Bagian Delapan Belas

1.7K 117 1
                                    

Hasya dan Raisa duduk berdua disebuah kafe. Hasya menatap mata Raisa penuh harap. Sementara Raisa terlihat sendu.

"Memang rasanya pahit Sa. Aku rasa jika kita bisa melakukannya bertiga. Aku tau aku lancang sa. Melanggar privasimu." Hasya menatap Raisa penuh harap.

"Hasya, aku sakit Sya. Hati aku hancur lebur. Tidak ada yang pernah memahami aku." Raisa terus menyeka air matanya.

Hasya mendekati Raisa. Ia memeluk Raisa dan berusaha menenangkan perasaan Raisa. Raisa hanya menundukkan kepalanya.

"Jujurlah padaku tentang perasaanmu pada Mas Albar Sya. Aku ingin tau." Raisa menatap Hasya.

Hasya melepas pelukannya, menatap kosong ke arah depan. Hatinya mulai berkecamuk. Rasa yang selama ini ia tekan dalam-dalam kini ada yang memintanya untuk diutarakan.

"Sya, jangan melamun." Raisa menepuk bahunya pelan.

"Aku mencintai Mas Albar Sa. Kami memiliki kisah cinta jauh sebelum kau dan Lukman menikah." Hasya mulai bercerita sambil tersenyum kecut.

"Kemudian kalian menikah. Aku hanya bisa diam Sa. Aku menganggap Mas Albar masalaluku. Sampai akhirnya ia datang dan melamarku, menjadikan aku istrinya." Hasya semakin masam senyumnya.

"Aku bahkan tidak pernah diberi tau jika suamiku menikahi wanita lain sebanyak dua kali Sya." Raisa meringis.

"Aku juga sama Sa. Kita terjebak dilubang yang sama." Keduanya terkekeh.

"Aku sudah menutup hatiku Sya. Mas Albar untukmu saja." Raisa menutup mata.

"Dan kamu?" Hasya terkejut.

"Menikah kembali." Jawab Asal Raisa.

"Dokter muda itu?" Hasya bertanya.

"Entahlah Sya. Aku ingin meneruskan profesiku saja. Menjadi orang hebat." Raisa tersenyum manis.

⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐

Raisa duduk ditepian trotoar bersama teman-temannya. Mereka bersenda gurau menikmati suasana sore yang syahdu di Jogja.

"Rio, kamu beneran naksir Raisa?" Dea menatap Rio yang hanya menahan nafas berdekatan dengan Raisa.

"Apaan sih kamu Gea?" Raisa mencebikkan mulutnya.

"Aku sabar kok Sa. Sampe kamu selesai sama dia." Rio menjawab enteng cebikan Raisa.

"Kamu punya pacar Sa?" Gea terkejut.

"Skip aja deh. Ngga penting bener ngomongin cowok." Raisa menutupi keadaannya.

"Biarin aja Ge. Toh nanti aku yang jadi suaminya." Rio begitu pede.

"Raisa, pulang!" Suara Albar mengagetkan mereka semua.

"Eh aku balik dulu ya. Sepupu aku dah menjemput." Raisa bergegas.

Albar tersenyum kecut mendengar kata sepupu. Namun ia sedikit bahagia Raisa mau mengikutinya. Kemudian mereka berdua masuk mobil. Sementara Rio hanya menatap mereka berdua dengan senyum kecut.

RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang