Bagian Tujuh

1.9K 135 0
                                    

Hari ini, suasana Kota Jogja begitu hangat, terlebih lagi wilayah kampus Raisa. Raisa bersemangat karena hari ini akan ada pengajian di kampusnya, ditambah pembicaranya adalah Albar, suaminya.

Ceramah kali ini berjudul "Sukses Dunia Akhirat" dengan tema keluarga. Raisa berdandan cantik dengan gamis merah marun berpadu dengan jilbab berwarna abu-abu. Sangat modis dan cantik.

Raisa mulai duduk bersama dengan mahasiswi lainnya. Kemudian MC memandu acara, sampai tiba-tiba kalimat yang menghancurkan kepercayaannya berulang kali.

"Terima kasih MC, Perkenalkan nama saya Albar. Seorang suami dengan dua istri." Kalimat inilah yang membuat Raisa bangkit sambil menangis. Kemudian ia pergi.

Albar tak sengaja memperhatikan mahasiswi yang berdiri ditengah acara. Dan mahasiswi cantik itu adalah Raisa, istrinya.

⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐

Raisa masuk ke laboratorium untuk mengamati beberapa percobaannya. Seorang Mahasiswa datang menghampirinya dan duduk disebelahnya.

"Tumben, g ikut pengajian. Dan kamu habis nangis?" Mahasiswa itu bertanya. Raisa menantapnya tajam.

Rio nama mahasiswa itu. Teman sekelas Raisa yang terang-terangan menyukainya. Rio bukan hanya calon dokter muda yang pintar, namun ia juga seorang calon pewaris salah satu pebisnis bidang transportasi terbesar di wilayah Jawa Tengah.

"Apa yang membuat kamu menangis Sa? Pria yang tidak peduli padamu?" Rio mengamati percobaan Raisa.

"Apa maksud kamu?" Raisa berdiri dan agak menjauh.

"Aku tau kamu Sa. Kamu mencintai dia yang membagi cintamu dengan wanita lain." Rio mulai ikut berdiri.

Rio mendekati Raisa dan menatap lekat mata Raisa. Rio tahu Jika Raisa menikah dengan Albar, salah satu keluarga besar pondok pesantren di Jawa Timur. Darimana Rio tahu? Tentu saja dari keluarganya yang merupakan mitra usaha orang tua Albar.

"Kalo aku ya Sa. Aku memilih mundur. Dan memlih aku yang jelas-jelas mencintai kamu." Rio berlalu meninggalkannya.

⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐

Raisa membaca buku pelajaran di kamar kost nya. Kemudian ia melirik sekilas hpnya, tertera nama Rio di layar sedang memanggilnya.

"Apa yo?" Raisa berkata malas tanpa salam.

"Salam dulu donk. Ayo kita jalan. Ada Andra, Dea dan Resti nih." Suara Rio terdengar bersemangat.

"Males ah Yo.. Aku masih mau berbenah kost dulu. Lagian aku juga sudah masak." Tolak Raisa.

"Ya sudah, kami ke kost kamu saja." Rio segera mematikan penggilannya.

Raisa segera merapikan kamar kostnya. Ia segera menyapu, mencuci gelas bekas ia minum dan membuang sampah. Kemudian ia segera mencuci bajunya menggunakan mesin cuci portable yang ia beli di online shop.

"Assalamualaikum." Suara perempuan terdengar mengetuk pintu kamarnya.

Raisa menjawab salam tersebut dan menoleh. Terlihat Dea tersenyum manis menatap ke arahnya. Kemudian ia segera masuk.

"Rapi bener bu Dokter. Besok kalo ada suami, pasti suaminya seneng banget. Punya istri shalihah, bisa mengurus rumah tangga dan pastinya cantik." Dea menyandarkan tubuhnya ke dinding.

Raisa cuma meringis mendengar perkataan Dea. Yang mana ia adalah seorang istri yang tidak diharapkan oleh suaminya. Tak lama terdengar teman-teman yang lain datang. Suasana kost begitu ramai sekarang.

"Sa, kalo kamu mau, aku mau lho sa jadi pacar kamu." Rio berkata ditengah candaan mereka.

Raisa terpaku, menatap Rio dan tak berapa lama semua terkejut, saat melihat dua perempuan bergamis berdiri di luar kamar nya. Terlebih lagi Raisa. Ia begitu terkejut melihat Azizah Dan Hasya ada didepan pintu kamar mereka.

RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang