12

514 34 4
                                    

Lama-lama Wooyoung sadar sendiri kalau tindakannya menggoda San adalah salah, kekasihnya itu senantiasa meladeni setiap godaannya namun itu adalah saat-saat sulit bagi San untuk mempertahankan prinsipnya. Ia merenung semalaman penuh ketika izin pada San untuk menggunakan kamar tamu, pun dengan menahan pre-heat yang makin menjadi rasanya.

San memandangi pintu kamar itu seraya memegang nampan berisi sarapan, ia yakin Wooyoung sama sekali tidak tidur, dibuktikan dengan feromonnya yang tidak teratur tercium olehnya. San menghela nafas berat, menangani Wooyoung yang heat sekarang takkan sama dengan sebelumnya yang hanya minta dipeluk selama berhari-hari. Ia mungkin akan bertanya pada sang kekasih apakah memang sangat butuh disentuh lebih jauh atau tidak.

Tuk.tuk.

"Sayang? Aku bawa sarapan"

"Pintunya tidak dikunci, San" San memutar kenop pintu dan melihat Wooyoung yang sudah terbungkus selimut hingga menutupi setengah wajahnya.

"Apa heat nya sudah dimulai?"

"Um kurasa? Tubuhku panas sekali" Wooyoung bergeser pada jarak aman ketika San hendak mendekat, tumben pikir San.

"Itu apa?" Ucap Wooyoung melihat nampan yang San bawa,

"Bubur jagung"

"Mau.." San tersenyum lalu bergerak untuk menyuapi Wooyoung, Wooyoung menarik sedikit selimutnya agar wajahnya terlihat seluruhnya, juga merasa merinding sekilas ketika gejolak heatnya muncul.

San menyuapi Wooyoung dengan telaten hingga sarapannya tandas tak bersisa, ingin rasanya San memeluk sang omega tetapi Wooyoung sekali lagi menjaga jarak aman darinya.

"Maafkan aku, beta" San menaikkan sebelah alisnya bingung,

"Yang semalam, maafkan aku" Wooyoung kembali menutup setengah wajahnya dengan selimut, giginya bergemeletuk disaat gelombang heat ia rasakan lebih besar. Ia sangat yakin bagian bawahnya sudah sangat basah tapi sebisa mungkin ia tahan setidaknya sampai San keluar dari kamar.

"Aku tidak merasa kamu melakukan kesalahan padaku?"

"Menggodamu semalam adalah suatu kesalahan, aku hampir lupa kalau pernikahan kita masih lama. Jadi maafkan aku" tangan San bergerak untuk mengusap surai Wooyoung, dan reaksi sang terkasih pun masih sama. "Jangan pegang-pegang, San. Nanti aku ingin"

"Sayang, apa sangat perlu untuk 'berhubungan' supaya kamu menjalani heatmu dengan baik tanpa siksaan hasrat?"  Pertanyaan San sukses membuat Wooyoung merinding, suaranya terdengar sangat halus dan itu berdampak pada heatnya.

"T-tidak kok, nggak perlu. Kamu istirahat aja, maaf ya aku nggak ngerawat kamu sekarang soalnya aku lagi begini. Aku bisa——SAN!" Wooyoung panik bukan main saat San beranjak untuk berbaring memeluknya, tubuhnya terasa mengejang sedikit ketika efek dari pelukan San membuat bawahnya mengalir deras.

"Nuna, kita harus gimana ini?"

"Akupun tak tau, Wooyoung. Pelukan beta San terasa sangat hangat"

"Aku tanya sekali lagi, perlu atau tidak?"

"Tidak! Menjauhlah, San. Aku nggak mau matahin pendirianmu, serius. Rasa heatnya beda dari yang sebelumnya"

Cup.

San memagut ranum Wooyoung dengan intens, Wooyoung yang pada dasarnya memang berhasrat langsung terbuai dan ikut membalas pagutan beta tercintanya itu. Pikirannya kosong, namun ketika tangan San bergerak membuka gulungan selimut di tubuhnya, Wooyoung langsung sadar dan melepas pagutan keduanya.

"San!"

"Ini kan yang kamu mau?" Wooyoung menggeleng cepat, walau sebenarnya dia ingin tapi dia tak mau melakukannya jika San terpaksa dan melakukannya karna kasihan.

Our Royal FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang