Jauh-jauh hari Endeavor dan timnya tanpa sepengetahuan oleh Shouto selalu menyampaikan perkembangan pencarian Yura kepada sekolah Yuuei. Dengan bantuan Hawks juga semua pencarian semakin terasa mudah.
Di ketahui bahwa Yura memulai tindak kejahatan kecil dengan mengincar pahlawan atau warga di tempat sepi, sehingga aksinya selalu sulit ditangkap.
Maka dari itu, insting Endeavor yang kuat mengatakan bahwa Yura akan menyerang kota secara besar-besaran. Maka dari itu, ia meminta kelas 1A untuk membantu melawan Yura jika keadaan tidak bisa di kendalikan lagi.
Dengan persetujuan pihak sekolah, maka 24 jam penuh selalu menunggu kode dari Endeavor.
Pak Aizawa tentu tidak luput untuk memberitahukan pada mereka di asrama, mengingat bahwa mereka lah yang memang mengenal bagaimana Yura. Dengan segenap hati, mereka akan langsung datang membantu Midoriya, Todoroki dan Bakugou.
*
*
*
*Semua kelas 1A telah berkumpul untuk menyadarkan Yura. Tentu saja mereka kaget dengan Mata Yura yang begitu kosong seperti boneka.
Yaoyorozu menangkap kemungkinan kalau Yura sudah di cuci otak sampai membuatnya bingung mana yang benar dan salah.
Ketika Yura melihat semua murid kelas 1A berkumpul, kepalanya terasa sakit hingga membuatnya meneteskan air mata tanpa disadarinya. Disitulah Yaoyorozo menemukan kesimpulan lain.
"Yura adalah kelemahan kita begitupun dengan kelemahan Yura adalah kita" ucap Yaoyorozu.
"Apa maksudmu, aku tak mengerti Momo" jawab Uraraka.
"DASAR BODOH! BEGINI MAKSUDNYA!" Bakugou Kembali menyerang Yura secara membabi buta sampai es yang tadi di buat Yura untuk berlindung langsung hancur.
"OI CEWEK PEMALU! SUDAH KU BILANG KALAU KAU HARUS TEGAS BODOH!" teriak Bakugou sambil menyerang Yura meski tak kena sasaran.
Yura langsung bergerak sambil melepas Quirk Milik Shouto, lalu ia menerjang Uraraka dan menyentuhnya kemudian meniru Quirknya.
Ia langsung menyentuh Kaminari membuat gaya gravitasi Kaminari berat dan membuatnya terjatuh ke tanah. Bergantian Yura meniru Quirk Kaminari dan langsung menyerang Asui dan Mineta dengan Listrik.
Todoroki langsung maju menyerang dengan apinya ke arah Yura "YURA! NAMA ITU AKU YANG MEMBERIKANNYA PADAMU, INGATLAH!" teriak Todoroki.
Pergerakan Yura seketika terhenti beberapa detik hingga membuatnya hampir tak sempat menghindar.
Ashido dengan nekat langsung menyerang Yura dengan cairannya, Yura yang menyadari serangan tersebut langsung mengindar.
"YURA! SADARLAH! INGATKAN KALAU AKU PERNAH MELIHATMU DAN TODOROKI KELUAR DARI RUMAHMU DI PAGI HARI" ucap Ashido.
Para siswa laki-laki yang tak tahu gosip itu langsung memasang wajah kaget, terutama Bakugou yang langsung kesal dengan Todoroki.
"Dari tadi Kalian membicarakan tentang apa? Bikin muak saja" ucap Yura sembari melesat menyerang Ashido namun gerakkanya mampu di tahan oleh Midoriya dengan skill jaring hitam yang baru ia kuasai.
"Yura!!! ERI.... ERI MENUNGGUMU UNTUK MELATIHNYA LAGI. DIA MENANGIS! KUMOHON KEMBALILAH!" ucap Midoriya.
"BERISIK!!!!" Yura yang sudah semakin sakit kepala langsung mengelurakan slime hitam dari tubuhnya "KU MAKAN KALIAN SEMUA!!"
Keadaan semakin memburuk, Jiro kemudian maju menyerang dengan Quirknya yang membuat telinga Yura kesakitan.
"FESTIVAL YUEEI, SAAT ITU KITA BERNYANYI BERSAMA! LAGU YANG KITA BUAT BERSAMA! APA KAU INGIN MENDENGARNYA LAGI YURA?!" teriak Jiro sampai air matanya berlinang.
Samar-samar, ingatan tentang lagu itu terngiang-ngiang di kepalanya. Slime itu berhenti keluar dari tubuh Yura.
Uraraka tergerak hatinya untuk ikut menyerukan isi hatinya, mengingat bahwa Yura lebih sering bersama Uraraka.
"Yura! Kau yang pertama kali mendengarkan isi hatiku tentang seseorang! Bukankah kita pernah merasakan hal yang sama!"
Suara-suara hati mereka membuat Yura tanpa sadar menangis, tapi kepalanya seakan mau pecah karena tak kuat mendengar berbagai macam suara yang masuk dalam ingatannya.
Slime Yura mulai mengamuk seperti cambuk yang siap menyerang siapa saja, semua kelas A berusaha sekuat mungkin untuk menghindar.
Sedangkan Todoroki Shouto justru bertindak nekat dengan berusaha mendekati Yura. Dari belakang yang teman sekalas yang memiliki serangan jarak jauh berusaha membantu Todoroki agar bisa mencapai Yura.
Ia merentangkan tangannya dan berhasil memeluk tubuh Yura. Amukan slime itu pun berhenti, tepat saat itu salju turun dengan lembutnya.
Kehangatan yang di rasakan Yura membawanya jauh ke masa lalu yang tenggelam dalam kegelapan.
*
*
*
*[POV YURA]
Kenapa dia memelukku? Tuan Dabi menyuruhku untuk membunuhnya terlebih dahulu. Tapi pelukkannya terlalu hangat membuat aku tak mampu menggerakan tubuhku.
Kenapa salju juga turun? Apa yang terjadi. Rasa hangat ini membawaku ke taman yang tak tahu dimana.
Di depanku, ada gadis kecil duduk meringkuk di dalam pipa beton? Apa itu aku?
Tak lama aku melihat anak kecil yang mirip dengan orang yang sedang memelukku sekarang.
Anak itu memberiku nama dan juga menghangatkan tanganku. Apa ini hanya ilusi?
Ingatanku kembali di tarik di mana aku berada di ruang kelas sekarang. Lagi-lagi dia selalu menggenggam tanganku, dan aku murid dari Yuuei?
Ingatan itu perlahan-perlahan berputar membuatku semakin pusing, hingga berhenti pada ingatan dimana aku sedang berlatih dengan seorang anak perempuan bertanduk kecil. Bahkan aku sampai membuat janji dengannya.
"AKU INGIN MENJADI PAHLAWAN!"
Aku mendengar suara teriakanku sendiri yang menyerukan hal bodoh itu. Setelah itu, aku berdiri di ruang yang gelap. Aku melihat sosok diriku yang lain, dia melihatku tajam dan berjalan mendekatiku.
"Aku ingin menjadi pahlawan, aku harus kembali, kegelapan bukan tempatku!" Ucapnya dengan sorot mata penuh keyakinan.
Aku ingat sekarang, dia adalah Yura dan aku adalah kegelapan hati Yura yang dipaksa keluar oleh Tuan Dabi. Aku melihat potongan memori Yura di belakangnya, selama ini dia berusaha menjaganya di sini.
*
*
*
*[POV TODOROKI SHOUTO]
"Tolong.... Aku...."
Aku mendengar suara lirih Yura. Aku tak berhenti memeluknya dan mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja.
Tiba-tiba Api biru yang besar datang menyerang kami, aku yang cepat menyadari langsung membentengi diriku dengan Es yang tinggi dan besar sambil terus memeluk Yura.
Api biru itu tentu berasal dari Dabi, ia berjalan ke arah kami.
Bakugou, Midoriya, dan Kirishima maju untuk melindungiku. Dinding esku berhasil di lelehkan oleh api biru Dabi yang panasnya melebihi api miliknya dan Endevour.
"Kembalikan bonekaku, Todoroki Shouto" ucap Dabi sambil menyerang dengan api birunya.
Namun ternyata ayah bodohku itu malah menghalau serangan itu dan memutuskan berhadapan satu lawan satu dengan Dabi.
"Kembalikan bonekaku maka aku akan berhenti menyerang kalian" ucap Dabi.
"Coba saja kalau bisa!" Jawab ayah tua itu sembari membarakan api di sekujur tubuhnya.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Todoroki Shoto MY HERO
FanfictionTodoroki Shoto, dia yang sudah menyelamatkanku dari kegelapan. Dia juga yang pertama kali mengulurkan tangannya untukku. Memberiku harapan dan alasan untuk tetap hidup. Todoroki Shoto adalah Pahlawanku, MY HERO. Karakter Boku No Hero Academia ©Kohei...