Perjalanan yang panjang membuat Yola benar-benar tertidur lelap, hingga saat private jet mendarat ia tidak bangun sama sekali.
Harvey mengusap lembut rambut wanita yang tidur beralaskan lengannya. "Honey.... Bangun, kita sudah sampai." Bisiknya.
Yola mengeliat pelan, bulu matanya langsung menerjap beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke kornea matanya. "Sudah sampai?" Tanyanya dengan suara khas bangun tidur.
Harvey tersenyum tipis lalu mengecup bibir cherry wanita itu. "Sudah, ayo keluar. I have someting for you."
Yola ikut tersenyum, ia bangkit dari tidurnya dan merapikan penampilannya sejenak sebelum keluar kamar bergandengan dengan Harvey.
Saat turun dari tangga private jet, Yola dibuat terperangah dengan apa yang ya lihat.
Yola berjalan mendekati tempat cantik itu. "It's so pretty, darl." Ujarnya mengamati bunga dan air pantai bergantian.
Saat membalikkan tubuhnya, Harvey sudah berjongkok di depannya dengan sebuah cincin cantik dalam kotak beludru yang terbuka.
"Yolanda..... Will you marry me?"
Yola terkekeh pelan. "Aku tidak mau menikah dengan pria beristri."
Harvey tersenyum mendengarnya. "Aku tidak mungkin berani melamarmu jika aku sendiri masih beristri."
Raut keterkejutan tidak bisa Yola sembunyikan. "Kau dan Sofia......"
"Iya, kami sudah bercerai."
Yola tertawa pelan, pria itu tidak mungkin berbohong tentang hal seperti itu. "Selamat atas status dudamu."
"Selamat juga untukmu sayang, kau telah berhasil merebut suami orang."
"Ingatkan aku untuk memukulmu nanti." Balas Yola tertawa kesal.
"Apa kau akan terus membuatku berjongkok seperti ini?"
"Ulangi permintaanmu."
"Will you marry me, Yolanda....."
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC PARTNER 1: Affair
RandomB The Series- Benedict 3 Harvey Benedict & Yolanda Mackenzie Ketika racun bertemu dengan racun. Melukai untuk mempertahankan, meracuni untuk mencintai atau menusuk untuk menyayangi? Entah itu cinta atau obsesi, semua tidak ada artinya jika tidak sa...