bg.18

51 7 11
                                    


"Jadi, kita mulai darimana nih ?" Tanya Haikal kepada mereka yang tengah berkumpul besar di rumah Jevan tentunya. Mereka kumpul gini tujuannya untuk ngerayain ulang tahun jevan dua hari lagi. Bahkan temen-temen Shania dateng juga dan jadi satu sama anak frapsatu.

Fyi, frapsatu itu nama geng gabungan anak draze dan ilichil. 

"Kita atur bagian-bagiannya dulu gimana ?" Usul Elle.

"Boleh, kak." Sahut Jendra, sedangkan anak draze yang tahu hanya memutar bola matanya malas kepada lelaki itu.

"Oke, dimulai dari kue. Nah ini mau buat sendiri apa beli ?" Tanya Elle menatap mereka semua.

"Beli—

"Buat sendiri."

Jawaban yang mereka keluarkan berbeda-beda.

"Eh enak buat sendiri ! Biar kita juga ngerasain feelnya." Celutuk Juan.

"Ribet tau bang. Beli ae, praktis juga." Balas Haikal.

"Kalau beli itu model kuenya cuma gitu-gitu aja. Udah biasa. Mending dekor kue sendiri." Ini Jendra yang menyahuti, lelaki itu setuju dengan Juan.

"Lah kan bisa pesen yang kosongan aja. Kita tinggal dekor sendiri nanti." Yudha mendukung Haikal. Keduanya bertos singkat karena sepemikiran.

"Buang-buang tenaga bang kalau kayak gitu. Jadi kerja dua kali kita." Rendi ikut menyahuti.

"Lah buat sendiri apa ga kerja berkali-kali?" Balas Yudha tak mau kalah.

Mendengar keributan yang terjadi, Elle dengan sigap melerainya. Ga bakal selesai ini rencana kalau ribut terus.

"Udah ya abang sama adek. Kita ambil tengahnya aja."

"El, daripada ambil tengah mending kita yang cewe-cewe buat kuenya." Usul jeni.

Banyak dari mereka mengangguk setuju.

"Okei, jadi masalah kue biar yang cewek aja ya. Dan kita lanjut ke dekor ruangan."

"Kita pakai ruangan mana nih yang di dekor ?" Elle bertanya lagi.

"Ruang tengah ini aja El. Kan besok si jevan diajak dulu sama Shania ." Jawab Tama. Elle mengangguk, lalu mencatatnya agar ia tak lupa.

"Nentuin ruangan udah. Sekarang beli alat+ barang dekor siapa yang mau ?"

"Anak draze siap aja si, kak." Sahut Jendra lagi. Ini keliatan banget kalau si Jendra modus ke Elle. Sedangkan Elle menatap anak draze meminta jawaban.

"Iyadah, kita siap kok kak." Ucap Rendi mewakili mereka yang hanya bisa menghela nafasnya karena menjadi sasaran empuk Jendra.

"Oke. Ini sudah. Dan yang belum kebagian bantu-bantu pindahin barang-barang di ruang tengah ini ya ?" Mereka mengangguk setuju.

Elle tersenyum senang saat penataan rencana ini selesai. Semenit kemudian ia menepuk dahinya pelan, melupakan satu hal.

"Bang Tian, ini kalian udah bilang sama mama Ara kan ? Takutnya mama Ara ada acara juga." Tanyanya. Tian yang merasa namanya dipanggil pun segera mengeluarkan hape miliknya dan menunjukkan room chatnya bersama mama Ara selaku ibu dari Jevan dan Jeffry.

"Okeii. Udah beres." Ucap Elle dan disoraki bahagia dari mereka. Wkwk emang laki ga mau ribet.

"Btw, kita ngadonya gimana ? Jadi satu apa sendiri?" Ucap Sharon, karena ia masih belum mencari kado untuk adik kelasnya itu.

"Enaknya gimana ya bang ?" Elle melemparkan pertanyaan itu pada Tama.

"Gue udah ada rencana sama anak frapsatu buat kadonya jadi satu sih. Kalian mau ikut ?" Tawar Tama pada Elle.

Ex- || Anak SMKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang