Roda itu berputar

1.7K 33 0
                                    

Seringkali dihina kalau ia yang orang kaya dengan tampilan bersahaja. Namanya Bu Mina. Ia belum lama pindah ke komplek kluster mewah yang dihuni ibu ibu julid.

Aku pikir ini bukanlah komplek orang kaya namun pura pura kaya demi gengsi.

"Pagi Bu Mina. Nampak cerah hari ini! Bu, lain kali dandan kek, ga takut ya suaminya diambil orang."

Mina tersenyum. Dia belum menikah tapi emang wajahnya seperti emak emak maklum Mina juga sudah berumur. Saat ini ia masih terus berjuang menyekolahkannya adik adiknya. Adiknya saja ada 10, mereka 11 orang. Kalau keluarga atta mah enak ya semua menghasilkan duit.

"Iya Bu nanti saya usahakan!."

"Gitu dong"

Mina memeriksa dokumen kiriman bos. Meneliti sampai tak terasa sudah jam makan siang.

"Halo Mina kamu disini juga?"

Sebenarnya Mina malas ketemu bosnya di resto Jepang. Pasti yang dibahas tentang proyek. Padahal ia sengaja datang sendiri untuk menikmati makan dengan porsi jumbo. Ia baru selesai puasa jadi ini mau makan besar. Ada ada aja emang kelakuan si Nina.

"Saya kagum kamu bukan tipe yang malu malu makan banyak!"

"Saya makan karena lapar pak! Buat apa saya malu!"

"Kita akan berangkat besok ke Bali. Saya akan membuka resor disana."

Wah ini sudah lama dia impikan. Tapi karena dana yang ia siapkan selalu saja terpakai untuk biaya anak sekolah, habis cerita.

Mina bersiap. Ia perlu satu koper sedang untuk baju disana.

Istri pak Adam senang karena pekerjaan suami naik drastis, tapi masalahnya ia bakal sering ditinggal. Ga apa yang penting duit mengalir.

"Ma, duit udah papa transfer ya?"

Hari hari berlalu. Tanpa mereka sadari Mina udah lama ga keliatan. Bu Silvi- istri pak Adam tadinya mau pamer ke Bu Mina kalo suaminya sekarang sudah bagus banget kerjanya gajinya ratusan juta emang siapa peduli ya kan?

"Heran deh kok Bu Mina ga pernah keluar ya? Apa jangan-jangan dia mati gantung diri karena omongan kita? " Bu Silvi gemas.

"Jangan ngomong gitu Bu Silvi, tar didengar orangnya kita bisa dilapor polisi. Memfitnah orang ga baik takut ah!" Kata Bu Riri. Beliau juga baru baru ini bergabung karena perusahaan sedang down dan ia dirumahkan.

"Bu Riri ga usah sok suci, kemarin juga saya lihat suaminya jalan sama perempuan lain."

Bu Riri sudah pergi tapi Bu Mala diam diam menyampaikan ke Bu Riri.

Pernah memang Bu Riri curiga pada suaminya, seperti gerakan mencurigakan, suaminya tak lagi hangat seperti yang dulu. Kerjaannya marah melulu. Bu Riri minta bantuan Bu Silvi untuk membantu mengintai suaminya. Suami Bu Riri tertangkap basah selingkuh tapi yang tidak ia sangka kalau Bu Silvi malah menjadikan itu bahan olokan. Emang siapa yang mau kalau punya suami kurang ajar begitu. Siapapun bisa mengalaminya kan? Apalagi ia juga sedang kesusahan biaya saat tak ngantor.

Beruntung ada Bu Mina yang mau menjadikan Bu Riri agen reseller produk kecantikan. Jadi ia tidak suka bosnya dihina begitu.

Rumah Bu Mina dirombak, renovasi besar-besaran tanpa koar koar seperti Bu Silvi yang katanya makin kaya.

"Ala paling juga dia minjam ke bank, kalo ga mana ada dia duit segitu banyak. Huh..."

Iri dengki

Bu Mina melihat progres rumahnya hampir selesai. Bu Mina terlihat lebih glowing dan mukanya ga terlihat tua. Satu lagi kulita cerah dan bajunya keliatan mewah begitu macam si Nikita Mirzani pakai jaket tulisannya Segede gaban. Dan perutnya buncit.

"Pasti jadi gadun nih banyak duit!" Ejek Bu Silvi.

Bu Mina diam saja.

"Tuh kan ga ngaku! Udah deh ga usah sok suci anda! Sok Sokan rumah direnov total anda pikir saya ga tau!"

Di dalam mobil ada yang sedang marah. Bos tersebut tadinya hendak keluar setelah parkir di depan rumahnya. Ia memukul stir dengan kencang.

Beberapa bulan kemudian...

Pak Adam mendapat surat pemecatan. Ia kedapatan korupsi milyaran rupiah. Ternyata duit yang diterima Bu Silvi kemarin adalah duit korupsi. Pak Adam dipecat secara tidak hormat.

Bu Silvi ga mau kalah. Ia mendatangi kantor berharap bisa minta tolong agar suaminya tak jadi dipecat. Alangkah kagetnya Bu Silvi di ruang direktur ada Bu Mina yang sedang hamil bermesraan dengan direktur.

"Selamat siang Pak!"

"Ada apa Bu Silv?"

"Pak saya datang kesini untuk minta bantuan bapak supaya suami saya tidak jadi dipecat. Diturunkan jabatan juga ga papa pak! Asal jangan dipecat!"

"Anda tau suami anda sedang diprose hukum dan segera dipenjara."

"Tolong pak! Jangan pak saya mohon!"
Bu Silvi bersujud

"Anda sudah meremehkan istri saya bahkan bayi saya juga anda hina. Apa pantas seorang ibu berbuat seperti itu?"

"Maaf Pak. Saya tidak tau kalau Bu Mina istri bapak!"

"Saya pasti meninju wajah anda jika anda tadi laki laki. Saya masih punya otak untuk tidak kasar pada anda. Dan sekarang suami anda ketahuan mengambil uang perusahaan, saya tidak terima alasan apapun untuk kesalahan suami anda. Anda boleh keluar!" Teriak pak Mananta.

Pak Mananta adalah orang yang berjasa dalam karir pak Adam. Dari pak Adam hanya kerja sebagai cleaning servis dan ada lowongan untuk staf, pak Mananta yang membantu mengajari pak Adam hingga bisa menguasai pekerjaan kantor. Tapi kini tak ada lagi maaf untuk para pengacau. Silahkan nikmati perbuatan jahat yang ia perbuat.

Bu Silvi jatuh miskin. Ia menjual rumah mewahnya dan pindah ke kontrakan sempit. Ia kini sangat susah dan tak ada yang menolongnya. Barisan orang sakit hati bahkan tak Sudi menolongnya.

"Bu Riri...." Panggil Bu Silvi

Bu Riri kini hidupnya sudah mendingan. Berkat kerja kerasnya selama ini ia bisa punya pekerjaan tetap jualan skincare.

"Bu, saya minta maaf jika selama ini saya sudah menyakiti hati ibu." Bu Silvi menangis

"Bu, semua orang pasti pernah punya salah. Saya sudah maafin ibu kok!" Bu Riri menepuk bahu Bu Silvi.

"Saya sangat terpuruk sekarang Bu! Saya tidak punya apa apa lagi. Semuanya sudah disita bank!"

"Itulah Bu! Roda itu berputar! Ga selamanya kita bahagia pasti juga ada kesusahan. Jangan sombong!"

Roda itu berputar





Hot  Affair StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang