Pagi hari di kediaman Harvey dan Yola sudah dipenuhi seluruh anak buah Harvey, mereka tengah menunggu dengan gelisah kelahiran anak pertama dari majikannya.
Saat menjelang pagi hari, Yola terus mengeluh tentang perutnya yang terasa kencang dan sakit. Untungnya dokter Arin, yaitu dokter kandungan Yola, sudah tinggal di sana selama 1 minggu, hingga persalinan bisa dilakukan dengan segera.
Harvey memang sudah menyiapkan segalanya, pria itu bahkan membeli peralatan dan keperluan medis untuk kelahiran putri pertamanya.
Sangat berlebihan bukan?
Suara tangisan bayi yang begitu kencang membuat mereka langsung tersenyum lega dan bahagia. Penantian selama 2 jam mereka terbayar sudah dengan kelahiran dari bayi cantik itu.
"Sekali lagi selamat atas kelahiran princess cantik tuan dan nyonya, saya permisi." Ujar Dokter Arin tersenyum manis.
"Terima kasih banyak, dokter." Balas Yola.
Dokter Arin tersenyum lalu mengangguk dan segera keluar dari sana, tak lupa menutup pintunya dengan pelan.
Mata Yola berganti menatap sang suami yang sedang sibuk mengamati putri kecil mereka sembari mengusap lembut pipi merah bayi itu.
"Dia sangat cantik, sepertimu."
Yola menyeka air mata yang keluar dari pelupuk mata suaminya. "Kenapa menangis? Kau tidak malu menangis di depan princess kita?"
Harvey terkekeh, ia mencium tangan Yola dan tangan putrinya secara bergantian. "Ini terakhir kalinya aku menangis, aku akan jadi daddy yang hebat untuk princess kita."
Yola menganggukkan kepala, dengan senyuman yang terukir di bibirnya. "Tidurkan dia di box, Harv."
Harvey mengambil alih tubuh mungil putrinya dan membawanya menuju box bayi. Senyuman tak pernah luntur dari bibir Harvey, hidupnya benar-benar sempurna sekarang. Ia mencium berkali-kali pipi dan kening bayi yang belum diketahui namanya itu, lalu menidurkannya di dalam box bayi.
Setelah membenarkan selimut putrinya, Harvey kembali mendekati sang istri. Ia ikut naik ke atas ranjang pasien dan mendekap tubuh wanita yang sudah melahirkan bayi cantik untuknya.
"Ada apa?" Tanya Yola saat Harvey terus menatapnya dengan senyuman.
Harvey mengecup bibir Yola berkali-kali hingga membuat wanita itu tertawa geli. "Terima kasih my queen, kau telah memberikanku hadiah terindah di dunia ini."
Yola tersenyum mendengarnya. Rasanya ia ingin menangis sekarang, semua ini seperti mimpi baginya, menikah dengan Harvey, hidup bahagia dengan Harvey, hamil anak Harvey dan sekarang ia berhasil melahirkan putri untuk Harvey.
"Maaf, karena keegoisanku dalam mencintaimu, malah membuatmu harus jauh dari keluargamu."
Yola menggeleng pelan. "Tidak Harv.... seharusnya aku yang mengatakan hal itu, karena obsesiku untuk memilikimu, kau dibenci oleh semua orang."
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC PARTNER 1: Affair
RandomB The Series- Benedict 3 Harvey Benedict & Yolanda Mackenzie Ketika racun bertemu dengan racun. Melukai untuk mempertahankan, meracuni untuk mencintai atau menusuk untuk menyayangi? Entah itu cinta atau obsesi, semua tidak ada artinya jika tidak sa...