasa malas.

"SHOUTOOOOOOOOO!!" Teriak Endeavor dari telepon membuat Shouto harus sedikit menjauhkan ponselnya dari daun telinganya.

Yura berusaha sekeras mungkin untuk menahan tawanya.

"AKU MELIHATNYA SHOUTO! KAU SANGAT MIRIP DENGANKU! AKHIRNYA KAU MENGAKUIKU!" lanjut Endeavor.

Penasaran dengan apa yang di maksud ayahnya, Shouto langsung melihat ke atas langit yang cerah.

Benar saja Endeavor sedang terbang di langit tepat diatas mereka.

Sebuah kebetulan yang menyebalkan bagi Shouto dan Yura tidak menyangka bahwa Endeavor kebetulan juga melintas di tempat mereka.

Endeavor yang sangat senang itu meminta untuk Shouto dan Yura menemui mereka nanti malam di tempat makan yang ia sebutkan.

Ketika Shouto hendak menolak, Yura langsung meraih ponsel Shouto dan mengatakan bahwa ia akan memaksa Shouto ikut makan malam bersama.

Mungkin ini bisa sedikit memberi kesempatan bagi Yura menyatukan ayah dan anak ini agar lebih dekat satu sama lain.

Akhirnya di jam yang sudah di janjikan, aku dan Shouto datang ke restoran jepang klasik. Benar-benar identik sekali dengan keluarga Todoroki.

Pelayan itu mengarahkan kami ke meja tempat Endeavor duduk menunggu mereka berdua.

Yura duduk di antara ayah dan anak yang duduk berhadapan itu. Mereka pun menyantap makanan yang di hidangkan, tak ada perbincangan dan suasana terasa canggung.

Yura mencoba untuk mencairkan suasana.

"Tuan Endeavor, apakah anda pernah tersenyum santai seperti Shouto?"

"Yura, kenapa kau bertanya yang aneh-aneh hari ini" ucap Shouto yang berusaha membuat Yura menarik ucapannya itu.

Namun Endeavor mencegah Shouto dan menanggapi pertanyaa Yura.

Ia ingin membalas Yura yang sudah membuat Shouto sedikit mirip dengannya tadi. Maka dengan wibawa yang ia punya, ia mencoba menenangkan diri sembari melihat sekitar. Lalu saat dirasa sudah aman, ia pun mengambil nafas dan mulai tersenyum santai seperti Shouto.

Sebuah kilauan terang terpancar padanya, membuat Shouto dan Yura terpaku. Mereka seakan sedang melihat orang lain, ini bukan Endeavor yang biasanya.

Tak lama Endeavor kembali pada dirinya yang sebelumnya yang berwajah tegas.

Yura sedikit tertawa melihat Endeavor.

"Maaf jika saya sudah lancang, tapi saya rasa Kalian punya kemiripan sebagai seorang Ayah dan Anak"

Mendengar perkataan polos Yura membuat Endeavor dan Shouto malah malu dan canggung.

Shouto meletakkan sumpit makannya yang menandakan bahwa ia sudah usai makan, lalu ia mengajak Yura untuk kembali ke asrama.

Endeavor sedikit sedih karena baru sebentar ia makan bersama dengan Shouto, tapi dia juga tak bisa memaksa kehendak anaknya itu.

Sebelum pergi Shouto dengan lirih berterima kasih pada Endeavor untuk waktu yang ia berikan malam ini "Seandainya dari dulu kau seperti ini, ayah" lanjut Shouto sambil menggandebg Yura untuk segera pergi meninggalkan restoran.

Endeavor terdiam memikirkan waktu yang ia nikmati malam ini, rasanya suasana begitu berbeda saat Yura mencoba mencairkan suasana panas di antara mereka. Baginya malam ini begitu mengharukan baginya.

Disisi lain Shoutl terus menggandeng tangan pacarnya itu, Yura merasa tidak enak karena tadi sudah bersikap lancang.

"Aku hanya ingin mencairkan hubungan kalian, maafkan aku Shouto"

"Tidak, lebih tepatnya aku harusnya berterima kasih karena jika tidak ada kamu mungkin kami hanya di selimuti suasana canggung"

"Kalau begitu coba kau tirukan Endeavor lagi"

"Tidak"

"Ayolah.... Katakan 'Shoutooooo!' seperti tadi"

"Tidak akan lagi"

"Ckh"

"Kau sedang meniru Bakugou, Yura"

Fin

Todoroki Shoto MY HEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang