bg.14

68 10 11
                                    

"sha, lu bisa berhenti ga? "

"Hng, berhenti apa? Gue ngga ngapa-ngapain."

Joya menghembuskan nafasnya lelah , ia melirik Shania kesal. "Berhenti menghela nafas kayak gitu."

"Lu lagi ada masalah?" Tambah Joya.

Shania menggeleng. Ia menumpukan kepalanya pada tumpuan kedua tangan di meja. Lagi dan lagi ia menghela nafas berat, kali ini joya bisa melihat betapa frustasi nya gadis ini.

Joya masih memperhatikan Shania. Bahkan, tangan nya mengelus punggung gadis itu menyampaikan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Shania menoleh ke joya. "Jevan–

Gadis itu terdiam. Bahkan mengatakan namanya saja membuat dada nya tiba-tiba sesak.

Seakan paham apa yang dirasakan Shania. Joya memeluk tubuh rapuh itu sembari berucap dengan kalimat menenangkan.

"Hiks! Joya...." Air mata itu luruh. Joya semakin mengeratkan pelukannya, tak berhenti mengelus punggung bergetar Shania.

" Ssttt, gapapa nangis aja sepuasnya. Gue bakal nunggu."

Bukannya berhenti, gadis itu semakin mengeraskan tangisan nya. Terdengar sangat pilu yang mana membuat joya ikut meneteskan air matanya perlahan.

Apa yang membuat sahabatnya menangis sesedih ini.

Satu kelas yang mendengar tangisan Shania hanya bisa mengernyit heran sembari menatap joya. Sedangkan, joya meminta pengertian kepada mereka lewat raut wajahnya.

Shania melepaskan pelukan itu. Ia menatap joya dalam, joya sama kacau persis sepertinya.

"Gue mau cerita. Tapi ngga disini" ungkap Shania setelah mereda dari tangisannya.

Joya mengangguk, lantas ia beranjak lalu kakinya berjalan menuju bangku depan sendiri barisan kedua.

"Sal, gue sama Shania ijin keluar ya? Kalau Bu Hana nyariin bilang aja yang sebenernya. Gue yang bakal ngehadap ke Bu Hana." Ucap joya pada ketua kelas.

Salvia, perempuan yang menyandang ketua kelas itu mengangguk.

"Tenang aja. Gue atur. Yang penting Shania lu tenangin dulu." balasnya.

Joyaa tersenyum tulus " makasih ya sal."

Ketua kelas itu mengangguk, membalas senyuman joya.

Joya berbalik ke bangkunya, ia mendapati Shania yang masih sedikit sesenggukan.

"Ayo keluar, jangan disini. Tahan dulu." Joya menuntun Shania keluar, membawanya ke tempat yang lebih privasi.

Rooftop adalah tempat yang dituju Joya membawa Shania.

"Gih, sekarang lu boleh ngelakuin sepuasnya disini. Tapi jangan loncat! Awas aja lu" ancam joya.

Shania terkekeh, " ngga akan lah"

"Tapi, joya..?"

"Kenapa?"

"Boleh panggil mereka kesini ? Gue mau cerita ke kalian semua." Pinta Shania.

Joya menghubungi mereka lewat grup wa. Ia lantas mengucap syukur dalam hati karena mereka merespon nya dengan baik.

"Udah. Tunggu bentar ya" Shania mengangguk.

"Gue harap setelah cerita. Kalian mau bantu gue ya joya" ucap Shania.

"Iya sha. Pasti gue bantu sama anak-anak selagi kita mampu" balas joya.

Ex- || Anak SMKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang