6

612 38 9
                                    

Wooyoung yang siuman dari pingsannya memilih untuk tidur hingga esok hari, dan akhirnya terbangun begitu Yeosang dan Jongho baru saja keluar dari kamarnya.

Ia mendengar bahwa pasangan Raja dan Ratu itu akan segera memiliki buah hati, membuatnya merasa semakin kecil diantara circle nya yang berisikan dirinya dan 7 orang lain termasuk dosennya sendiri.

Beta San sedang keluar melakukan pekerjaannya sejak pagi buta, hal itu dimanfaatkan Wooyoung untuk duduk merenung di atas kasurnya. Menoleh sedikit memandang sarapan yang masih utuh terbungkus plastic wrap tanpa minat, Wooyoung diam entah menyusun rencana apalagi untuk bunuh diri.

"Wooyoung"

"Nuna... maafkan aku" ucapnya lirih pada Odette wolfnya,

"Kau tidak berniat untuk bunuh diri lagi kan?"

"Aku iya" Wooyoung bisa merasakan kekhawatiran Odette dari ucapannya,

"Woo, jika tidak ada yang peduli padamu tidak mungkin beta San akan sekeras itu mencari kita. Dan seperti yang kau lihat, bahkan ia berada di sampingmu setiap saat. Dia—"

"Kasihan padaku" potong Wooyoung, tautan jemarinya yang menangkup lipatan kakinya semakin erat, wajahnya semakin ia sembunyikan disana.

"Woo—"

"Mari kita lihat beberapa hari lagi, Nuna. Jika nanti ia kembali berbalik dariku maka anggapanku itu benar dan aku akan membunuh diriku saat itu juga" ucapnya final dan tak lama kemudian suara pintu yang dibuka terdengar, menampakkan seorang pria dengan jubah coklatnya datang membawa setumpuk sedang dokumen.

Wooyoung segera memposisikan dirinya kembali berbaring, menarik selimut dan memejamkan matanya. Orang itu melihatnya hanya bisa menghela nafas pelan lalu mendekatinya dan meletakkan dokumen yang ia bawa di meja yang ada di ruangan itu.

"Wooyoung, ayo sarapan. Matahari sudah tinggi dan kau belum makan apapun sejak kemarin" usapan lembut pada surainya membuat Wooyoung goyah,

"Yuk, makan dulu? Supaya aku bisa bekerja dengan tenang, kau pasti lihat sebanyak apa dokumen yang kubawa bukan?" Karna Odette juga mendorongnya untuk menuruti kemauan San, akhirnya Wooyoung membuka matanya lalu bangun bersandar pada kepala ranjang.

"Sebentar," San pergi ke kamar mandi lalu kembali dengan handuk kecil yang dibasahi air hangat,

"Aku bukan anak kecil yang harus di lap" ucap Wooyoung sinis,

"Aku tahu, tapi setidaknya setelah wajah bantalmu diusap air hangat kau bisa membedakan mana serat sayur dan mana duri ikan" Wooyoung meringis tajam mendengarnya sementara San menarik tengkuknya untuk mendekat, mengusap perlahan wajah Wooyoung agar terlihat lebih segar.

"Aku bisa makan sendiri, beta San" ucap Wooyoung ketika melihat San mengambil semangkuk bubur dengan topping ayam suwir itu lalu membuka bungkus plastiknya,

"Aaa" Wooyoung masih menatap tajam tak suka ke arah San, namun San hanya tersenyum dan kembali menyodorkan sendok berisi bubur itu di hadapan mulutnya. Mau tak mau Wooyoung menerimanya lalu merebut mangkuk dan sendok itu dari si beta.

"Aktingmu terlalu over padaku, tidak perlu sok perhatian kalau memang kau hanya kasihan. Aku tahu aku ini hanya beban, bukan omega spesial yang diistimewakan" San yang baru berbalik sebentar hendak mengambil dokumen dan pulpennya terdiam sebentar sebelum kembali menghadap Wooyoung dan bersiap untuk bekerja,

"Tolong, ini masih pagi, Wooyoung"

"Ini memang masih pagi, kenapa? Tersinggung? Kau bisa keluar dari sini dan kembali menjalani kehidupan seperti biasa, akupun akan keluar dari sini setelah makanan ini habis"

Our Royal FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang