04

533 55 5
                                    

Sekolah SMA Yuuei, tempat dimana mereka yang bermimpi untuk menjadi pahlawan belajar dan melakukan pelatihan kepahlawanan.

Karena sekolah ini sangat terkenal membuat banyak murid yang tertarik untuk masuk ke sekolah tersebut, mereka yang lulus di ujian tertulis dan praktek telah di bagi ke dalam beberapa kelas.

Dan sebagai salah satu murid yang lulus aku ditempatkan di kelas 1A, aku hanya berharap tak akan membuat kesalahan lagi sama seperti yang aku lakukan dulunya.

Aku berjalan menuju ruang kelasku sembari memainkan jari telunjukku tuk hilangkan rasa gugup ini. Aku berdiri tepat di depan pintu besar yang tertulis 1A dari atas sampai bawah.

Di dalam kelas terdengar sangat ramai, aku pun membuka pintu kelas membuat mereka yang sedang berbincang riuh terdiam melihatku.

Tunggu! Situasi apa ini, aku membenamkan kepalaku karena tak kuat melihat mata mereka.

Tak lama, seorang siswi manis dengan rambut pendek berwarna coklat mendekatiku lalu memperkenalkan dirinya "Salam kenal, namaku Ochako Uraraka. Kamu juga murid kelas 1A kan?" Ucapnya sambil menyodorkan tangannya padaku mengajak berjabat tangan.

Tapi aku tak menerima jabatan tangannya dan lebih memilih menarik tanganku kemudian memasukkan ke dalam saku seragamku.

Aku diam tak berkata apapun, aku melaluinya dan mencari tempat duduk yang kosong. Dengan diriku yang terus menduduk membuat terlihat aneh. Aku duduk dan menyembunyikan wajahku dengan kedua tanganku yang terus bergetar.

Tak lama, seorang guru yang memperkenalkan dirinya dengan nama Aizawa sensei masuk ke kalas kami.

Penampilannya sangat lusuh dan tak bersemangat. Dia menyuruh kami untuk memakai seragam Olahraga dan meminta kami turun ke lapangan.

Ternyata kami harus melakukan tes fisik, kami dibolehkan untuk menggunakan Quirk kami.

Seorang anak berambut seperti landak dan terus berkata kasar terlihat sangat mencolok dengan Quirk miliknya.

Setelah diriku berhasil melewati tes fisiknya sampai dimana tes terakhir tiba, kita diminta melempar bola sejauh mungkin. Namaku pun akhirnya di panggil oleh Aizawa sensei, teman kelasku bertanya-tanya tentang Quirk yang aku punya.

Aku mulai memainkan bolanya sebelum ku tembakkan dengan Quirk milik paman jahat itu. "Berikan kekuatan maksimalmu, Yura". Aku membuang nafas lalu menembakkan jaringku untuk menerbangkan bola itu sejauh mungkin. Syukurlah aku berhasil mendapat nilai yang cukup.

*Bruuuk

Aku terduduk ketanah, kepalaku terasa amat sakit. Seakan-akan ada yang meronta keluar dari tubuhku. Aizawa sensei dengan cepat mengaktifkan Quirknya untuk menghapus bakatku. Aku pun langsung jatuh pingsan karena seketika aku kehilangan tenagaku.

Samar-samar aku mendengar teman sekalasku yang khawatir dan berlari menghampiriku tapi aku cukup jelas mendengar kalau Aizawa Sensei bilang untuk tidak menyentuhku. Perlahan kesadaranku pun menghilang.

*
*
*
*

Aku terbangun dengan tersentak, nafasku menjadi tak karuan. Aku melihat ruangan tempat aku berada, tak lama seorang seorang nenek datang padaku.

Aku memberi penghalang dengan tanganku agar ia tak menyentuhku "Tolong, jangan sentuh aku" ucapku dengan gemetar.

"Kamu sudah tidak apa-apa, aku adalah Recovery Girl. Saat ini Quirk-mu tidak aktif, bahkan hampir tidak ada. Tapi, cobalah beristirahat setelah ini" ucapnya sambil memberi sebuah permen untukku.

Todoroki Shoto MY HEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang