Suara alunan piano mengusik tidur cantiknya, matanya menyipit untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalamnya.
Ia memilih beranjak duduk hingga selimut yang menutupi tubuh telanjangnya merosot jatuh di pangkuan. Ia dapat melihat seorang pria bertelanjang dada tengah duduk menghadap balkon sembari memainkan piano.
Tanpa membalutkan apapun di tubuhnya, Yola memilih untuk menghampiri pria kesayangannya. Ia memilih untuk mendaratkan tubuhnya di samping Harvey dengan kepala yang bersandar di bahu pria tampan itu.
"Apa sopan, bertelanjang di depanku tanpa melakukan seks?" Tanya Harvey setelah menghentikan alunan pianonya.
Yola menatap fokus pada foto seorang gadis berseragam sekolah yang Harvey pandangi sejak tadi, "Apa sopan, menatap foto seorang gadis dengan penuh cinta, sedangkan orang yang asli ada di sini?"
Harvey sontak tertawa mendengarnya, "Dengan fotomu sendiri saja kau cemburu?"
"Aku lebih suka kau menatapku langsung."
Satu kecupan Harvey berikan pada puncak kepala kekasihnya itu, "Aku hanya sedang menatap, masa dimana kau belum menjadi milikku." Kekehnya.
Yola langsung terdiam setelah kalimat itu terucap.
Ada yang belum Harvey ketahui tentangnya. Tentang sejak kapan Yola menyukainya, sejak kapan Yola mengamatinya, sejak kapan Yola memberikan stempel kepemilikan padanya.
Mungkin Yola akan terus menyembunyikannya, Harvey tidak perlu tahu soal itu. Biar hanya ia dan para sahabatnya yang tahu, dan itu sudah cukup baginya.
"Bagaimana perasaanmu saat pertama kali bertemu denganku, Harv?" Meski Yola sudah mengetahui jawabannya, namun ia ingin mendengarnya sendiri dari pria itu.
"Menjengkelkan." Kekeh Harvey, "Mungkin jika kau dulu seorang pria, sudah aku leyapkan. Berterima kasihlah kepada tuhan, sepertinya dia tengah berbahagia saat kau diciptakan."
Yola tersenyum cantik, "Aku memang sengaja melakukannya, agar kau kesal dan mau ikut denganku." Kekehnya.
Flashback!
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC PARTNER 1: Affair
عشوائيB The Series- Benedict 3 Harvey Benedict & Yolanda Mackenzie Ketika racun bertemu dengan racun. Melukai untuk mempertahankan, meracuni untuk mencintai atau menusuk untuk menyayangi? Entah itu cinta atau obsesi, semua tidak ada artinya jika tidak sa...