"Kita sebenarnya mau kemana?"
"Ke suatu tempat."
Yola mendengus kesal. "Aku bahkan tidak mempersiapkan apapun." Ia pikir Harvey akan mengajaknya berjalan-jalan ke sekitaran kota Tokyo, namun sekarang mereka malah berada di private jet.
Yola merasa begitu kesal, Harvey tidak memberitahu apapun, terlebih ia tidak membawa keperluan Lily.
"Aku sudah menyiapkan semuanya, my queen." Kekeh Harvey.
Sama seperti dulu, kecantikan Yola akan berlipat ganda jika istrinya itu sedang kesal dan marah. Harvey selalu merasa terpesona dibuatnya.
"Lihat, princess bahkan terlihat senang bermain boneka."
Yola mengamati Lily yang sedang bermain boneka di atas karpet bulu.
"Aku berpikir kita perlu memberikan teman bermain untuk princess." Bisik Harvey.
Yola menoleh pada suaminya, matanya langsung memicing tajam mendengar perkataan pria itu. Ia tentu tahu maksud dari ucapan Harvey. "Dia masih terlalu kecil untuk memiliki adik." Dengusnya.
"Ya, aku setuju. Tapi setidaknya berikan adikku ini jatah." Harvey mengarahkan tangan istrinya untuk menyentuh kejantanannya.
"Oh dia lapar?"
"Tentu, dia rindu sentuhanmu." Balas Harvey sedikit mendesah saat merasakan pijatan di batangnya yang masih tertutup.
"Aawwww sayang! Kenapa kau merem-"
Yola langsung menutup mulut Harvey agar tidak melanjutkan ucapannya.
"Kau sengaja melakukan itu? Jika kita tidak bisa mempunyai anak lagi bagaimana?" Bisik Harvey mendesis kesakitan.
Yola hanya tertawa pelan. Ia tidak menanggapinya karena melihat Lily sedang berjalan mendekat dengan wajah yang sudah kelelahan.
"Lelah?"
Lily mengangguk dan naik ke pangkuan ibunya. "Mau minum susu." Ucapnya dengan mata sayu.
Harvey segera beranjak menuju dapur, sedangkan Yola beranjak menuju kamar.
Mereka selalu mempunyai tugas masing-masing untuk mengurus putri mereka, contohnya Harvey bertugas membuatkan susu dan Yola yang akan menidurkan Lily.
Setelah mengantarkan Lily mencuci kaki dan tangan, Yola membawa tubuh putrinya untuk tidur di ranjang.
Harvey masuk ke dalam kamar dan menutup pintunya, pria tampan itu berjalan mendekat lalu duduk di tepi ranjang.
"Minum susunya, princess." Harvey menyodorkan susu hangat rasa strawberry pada istrinya.
Lily beranjak duduk dan meminum susu dari gelas yang ibunya bawa, karena merasa begitu lelah dan mengantuk balita cantik itu langsung menegaknya hingga tandas.
"Mau lagi?" Tanya Harvey, yang dibalas gelengan kepala oleh putrinya.
Harvey segera membawa gelas itu kembali ke dapur, dan Yola langsung memeluk tubuh Lily.
Ibu 1 anak itu mengusap lembut punggung putrinya, Lily pasti akan cepat tertidur jika sehabis bermain, hingga tidak butuh waktu lama bagi balita cantik itu menuju alam mimpi.
Harvey menutup pintu kamar dengan pelan, ia tersenyum saat melihat 2 wanita kesayangannya sudah tertidur.
Ia hanya diam berdiri mengamati wajah istri dan anaknya, tuhan begitu baik hingga mengabulkan doanya.
Lily benar-benar duplikat dari Yola, saat melihat tumbuh kembang putri cantiknya itu, Harvey selalu merasa sedang menemani masa kecil istrinya.
Bukankah itu hal yang sangat menyenangkan?
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC PARTNER 1: Affair
RandomB The Series- Benedict 3 Harvey Benedict & Yolanda Mackenzie Ketika racun bertemu dengan racun. Melukai untuk mempertahankan, meracuni untuk mencintai atau menusuk untuk menyayangi? Entah itu cinta atau obsesi, semua tidak ada artinya jika tidak sa...