08

377 43 0
                                    

Sebenarnya 2 hari sebelum festival olahraga Yuuei, para pemerintah yang mengisolasiku dulu menjeputku untuk di bawa ke lab.

Mereka tahu dari para guru Yuuei yang berhasil menerka cara kerja Quirk ini, akhirnya mereka ingin membuktikannya sendiri.

Sampai disana, dokter lab langsung menuntun langkahku menuju sebuah ruang perawatan khusus.

Di ruang itu, terlihat seorang gadis kecil yang menderita sebuah penyakit dan hendak menuju ajalnya. Aku melihat ibunya yang menangis di dekatnya.

"Gadis kecil itu, ingin menjadi pahlawan. Tapi dia tahu saat ini impiannya harus hilang. Itulah kenapa, dia ingin Quirk-nya tetap hidup" ucap dokter lab itu.

Aku pun di persilahkan masuk, ibu anak itu melihatku. Mungkin dia tahu siapa aku. Tapi dengan air mata yang terus mengalir, ia memintaku untuk mengambulkan keinginan terakhir anaknya.

Mataku tertuju pada tubuh kecil itu yang bahkan tak membuka matanya. Rasanya hatiku sesak.

"Dulu, aku pernah ingin mati. Aku tidak tau tujuan hidupku. Aku iri dengannya yang punya mimpi meski ajal menjemputnya. Bahkan punya ibu yang terus berada di sampingnya" ucapku sambil tersenyum pada ibu itu.

"Jika dengan kamu mengambil Quirknya mimpinya menjadi nyata. Maka aku sangat memohon padamu" ibu itu membungkuk padaku.

Aku menghela nafas, ini bukan lagi meniru tapi mengambil seperti 11 tahun lalu. Aku juga akan membuatnya meninggal.

Aku takut membuatnya kesakitan, tapi melihat ibunya yang begitu ingin anaknya bahagia aku harus mencoba menahannya.

Aku memegang tangan kecil itu "izinkan aku mengambil Quirk-mu meski aku tak berjanji bisa menjadi seorang pahlawan"

Setelah itu, aku merasa ada sesuatu yang masuk ke tubuhku. Berbeda seperti saat aku meniru Quirk, ini seperti aku sedang makan dengan lahap.

Aku terus menahan sekuat tenaga agar ia tak kesakitan. Saat itu juga, alat pendeteksi detak jantung menunjukkan kalau kini dia telah tiada.

Aku melepaskan tangan kecil itu, ibunya tersenyum padaku dan berterima kasih.

"Aku harap, kelak kamu menemukan cara hidup yang layak untukmu. Berjuanglah untuk Festival Olahraga Yuuei"

Ibu itu lalu memeluk tubuhku erat, terasa hangat dan menenangkan. Mungkin inilah rasanya pelukan seorang ibu yang tak pernah lagi kuingat.

Aku hanya berharap jika Quirk milik anak ini tidak memberontak keluar dari tubuhku seperti Quirk paman jahat itu.
*
*
*
*

Pertandingan pertama adalah Halang Rintang. Gerbang di depan kami belum terbuka sepenuhnya tapi Kami sudah saling berdesak masuk untuk mencapai finish lebih dulu. Ini terlalu gila.

Aku melihat Todoroki yang berhasil berlari paling depan, dia sangat kuat dan berambisi. Bahkan melawan para robot inferno pun bukan tandingannya.

Aku tidak mau terlalu mencolok, tapi demi anak yang sudah ku ambil Quirknya setidaknya aku harus lebih serius.

Quirknya adalah Pengendalian air. Kalau dia disini pasti dia akan jadi pahlawan yang hebat.

Kini aku bisa mengeluarkan air dari kaki, tangan, dan mulutku. Aku mulai dengan mengeluarkan air dan menajamkan tenaganya agar bisa mengiris robot inferno.

Todoroki Shoto MY HEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang