Chapter 39

2.6K 249 11
                                    

Masa-masa awal kehamilan, Yola laluin dengan baik. Bayinya begitu anteng dan tak rewel, jadi ia tidak merasa terbebani sama sekali. Satu-satunya hal yang membuat Yola pusing selama 4 bulan ini adalah Harvey.

Iya. Suaminya itu yang malah berubah menjadi sangat rewel, manja dan sangat menjengkelkan.

Harvey bahkan pernah menangis histeris karena tidak mendapatinya di kamar, hal itu tentu saja membuat Yola menjadi heran sendiri. Hingga akhirnya Yola tak berani keluar kamar jika Harvey belum bangun, atau jika Yola ingin keluar kamar, ia harus membangunkan suaminya itu.

Seperti sekarang ini. Yola sedang sibuk memasak sarapan, sedangkan Harvey tidur di sofa tempat menonton film yang berada tepat di seberang dapur. Jadi suaminya tinggal menengok ke belakang jika ingin melihatnya.

Yola ingin makan yang manis-manis, jadi ia menyiapkan sarapan waffle, buah berry dan beberapa selai yang sangat ia gemari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yola ingin makan yang manis-manis, jadi ia menyiapkan sarapan waffle, buah berry dan beberapa selai yang sangat ia gemari.

Setelah meletakkan sarapannya di nampan, Yola membawanya menuju tempat menonton film. Harvey masih terlihat tidur, semalam suaminya itu begadang karena pekerjaan, mungkin pria itu masih lelah dan mengantuk.

"Dad..... Wake up." Yola mengusap lembut rambut tebal suaminya, agar pria itu bangun dan ikut sarapan bersamanya.

Bukannya bangun, Harvey justru memeluk pinggang Yola dan menenggelamkan wajahnya di perut istrinya yang sudah membuncit. Pria tampan itu memasukan kepalanya ke dalam kaos kebesaran Yola dan menempelkan pipinya ke perut wanita itu.

Yola hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah suaminya. Harvey sering melakukan hal itu dan selalu berkata bahwa itu adalah kegiatan yang sangat menyenangkan.

Ibu hamil itu memilih memakan sarapannya dan fokus menonton film tupai di depannya, sesekali ia terkekeh saat mendengar gumaman sang suami pada bayi mereka.

Setelah puas berbicara dengan bayinya, Harvey mengeluarkan kepalanya dan merebahkannya di atas pangkuan Yola. "Jika kau lelah bilang padaku, aku akan meminta beberapa maid untuk tinggal di sini."

Yola langsung tersenyum, ia menunduk untuk membalas tatapan sang suami. "Aku tidak apa-apa, lagipula tugasku hanya memasak dan menyiram bunga."

Harvey menggenggam tangan Yola lalu menciumnya. "Aku ingin kau banyak istirahat dan memperbanyak senam ibu hamil." Ia ingin Yola-nya baik-baik saja saat melahirkan nanti, jadi ia akan sebaik mungkin menyiapkan segala hal kelahiran bayinya dari jauh-jauh hari.

Yola terkekeh mendengarnya. "Aku juga seorang dokter, my king." Dengan gemas ia menekan-nekan pipi Harvey lalu mengacak-acak rambut cepak suaminya.

"Aku ingin kau menjadi ratu di sini."

"Aku tidak bekerja sekarang, tapi setidaknya aku punya kegiatan yang menyenangkan. Aku senang bisa membuatkanmu macam-macam makanan."

Harvey tersenyum, ia mengulurkan tangannya untuk mengusap lembut pipi chubby istrinya. "Jika ingin apapun, katakan saja. Hamba siap mengabulkan segala permintaan yang mulai ratu."

TOXIC PARTNER 1: AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang