Bagian Tiga

2.2K 160 2
                                    

Tidurlah selamat malam
Lupakan sajalah aku
Mimpilah dalam tidurmu
Bersama bintang

Sesungguhnya aku tak bisa
Jalani waktu tanpamu
Perpisahan bukanlah duka
Meski harus menyisakan luka

Tidurlah selamat malam
Lupakan sajalah aku
Mimpilah dalam tidurmu
Bersama bintang

Tidurlah selamat malam
Lupakan sajalah aku
Mimpilah dalam tidurmu

Drive - Bersama Bintang

Raisa melepas hijab dan niqabnya, kemudian mengganti gamisnya dengan baju santai. Ia mulai membuka tirai jendela kamar Lukman, membiarkan cahayanya masuk, menyinari ruangan yang berbulan-bulan dalam kegelapan.

Kemudian ia mulai menuju rak buku koleksi Lukman. Ia menatap satu persatu buku-buku itu dan mengambil salah satu buku catatan bersampul biru.

Dengan pelan ia mulai menarik kursi yang biasa dipakai Lukman untuk belajar. Kemudian ia membuka buku itu.  Terseliplah sebuah bungkus produk pengaman hubungan seksual. Raisa kemudian mengambil bungkus itu, kemudian membaca catatan didalam buku itu.

Albar masuk kedalam kamar Lukman tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Membuat si pemilik kamar begitu terkejut dan dengan sigap. Raisa mulai menyimpan semua apa yang ia baca.

Albar tercengang, memandang gadis yang ada dihadapannya, begitu cantik, jauh dari yang ia bayangkan. Ia mulai mendekat.

"Stop. Mas Albar disitu saja." Raisa menatap tajam suaminya.

"Cantik." Albar mulai memuji istrinya.

"Ini rumahku. Mas Albar mau apa? Ada Hasya dan Azizah yang siap melayani." Raisa ketus.

Albar tersenyum. Raisa sangat cocok dengan sikap ketusnya. Membuatnya menjadi lebih cantik dan menarik di mata Albar.

"Mas mau ngobrol sama kamu." Albar mulai duduk di tepi tempar tidur.

"Harusnya mas banyak ngobrol dengan istri baru." Raisa segera menyimpan buju itu ke raknya kembali.

"Aku ingin Adam bisa melihat kamar ini." Albar menatap foto Lukman.

"Cukup ya Mas. Ini harta warisan milik Raisa. Adam dan Azizah sudah mendapat haknya. Tolong jangan ungkit semua ini. Hargailah milik Raisa." Raisa mulai mengoceh.

"Kenapa?" Albar mulai ingin mendekat.

"Milik Raisa." Raisa mulai menunjukkan marah, namun centil.

Albar menatap dengan seksama penampilan Raisa yang mengenakan stelan celana dan kemeja. Begitu cantik dan rapi. Membuat semua pria yang melihat pasti jatuh hati.

"Jadi balik ke Jogja?" Albar mulai menanyakan keinginan Raisa.

"Iya. Daripada disini, menatap suami berbulan madu dengan istri baru." Raisa menatap kosong ke arah Albar.

"Jika sudah saat nya, Raisa akan meminta satu permintaan dari Mas Albar. Dan permintaan itu masih Raisa simpan."

"Apa?"

"Rahasia."

RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang