bg. 23(bonus chapter)

66 9 13
                                    

Many years later.....

Tangan putih halus itu terlihat mengusap foto yang diambil tahun-tahun lalu. Kenangan itu terlintas, dibarengi ulasan senyum dari pemilik tangan putih itu.

Gadis pemilik tangan itu menoleh saat pundaknya disentuh oleh seseorang.

"Sudah, waktunya." Ucap orang itu. Sebut saja, Bryan. Selaku ayah dari Shania, pemilik tangan itu.

Bryan menatap sang anak penuh kasih sayang, hatinya sedih saat ingat bahwa hari ini dirinya melepas sang anak untuk dipinang penggantinya nanti.

Shania sendiri menatap sang ayah yang dibalut rapi oleh jas khusus di hari pernikahannya. Tangannya terulur mengenggam tangan besar ayahnya.

"Kenapa?"

Beliau menggeleng, "ayah masih ga rela tau." Balasnya.

Shania terkekeh, "waktu itu ayah udah bilang siap kalau aku diambil calon suamiku nanti."

"Ayah tarik kembali ucapan ayah deh."

"Terus? Aku batalin aja gitu?"

"Jangan dong. Ini sakral Shania."

Shania mengangguk, "itu ayah tau."

"Nanti setelah semuanya, jangan lupa pesan ayah ya? Jangan lupa selalu berkunjung juga."

"Pasti, ayah."

Setelahnya pria paruh baya itu menggandeng sang anak dan membawanya menuju tempat yang sudah ada banyak orang disana.

Hati Shania berdegup sangat kencang saat semua mata tertuju pada dirinya, rasa-rasanya ia ingin mengumpat pads sela sela kerumuman itu.

Shania berusaha menampilkan senyum manisnya dibalik kegugupannya. Ia semakin melebarkan senyumnya saat sang ayah telah menyerahkan dirinya pada lelaki yang akan menjadi calon suaminya beberapa menit lagi.

"Cantik." Pujian itu Shania dengar dari sosok lelaki yang di sampingnya.

"Terimakasih." Balasnya.

Lalu acara pernikahan itu langsung di berlangsungkan, sehingga seutas kalimat panjang membuat keduanya kini sudah resmi menjadi pasangan suami istri.

Waktu terus berjalan sehingga acara puncak yang ditunggu oleh semuanya kini berlangsung meriah.

Semua dalam keadaan suka cita dan senang. Begitu pun, pasangan baru ini.

"Kak, kakiku pegel." Bisik Shania pada sang suami.

Lelaki itu dengan cepat berjongkok dan melepaskan sepatu dengan hak tinggi itu diganti oleh flatshoes yang memang ia siapkan jika sang istri mengeluh pegal seperti ini.

"Makasih. Ga nyangka kamu udah nyiapin ini."

"Sama-sama. Awalnya buat jaga-jaga tapi kejadian juga kan."

Keduanya terkekeh, tampak sekali jika pasangan itu sedang berbahagia dengan raut yang tulus bukan kepura-puraan.

Bunyi seruan dari seseorang membuat mereka menoleh secara bersamaan.

"Woi! Selamat braderr, akhirnya nyusul juga Lo." Ucap Joni menyalami pasangan itu, diikuti oleh yang lainnya sehingga podium kini terasa penuh oleh anak frapsatu sendiri.

Jeffry sudah menduga, untung dirinya memesan podium dengan diameter yang panjang dan sangat lebar.

Tunggu, Jeffry ?

Iya, lelaki itu sudah resmi menjadi suami Shania saat beberapa jam yang lalu.

Ceritanya ? Pasti sangat panjang, karena jika kalian membaca, satu hari pun tak akan terselesaikan.

Ex- || Anak SMKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang