bg.6

153 23 0
                                    

Part  ini panjang, disarankan minum dulu. Wkwk
Komen jangan lupa. Happy reading!

"Fyuhhh..."

Jevan mengeluarkan asap rokok yang ia sesap. Matanya bergulir ke kanan kiri, ia tengah mencari seseorang.

Dirasa orang yang tengah ia cari belum muncul. Jevan kembali menyesap rokok nya, sampai ada tepukan dua kali dibahu nya.

"Gimana? Jadi?" Tanya jevan, menatap mereka. Ralat, ia bukan hanya mencari satu orang tetapi kini ada lima orang yang berada di hadapan nya.

"Santai, buru–buru amat"  ucap salah satu dari lima orang tersebut. Ia mengambil rokok jevan, lalu ikut menyesap nya.

"Bang mahen ga ikut. Dia nganter tuan putri nya" ucap nya lagi, kini berbeda orang.

Jevan mengernyit " Tasya maksud Lo?" Tanya lelaki itu.

Seorang yang bername tag Rendi mengangguk, ia memutar bola matanya malas.

" katanya sih Haikal yang hari ini nganter si Tasya. Tapi, Lo coba tanya tuh anak deh" saran Jinan.

Jevan menolehkan kepala sepenuhnya ke Haikal yang sudah duduk ala warkop di samping nya. Sembari menyesap rokok.

"Males anjir. Gue kek babu nya" ucap Haikal, sebelum diminta ia menjelaskan terlebih dahulu. Jevan hanya mengangguk.

"Lagian itu orang kenapa masuk geng Abang Lo sih kal? Ngga risih apa ya" kata Carel.

Haikal menaikkan bahunya acuh.

"Target kali ini siapa?" Tanya jevan setelah semuanya kembali menutup mulut dan diam.

"Pacar nya jendra— Aduh! Sakit bego!" Haikal mengusap–usap kepala belakang nya sehabis di pukul oleh sang pemilik nama. Jendra tentu nya.

"Ya masa pacar gue Lo bantai, anjing!"

"Gue belum selesai ngomong! Makanya jangan mukul sembarangan" Haikal mendengus.

"Jev, Lo tau Hanan kan?" Tanya Rendi tiba–tiba. Kuping nya panas mendengar celotehan ga jelas kedua temen nya.

Jevan mengangguk pelan. Perlahan matanya menajam ke Rendi.

"Jangan bilang hanan pacarnya kak Elle?" Sahut jevan cepat. Mereka mengangguk kompak.

"Anjir! Berarti dia yang udah buat hamil pacar Lo ndra?" Jendra mengangguk singkat.

"Sialan! Kalo Shania tau gue gebukin si Hanan gimana njing"

"Ya makanya itu! Kita diem– diem aja. Kak Shania jangan sampai tau. Jendra lagi butuh bantuan kita, si Hanan ngga mungkin sendiri pasti dia juga bawa temen–temen nya" jelas Haikal, kemudian ia tersentak kaget karena mendengar suara dari belakang punggung nya.

"Kenapa gue ga dibolehin tau?" Shania datang sembari membawa jaket yang ia sampirkan di salah satu tangan nya.

"Udah selesai? Ayo pulang" tangan Shania di gandeng oleh jevan. Ia mengode temen–temen nya lewat mata, Sebelum menarik Shania ke parkiran sekolah.

Yang di tarik hanya diam, mengikuti jevan dari belakang. Sembari memikirkan ucapan dari Haikal yang sedikit ia dengar sebelum menemui jevan.

"Helm nya pakek" Shania ngangguk. Dia jalan ke samping jevan terus nunjuk pengait helm nya. Karena jujur dia ga bisa ngelakuin itu sendiri.

"Pegangan" ucap jevan, melirik Shania yang udah naik dari spion motor kesayangan nya.

Shania nurut dia majuin sedikit badan nya, dan meluk jevan dari belakang. Ngga lupa dia senderin kepala nya ke punggung lelaki itu.

Ex- || Anak SMKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang