Yola bergelayutan manja di lengan Harvey, rasanya berat sekali harus berpisah dengan pria kesayangannya itu meski hanya sehari.
"Aku janji akan cepat pulang." Harvey mengusap lembut rambut istrinya.
"Apa tidak bisa Revo saja yang pergi?" Rengek Yola.
Harvey tersenyum tipis, ia sangat suka jika Yola bermanja seperti itu. "Ini tanda tangan kontrak kerja, sayang. Jika bukan, aku pasti lebih suka menemanimu di rumah."
Yola mengerucutkan bibirnya dengan kesal, namun hal itu malah terlihat begitu lucu dan menggemaskan bagi Harvey. Ia memajukan wajahnya untuk mengigit pelan bibir istrinya.
"Besok sore aku sudah kembali. Katakan, kau ingin sesuatu?" Tanya Harvey seraya merapikan rambut wanita di depannya.
"Aku hanya ingin kau cepat pulang."
Lagi-lagi Harvey tersenyum. "Aku akan cepat pulang, my queen."
Yola memeluk Harvey dan menghirup aroma maskulin yang keluar dari pori-pori pria itu. Harvey juga membalas erat pelukan itu sembari mengusap-usap punggung istrinya.
Suara mesin mobil yang berhenti di halaman rumah membuat keduanya melepaskan pelukan.
"Revo sudah datang, aku pergi dulu." Keduanya berjalan menuju teras rumah, disana sudah ada Revo dan Isa yang berdiri menunggu mereka.
"Buenos diaz, señor, señorita." Sapa sepasang suami istri itu.
"Buenos diaz." Balas Yola dengan tersenyum.
"Aku pergi dulu." Harvey mengecup puncak kepala Yola kemudian meninggalkan wanita itu.
"Isa, tolong jaga istriku." Pesan Harvey sebelum masuk ke dalam mobil.
Yola dan Isa melambaikan tangannya pada suami mereka, setelah mobil putih itu menghilang, keduanya baru beranjak untuk masuk ke dalam rumah.
"Isa, kau membawakan pesananku?" Tanya Yola.
Isa langsung mengangguk semangat. "Aku membeli 10." Isa menunjukkan alat tes kehamilan.
Yola tersenyum, namun ia juga tidak bisa menyembunyikan rasa takutnya. Sudah 2 hari ia pulang dari acara bulan madu, dan selama 2 hari itu Yola merasa tidak enak badan.
Jika seandainya ia benar-benar hamil, Yola berniat memberikan kejutan saat suaminya pulang besok. Dan jika hasilnya negatif, Yola harus berbesar hati menerimanya.
"Semua akan baik-baik saja, madam." Ujar Isa meyakinkan Yola.
Yola menghela napas pelan, ia mengambil alat tes kehamilan dan segera masuk ke dalam kamar mandi dapur, sedangkan Isa menunggu di meja makan.
Urine pagi hari adalah yang terbaik untuk memeriksa kehamilan. Yola duduk di closet, ia mengeluarkan urinenya di sebuah tabung kaca.
Setelah itu, Yola membenarkan pakaiannya, lalu membawa tabung kaca itu ke wastafel. Ia membuka seluruh bungkus alat tes kehamilan, kemudian mencelupkannya ke dalam tabung kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC PARTNER 1: Affair
RandomB The Series- Benedict 3 Harvey Benedict & Yolanda Mackenzie Ketika racun bertemu dengan racun. Melukai untuk mempertahankan, meracuni untuk mencintai atau menusuk untuk menyayangi? Entah itu cinta atau obsesi, semua tidak ada artinya jika tidak sa...