35

221 24 0
                                    

Banyak yang sudah terjadi setelah kejadian hari itu. Aku bisa kembali berkumpul dengan kelas 1A, mengikuti ujian susulan surat ijin pahlawan sementara, dan menikmati waktu senggang bersama Shouto kala ia libur dari magang di tempat ayahnya.

Bicara mengenai kegiatan magang, Tuan Endeavor telah mengusulkan diriku bergabung bersama dengannya. Sekaligus mengajari bagaimana menjadi pahlawan yang hebat.

Sebelum aku memulai kegiatan magang, aku sering menyempatkan diri menemui Eri. Aku sangat merasa bersalah karena melanggar janji yang sudah aku buat dengannya. Saat kembali menemui gadis kecil itu, ia menyambut diriku dengan senyum yang sangat menenangkan hati.

Begitu juga aku yang langsung memeluk Eri sembari meminta maaf padanya berulang kali, mungkin saat itu dia akan bosan mendengarkannya. Setelah usai melepas rindu aku pun kembali melatih dirinya.

Hingga tiba akhirnya aku mulai magang, hari ini aku berangkat sendirian menuju kantor Endeavor. Dengan membawa tas dan kostum pahlawan yang sudah lama tak aku pakai, akhirnya aku sampai di depan kantor yang amat besar itu.

Aku mengatur nafasku sebelum aku masuk ke sana, beberapa warga yang lalu lalang tentu melihat ke arahku. Meski samar mereka bergunjing tentang tragedi kejahatanku tapi ada juga yang memberi harapan untuk masa depanku yang bisa jadi lebih cerah dari sebelumnya.

Selangkah aku mulai berjalan tiba-tiba Endeavor datang dengan cepat menyambutku, kurasa dia usai menyelesaikan kasus di jalanan. Ku lihat di belakangnya yaitu Shouto, Bakugou, dan Midoriya yang sedikit terlambat mengejar kecepatan Endeavor. Mereka begitu terengah-engah, aku jadi sedikit takut.

Dia lantas menyuruhku untuk segera berganti kostum dengan cepat, tentu saja aku tak mau menunda perintah itu dan bergegas berganti kostum.

Aku tertinggal paling belakang meski aku memakai mode Valkyrie sekalipun sedangkan Shouto, Bakugou, dan Midoriya hampir bisa beradaptasi dengan kecepatan Endeavor.

Terkadang wujud Valkyrie ini tidak bisa bertahan lama sehingga aku harus berusaha keras mempertahankan wujud ini, sesekali Shouto menoleh ke belakang memastikan diriku tak tertinggal jauh dari mereka.

Insting kuat Endeavor tidak bisa di ragukan, dengan sekejab ia menahan mobil seorang penjahat yang ugal-ugalan di jalan. Kami terhenti mengambil nafas sebelum kembali bergerak. Bakugou sangat kesal karena masih terlalu lambat, bahkan di cuaca yang dingin keringatnya tak banyak keluar.

Midoriya juga masih belum terbiasa dengan akurasi skill barunya.

Shouto juga kesusahan mengatur suhu tubuhnya agar tetap bisa melaju cepat dengan es tanpa ada efek samping sisi kanannya membeku.

Endeavor yang usai menyelesaikan masalahnya menghampiriku memberi nasehat.

"Wujud yang kau sebut Valkrie masih bisa di tingkatkan kecepatannya. Perkuat konsentrasimu dan bernafaslah secara teratur. Tapi kau juga harus sedikit memaksakan Quirk air itu, lampaui batasanmu" ucapnya.

Belum sempat aku membalas nasehatnya, Endeavor sudah langsung melaju kembali. Dan sekali lagi aku tertinggal, hari pertama magang di tempat Endeavor sangat melelahkan.

*
*
*
*

Di kantor agensi Endeavor terdapat asrama yang bisa kita pakai untuk beristirahat. Malam hari Endeavor menyuruh kita segera tidur agar stamina kami kembali. Sayangnya Bakugou malah menolak untuk istirahat, dia sangat keras kepala.

Endeavor tak mau mendengar rengekan Bakugou dan tetap memaksa dia untuk istirahat. Midoriya pun membantu untuk menenangkan Bakugou dan membawanya ke kamar.

Tersisa aku dan Shouto di hadapan Endeavor. Shouto terlihat ragu untuk memperlakukan diriku dengan lembut karena di awasi oleh ayahnya yang tegas itu.

Aku jadi ikut gugup dan berjalan perlahan meninggalkan Shouto. Namun langkahku terhenti ketika Endeavor menanyakan sesuatu pada kami.

"Apa benar kalian berpacaran?" Tanya Endeavor.

Diantara aku dan Shouto tak ada yang mau menjawab, mata Shouto malah melihat ke arah lain sambil menggosok leher belakangnya dengan wajah yang tersipu.

"Yang menjadi masalahnya adalah aku tahu kalian berpacaran itu dari seorang musuh. Shouto! Harusnya kau bertanggung jawab sebagai seorang laki-laki!" Tegas Endeavor.

"Itu... Bukan urusanmu, orang tua" jawab Shouto yang masih tidak mau melihat wajah ayahnya.

"Apa maksudmu kau ingin menggantungkan Yura?! Atau kau merajuk karena saat itu aku tidak mengizinkanmu? Kau masih saja lari dariku!" Endeavor semakin marah.

Aku langsung merayu Shouto untuk meminta maaf karena sudah membuat Endeavor marah. Aku juga meminta maaf pada ayah Shouto itu.

"Tidak, aku yang harusnya minta maaf untuk sikap Shouto. Anak itu seperti tidak ingin membawa hubungan kalian ke langkah yang serius!"

Ucapan Endeavor terasa sulit untuk aku mengerti, di tambah Shouto yang malah semakin memerah pipinya.

Aku sendiri tidak pernah berfikir sejauh itu, menikah? Itu adalah hubungan yang sangat sakral. Aku tak mau memikirkannya lagi. Dengan segala hormat aku pamit untuk pergi ke kamarku meninggalkan Shouto dan ayahnya.

Saat mataku tak fokus melihat ke depan dan terburu-buru, tanpa aku sadari aku malah tersandung oleh kakiku sendiri. Aku sudah mengikhlaskan wajahku akan bertemu dengan lantai kramik yang ada di bawah.

Hanya saja entah bagaimana tubuhku melayang padahal tidak ada Uraraka di sini. Hingga suara serak-serak yang ku kenal itu mulai terdengar.

"JALAN PAKAI MATA TOLOL!" Ucap Bakugou yang menarik baju belakangku hingga lama-lama membuatku tercekik.

Ku akui Bakugou memang cepat tapi dia tidak bisa bersikap sedikit manis terhadap perempuan.

Aku membenarkan posisi berdiri saat ia melepas peganggannya di bajuku. Dia tak henti menggerutu di depanku, tentu aku tak lupa berterima kasih padanya namun sayangnya dia malah semakin memerahiku.

Terkadang sifat ganasnya itu sedikit membuatku tertawa, mungkin saja dia tak bermaksud seperti itu. Entah kenapa tanganku meraih rambutnya yang sedikit membuatku penasaran dengan tekstur rambut lancip itu, ternyata rambutnya lembut.

"Bakugou anak baik" ucapku sedikit usil padanya.

"Bangsat! Jangan mengotori rambutku dengan tangan menjijikkan itu! Sialan!" Jawab Bakugou sembari menyingkirkan tanganku dari rambutnya.

Menurutku hanya Bakugou yang selalu ingin ku usili, padahal awalnya aku selalu takut padanya. Entah sejak kapan....

Bersambung

Bonus Fanart Todoroki Shouto hasil karyaku 〜(꒪꒳꒪)〜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bonus Fanart Todoroki Shouto hasil karyaku 〜(꒪꒳꒪)〜

Todoroki Shoto MY HEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang