Bagian Sepuluh

1.8K 126 5
                                    

Liburan semster tiba, namun rencana mereka berlima untuk berkunjung ke pondok raisa batal. Sebab Andra dan Resti akan bertunangan, sementara Dea akan ikut bakti sosial di NTT bersama rekan bisnis orang tuanya. Tinggalah Rio dan Raisa. Namun Raisa menolak jika ia pulang bersama Rio.

Raisa sudah berada di dalam kamar Lukman. Ia segera membuka sebuah kotak kecil yang terselip dibawah meja belajar. Ya didalam box itulah tersimpan diary Lukman. Kemudian ia membacanya dan mulai meneteskan air mata.

Ia segera ke kamar mandi, ia harus segera mandi dan menyembunyikan semua kesedihannya.

Albar yang mendengar kabar kedatangan Raisa, Albar segera datang. Sebuah keberuntungan, kamar Lukman tidak dikunci. Dengan segera ia masuk dan menguncinya dari dalam. Mata Albar tertuju pada sebuah buku diatas tempat tidur yang ditaruh sembarangan, ia kemudian mulai membacanya.

Hari ini, aku akan mengutarakan semua pada Raisa, bahwa aku tidak pernah mencintainya. Raisa harus tau ada wanita lain yang aku cintai. Ya dia adalah Azizah.

Aku harus segera ke rumah orang tua azizah dan mengatakan aku akan bertangung jawab atas kehamilannya karenaku.

Aku sudah tinggal bersama Azizah, dan aku sudah merebut semua hal darinya saat kami kuliah, dan itu semua karena abi tidak merestuiku dengan Azizah. Tapi seperti apapun, bayi itu adalah anakku.

Dan Raisa? Aku tidak mencintainya. Aku tidak ingin menyentuhnya dan merusaknya. Aku tidak ingin masa depannya rusak karena aku. Mungkin berat, menceraikan gadis secantik dan sebaik Raisa. Namun jika cinta tidak ada? Bagaimana?

Raisa, maafkan aku. Aku memang pria yang tidak baik untukmu. Dan aku juga menyadari bahwa kamu menikahi pria yang sebenarnya bukan aku. Dan pria itu adalah Albar kan?

Raisa, mungkin rasanya akan sakit. Tapi aku yakin, kamu sanggup melewati semua itu. Dan aku tidak akan pernah menye....

"Apa yang mas lakukan?" Raisa segera merebut buku itu, sampai ia lupa memakai jilbab nya dan masih mengenakan kimono  mandi.

Albar begitu terkejut mendapati penampilan Raisa yang begitu cantik dan seksi dengan rambut basahnya. Raisa mulai menyadari penampilannya. Ia buru-buru masuk kekamar mandi.

"Keluar kamu mas. Aku mau ganti." Raisa berteriak.

"Aku suamimu. Aku berhak melihatnya." Albar mulai menggoda.

Raisa keluar menggunakan gamis yg ia pakai sebelum mandi dan segera keluar dari kamar mandi.

Ia melihat Albar duduk di kursi belajar lukman dan membaca sebuah buku. Raisa buru-buru mendekatinya dan melihat apa yang Albar baca.

"Tetaplah disini." Albar menggenggam tangan Raisa.

Jantung Raisa berdetak kencang. Baru pertama kali ini, orang yang dicintainya menggenggam tangannya. Ia menatap mata Albar yang terus memandang wajahnya. Albar berdiri dan mendekatkan wajahnya ingin mencium bibir Raisa, namun Raisa segera mendorongnya.

"Aku tidak bisa Mas. Mari kita bercerai." Raisa segera melepas tangannya.

"Bukankah aku orang yang paling kamu cintai?" Albar mendekatinya.

"Tapi kamu nggak mencintai aku. Rugi." Raisa terus menghindar.

"Katakan apa kau mencintaiku?" Albar mencekal tanga Raisa.

RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang