bg.13

76 12 18
                                    

Satu Minggu telah berlalu. Terakhir kali waktu itu Jevan telah berhasil sadar. Kini ia memulai aktivitas lagi setelah berbaring di rumah sakit satu Minggu lamanya.

Jevan menatap tautan tangannya dengan Shania, ia tersenyum lebar. Jika ditanya apakah keduanya sudah memulai hubungan maka jawabannya belum dan mungkin tidak akan .

Entahlah, yang sekarang ia pikirkan hanya ingin menghabiskan waktu dengan Shania di sisa hidupnya yang tak akan lama.

"Jev, gue masuk dulu ya. Nanti ke kantin bareng. Oke?" Ujar Shania, ia tersenyum manis.

Jevan mengangguk" iya"

"Nanti gue aja yang ke kelas lu. Gue ga terima penolakan" sela Shania cepat saat lelaki itu akan memprotes.

Jevan menggeleng melihat kelakuan Shania, lalu memutuskan naik ke lantai atas sendiri khusus untuk kelas 10 .

Baru saja ia membuka knop pintu, dirinya terdiam kaku dengan mata sedikit melotot kaget.

"WELCOME BACK JEVAN TAMPAN!!!" teriak teman sekelasnya. Ia melirik sekumpulan temannya yang membawa benner berisi foto random nya di kelas dengan tulisan 'selamat kembali di kelas neraka ini Jevan tampan'

Melihat tulisan benner tersebut ia tertawa, lalu menghampiri teman sekelasnya.

"Ide siapa nih?" Tanya Jevan.

"Harris lah, siapa lagi" balas Jendra.

Jevan melirik Harris yang saat ini tersenyum dengan bangga nya, menunjukkan bahwa ia yakin telah membuat Jevan terharu.

"Ah iya je. Sama-sama" ucap Hariss, ia tau pasti Jevan akan berterimakasih padanya.

"Apaan ? Gue cuma mau bilang, ini tuh ngotorin kelas banget" tunjuk Jevan pada kepingan kertas yang disobek kecil-kecil.

"Iya nanti dibersihin. Lu ga terharu apa? Bilang makasi kek"

"Gak. Malah kayak jamet segala pake ginian" balas Jevan, ia menahan tawanya saat melihat wajah Harris yang kesal.

"Tuhkannn. Apa gue bilang, Jevan ga usah dikasih ginian. Mending diajak makan bareng-bareng" ucap Rendi, memang sedari awal ia tidak setuju ide dari Harris .

"Makan-makan udah biasa! Mending tanding balapan, nanti yang menang traktir lah" sahut Haikal. Barudak bandung ini ternyata bukan main ide nya.

Plak

"Baru sembuh goblok! Mana boleh!" Balas Rendi lagi.

"Udah elah malah berantem. Bersihin kelasnya sekarang" ucap Jevan, lalu menduduki tempat duduk guru yang berada didepan.

"Je, kan yang punya ide Harris. Suruh Harris aja lah yang bersihin" ucap Carel. Karena ia sungguh malas bersih-bersih saat pagi-pagi gini.

"Enak aja! Bareng-bareng lah rel"

"Berantem lagi. Semua bersihin pokoknya mumpung bel belum bunyi. Ayo cepet" titah Jevan.

"Elu kalau ga baru sembuh, udah gue jatuhin dari lantai ini je" umpat Rendi.

Jevan tertawa pelan. Ia sudah lama tak melihat suasana ini. Jujur, kejutan untuknya tadi membuat Jevan terharu tapi ia menahan ekspresi nya didepan teman sekelas nya.

Jendra menatap Jevan, ia tersenyum tipis.

'masih aja kaku kayak dulu'












Bunyi bell istirahat terdengar. Shania mengemasi barang-barang nya, lalu dengan cepat beranjak dari duduknya.

"Eh buru-buru amat sha. Tungguin elah" celutuk Joya menahan tangan Shania.

Ex- || Anak SMKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang