Yola berdiri sembari mengamati gemerlap kota Las Vegas dari atas penthouse rumah sakit. Ia menghela napas pelan, lalu memejamkan matanya dengan perasaan tidak tenang.
Harvey yang melihatnya hanya mencoba memahami kekasihnya itu. Setelah membenarkan letak selimut untuk menutupi tubuh mungil Vincent, ia berjalan mendekati Yola.
Tangan kekarnya langsung mendekap wanita itu dari belakang, lalu memberikan banyak ciuman di puncak kepala Yola.
"Aku gagal menyelamatkan mereka, Harv...."
"It's okay, babe." Balas Harvey dengan sabar. Ini adalah kegagalan pertama Yola dalam menyelamatkan nyawa seseorang selama masa karirnya menjadi dokter, terlebih yang tidak bisa ia selamatkan adalah anak dari sahabatnya sendiri.
"Aku harus mengatakan apa pada Delia jika bertemu dengannya nanti?"
Harvey melepaskan pelukannya, ia membalik tubuh Yola untuk menatap wajah datar wanita itu. Yola memang tidak pernah menangisi siapapun, tapi Harvey tahu bahwa kekasihnya itu sangat menyayangi orang di sekitarnya.
"Aku tahu kau sudah berusaha sebaik mungkin, dan Delia pasti juga tahu tentang itu."
Yola terdiam, ia mengangguk dan memeluk tubuh Harvey dengan erat. Mereka memutuskan untuk berada di kamar yang sama meski banyak orang yang tinggal di penthouse. Semua orang mungkin tidak akan ada yang memperhatikan mereka, karena fokus mereka berada pada Delia saat ini.
"Mami hiks hiks."
Keduanya langsung menoleh ke arah ranjang dan mendapati Vincent bangun dari tidurnya, bocah tampan itu sepertinya merindukan sang ibu.
"Hangatkan asinya Harv." Perintah Yola sembari berjalan menuju ranjang, Harvey hanya menurut dan membuka lemari pendingin untuk mengambil asi yang Yola dapatkan dari nanny.
"Kenapa anak tampan menangis, hmm?" Yola membawa Vincent ke pangkuannya.
"Whel is my mami hiks?" Melihat kejadian secara langsung saat sang ibu jatuh membuat Vincent khawatir, terlebih sejak datang ke rumah sakit hingga sekarang ia belum bertemu dengan ayah dan ibunya.
"Mommy Delia sedang istirahat, malam ini Vin tidur bersama aunty Yo dan uncle Harv dulu, oke?" Bujuk Yola.
"Why? Whel is my didi?" Vincent menatap Yola dengan mata yang berkaca-kaca.
"Because uncle Harv and aunty Yo miss you so much." Balas Harvey sembari duduk di sebelah Yola. "Vin tidak merindukan uncle Harv?" Tanya Harvey setelah memindahkan tubuh Vincent ke pangkuannya.
Vincent bersandar pada dada Harvey dan memeluk leher pamannya itu, "Miss you too uncle."
Harvey dan Yola tersenyum mendengarnya, "Jadi sekarang ayo minum susu dulu." Harvey memberikan sebotol susu pada Vincent yang langsung diterima oleh bocah tampan itu.
Yola menyandarkan kepalanya di pundak Harvey sembari mengusap lembut kaki Vincent. Ini bukan pertama kalinya mereka menghabiskan waktu bersama, Vincent menganggap Harvey dan Yola memang pasangan seperti ayah dan ibunya. Bocah itu bahkan tidak terlalu kenal dengan Sofia, namun ia juga tidak pernah menceritakan dan bertanya tentang apapun saat melihat kemesraan Harvey dan Yola.
"Vin mau lagi?" Tanya Yola setelah Vincent menghabiskan sebotol susu.
Vincent menggelengkan kepalanya, "I want to sleep."
Setelah merebahkan tubuh Vincent, Harvey beranjak turun dari ranjang untuk meletakkan boto susu. Saat membalikkan tubuhnya, ia melihat pemandangan di atas ranjang begitu menghangatkan perasaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC PARTNER 1: Affair
RandomB The Series- Benedict 3 Harvey Benedict & Yolanda Mackenzie Ketika racun bertemu dengan racun. Melukai untuk mempertahankan, meracuni untuk mencintai atau menusuk untuk menyayangi? Entah itu cinta atau obsesi, semua tidak ada artinya jika tidak sa...