Albar melepas cekalannya pada diri Azizah. Ia terperangah dengan pernyataan Raisa lontarkan. Sementara Azizah hanya bisa menunduk dengan muka merah padam.
Hafiza keluar dari dapur, mengusap air matanya yang sejak tadi mengalir mendengar suara yang terjadi di rumahnya. Ia tidak ingin ikut campur dalam rumah tangga anaknya, namun pernyataan itu baru saja membuatnya penasaran.
"Sa, Lukman sudah tidak ada. Kenapa kamu mengatakan hal ini?" Hafiza mendekati Raisa.
Albar terkejut mendengar pernyataan Hafiza. Ia semakin penasaran sekaligus sakit hati mendengar semua ini. Ia kemudian bertanya pada Raisa.
"Apa maksudmu Sa? Tidak baik membicarakan hal buruk. Takut jadi fitnah." Albar mendekati Raisa.
Rasia segera masuk kamar dan mengambil sebuah kardus yang ia simpan rapi dari dalam lemari. Ia kemudian membuka kardus itu dengan hati-hati agar tidak rusak isinya.
"Ini, rahasia yang kamu tuduhkan. Ini hp Mas Lukman, sebentar aku isi dulu batrainya. Ini sebuah flash disk. Tunggu aku ambil laptop dulu. Dan ini tiga buah kotak kondom." Raisa mengeluarkan semuanya dan masuk ke dalam kamarnya untuk menyalakan laptopnya.
Hafiza dan Albar melongo melihat video di laptop Raisa. Adegan dewasa antara Lukman dan Azizah yang terekam, dimana keduanya begitu menikmatinya. Semantara Azizah hanya bisa menutup mukanya menahan malu.
"Ini yang kamu tuduhkan padaku. Kamu tau Zah,, aku memang tidak mencintai Mas Lukman, namun aku jatuh hati pada Mas Albar. Tapi takdir membawaku menjadi istrinya Zah. Aku tidak tau jika Mas Lukman itu kembar. Andai aku tau, aku tidak mau Zah." Raisa mulai menangis menutup layar laptopnya. Albar terperangah mendengarnya.
"Ya benar Zah, aku membencimu. Tapi aku tidak tega membuka semua aibmu. Dan kamu memaksaku untuk melakukannya. Mas Lukman itu suami aku Zah. Aku sudah menerima semua masa lalunya. Tapi kamu tau Zah. Mulut mu itu sangat menyakiti hatiku. Oh ya, kamu minta hak Adam bukan? Apa yang ditinggalkan Mas Lukman tidak kuserahkan semua padamu dan Adam. Ingat Zah, Adam itu ada diluar pernikahan, ia tidak punya hak waris. Dan kamuasih menuntutnya? Baik Zah, panggil Adam sekarang, akan aku bagikan semua salinan data perzinahan ibu bapaknya." Raisa segera mengambil flash disk yang lain.
Mendengar semua itu, mata Azizah berkunang-kunang, tubuhnya terasa dingin dan tak berapa lama Azizah pingsan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia
General FictionSemua akan terjawab, saat kau menanyakan dan mencobanya.~ Raisa