Harapan hanyalah harapan. Hari sudah berganti bulan dan bulan sudah berganti tahun. Kini tepat 10 tahun kepergian Harvey dan Yola, tidak ada yang tahu dimana keberadaan keduanya.
Penyerangan pada hari itu, menjadi terakhir kali kebersamaan mereka.
Selama bertahun-tahun itu mereka tidak pernah menyerah untuk mencari Harvey dan Yola, meski lambat mereka yakin akan tetap bisa menemukan kedua orang itu.
"Mommy...... Mommy..... Daddy sangat jahat!!!"
Jeritan itu membuat wanita yang sibuk menata makanan di meja makan menggelengkan kepalanya. Jika harus menasihati sang suami untuk berhenti menggoda putra mereka atau menasihati putranya untuk tidak berlari dan berteriak-teriak, rasanya Sache tidak sanggup.
"Ada apa sayang?" Tanya Sache pada putranya.
"Daddy merusakkan mainanku!" Seru bocah berusia 5 tahun itu dengan wajah kesalnya.
Mars terlihat berjalan menghampiri mereka. "Ayolah daddy tidak sengaja, nanti daddy belikan yang baru." Mars hanya menyengir menatap wajah garang istrinya.
"Tidak mau! Itu mainan yang dibelikan oleh gramp Abraham!" Pekik bocah tampan itu.
Sache memijit pelipisnya yang terasa pusing, suami dan putranya itu tidak pernah akur meski sehari saja. "Sudah Davin, it's okay darling. Gramp Abraham akan membelikannya lagi. Mommy juga sudah bilang, jangan bermain bersama daddymu."
Mars langsung mendelik mendengarnya, apa-apaan istrinya itu. "Apa maksudmu mengatakan hal itu? Aku tidak boleh bermain bersama putraku sendiri?" Ujarnya tidak senang dengan perkataan istrinya.
Sache memutar bola matanya. "Mainan Davin tidak sekuat senapan, mainannya sering rusak karenamu. Jadi berhenti menyentuh mainan Davin!"
"Hei aku tidak sengaja melakukannya! Lagipula kenapa perusahaan mainan menciptakan barang-barang rongsokan. Baru diinjak saja sudah terbelah." Dengus Mars.
"Kau pikir tubuhmu itu kecil seperti tubuh Davin?! Tentu saja mainannya langsung rusak saat kau menginjaknya!" Seru Sache.
Meski sudah bertahun-tahun bersama, nyatanya Mars dan Sache tetap saja tidak akur walaupun keduanya saling mencintai.
Bocah tampan bernama Davin itu menepuk jidatnya pelan, kenapa jadi orang tuanya yang bertengkar? Orang dewasa memang menyebalkan!
"Aku bisa gila...." Gerutu Davin seraya beranjak pergi meninggalkan kedua orang tuanya.
Pertengkaran Mars dan Sache baru berhenti setelah kedatangan para sahabat mereka. Hal itu memaksa Mars berangkat ke markas Black Swan dan membuat Sache segera pergi ke taman samping mansion untuk menemui sahabatnya.
"Besok anak-anak sudah mulai masuk les, bukan?" Tanya Elea sambil memperhatikan 6 anak laki-laki yang sibuk kejar-kejaran dengan kelinci.
"Iya, aku tidak mengerti kenapa mereka tiba-tiba ingin les motor balap." Balas Shafa.
Beberapa hari lalu, putra mereka secara tiba-tiba ingin belajar naik motor balap. Awalnya mereka menolaknya, putra mereka terlalu kecil untuk belajar naik motor meski sekarang sudah ada motor berukuran mini, tetap saja antara naik sepeda dan motor itu sangat berbeda. Namun para suami mereka justru antusias mendengarnya, hingga langsung mencarikan tempat pelatihan terbaik di San Fransisco.
"Masih belum ada jejak apapun...." Ujar Aran dengan tiba-tiba.
Mereka tentu tahu apa yang sedang wanita itu bicarakan.
"Aku akan terus mencarinya, bahkan sampai aku menghembuskan napas terakhir." Balas Sache dengan senyuman tipis, setidaknya Yola bersama Harvey, mereka pasti hidup bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC PARTNER 1: Affair
RandomB The Series- Benedict 3 Harvey Benedict & Yolanda Mackenzie Ketika racun bertemu dengan racun. Melukai untuk mempertahankan, meracuni untuk mencintai atau menusuk untuk menyayangi? Entah itu cinta atau obsesi, semua tidak ada artinya jika tidak sa...