Mandor kok gitu?

1.1K 15 0
                                    

Saat ini kami berada di proyek pembangunan ruko. Setelah lama menganggur akhirnya suami bekerja lagi. Biasanya memang ia jadi tukang harian maupun borongan. Sesekali suami dipanggil pakde nya yang pengusaha taman yang berada di depan ruko bida asri 2. Gajinya kecil, cuma 50 ribu sehari, asal cukup makan aja udah bersyukur. Masih banyak lagi diluar sana yang lebih susah dari kita.

"Dek, kamu pinter masak toh! Istri mas kan ada pesanan katering, kamu bantu kan lumayan dapat gaji dari mbakmu! "

Iya juga ya!

Penghasilan kami pun bergerak semakin baik dari awal hidup di batam. Kami datang dari Jawa mengadu nasib agar jadi lebih mapan.

"Dek, tolong antarin ke pak mandor! " Mbak Lastri ga sempat ngantar makanan karena mengejar waktu ke kantin pabrik. Setelah selesai acara waktu itu, maka yang punya hajat mengajak mbak Lastri jualan di kantin pabrik.

Setelah masak maka Lastri mandi, karena yang mengurus makanan atau meloding makanan ada petugas yang diupah sama mbak Lastri.

"Udah makan mas? " Tanyaku pada suami.

"Udah dek! Pak Mandor lagi ke kantor sebentar. Sini dulu dek! " Kata suami

Pak Mandor sudah selesai dari kantor.

"Lapar sekali, kamu bawa apa dek? "

"Ini ada bekal yang disiapin mbak Lastri, Mas! " Aku menunjukkan rantang. Mas Mandor makan siang dan suamiku sudah dari tadi bekerja. Aku hendak pulang, dan mas Mandor mau pulang juga ke rumah ada yang mau diambil katanya.

Kami pulang berdua naik motor bebek milik mas Mandor.

"Dek... " Mas Mandor mendekatkan tubuhnya dan memelukku dari belakang.

"Apa yang mas lakukan? Nanti mbak Lastri liat! " Aku ketakutan

"Mbakmu masih sore pulangnya dek! Mas suka sama kamu! " Sambil meremas bokongku.

Ya Tuhan bisa mati berdiri aku kalo begini.

"Dek, mas bakal kasih apa aja yang adek mau beli! " Bujuk rayu mas Mandor.

Mulai saat itu kami selalu punya waktu bercinta. Aku yang awalnya gugup dan ada rasa takut berproses menikmati dan menghayati peran baruku menambah cuan.

"Dek, kamu duit dari mana sih beli barang online? Kan kita mesti hemat! Katanya kamu mau beli rumah ya kalo boros omong kosong! "

"Aku nabung kok Mas, ini dikasih sama adek sepupu yang kerja di skincare karena barangnya ga laku daripada dibuang mending dibagi bagi ke sodara, gitu katanya Mas! " Itu bohong soalnya aku kan dapat duit dari mas Mandor.

Aku jadi sering belanja makin hedon, mas Mandor kan duitnya banyak apa aja aku minta pasti dituruti asal jangan minta jadi isteri nya.

"Dek, kulitmu makin bersih ya? " Tanya suami lagi.

"Iya Mas kan pakai produk skincare lengkap! "

"Mbak Lastri aja yang pengusaha katering ga se glowing kamu Dek! " Suami makin heran.

"Mbak Lastri kan sibuk, Mas! Mondar mandir urus usahanya, kalau adek kan masih sempat mengurus diri karena cuma masak kan ada waktunya. "

Pelan pelan aku pun mulai membuang bh yang rusak dan cd yang ga layak pakai, mengganti nya dengan kualitas lumayan. Karena hidup kami susah kami mampu mengakali segala hal termasuk pakaian dalam.

"Dek, kok sekarang kamu makin wangi ya bikin mas makin cinta sama kamu!Biasa juga kamu tuh malas dandan sering bau kecut dikasih tau malah ngambek padahal kan mas mau kamu tuh berubah eh sekarang kamu udah dapat hidayah!" Puji suami

Dia ga tau aja untuk semua perubahan yang makin baik ini ada supot mas Mandor yang ngasih duit dan ngasih saran, sesungguhnya aku ini sangat gembel dan ga ngerti soal make-up.

Mas Mandor juga sering ngasih duit untuk adikku yang sedang kuliah, dia paham kalo orang kuliah itu banyak  keperluan bayar ini itu, selama aku nikah aku ga pernah lagi ngirim duit, hanya waktu masih gadis saja aku rajin ngirim.

Mbak Lastri curiga kok aku sekarang ga pernah minjam duit lagi, kan aku bilang duit suami dan gajiku sudah bisa nabung, beliau hanya mengangguk saja.

Sampai suatu saat mbak Lastri ga sengaja curhat, " Gaji suami ku kok belakangan ini sedikit. Alasan nya duit dipinjam sama tukang. Aku pikir suami mu yang ngutang ke dia! "

Maaf ya Mbak, Mas Mandor ngasih sebagian gaji ke aku. Kata hatiku

Ga ada yang curiga ketika mereka hanya berdua di rumah. Apalagi sekarang usaha katering makin lancar, kami( aku dan suami) pun dibuatkan kamar dekat dapur agar lebih efesien waktu pada jam masak.

"Mas, mas kan ga pernah pake pengaman, buangnya pun di dalam. Tar kalo Adek hamil gimana mas? "

"Kan kamu punya suami Dek"

Ga mungkin menuntut mas Mandor toh selama ini ia diberi duit untuk itu.

Benar saja, aku hamil tapi yang bikin kaget itu suamiku.

"Astaghfirullah Dek. Kan kamu tau kita lagi susah kok bisa hamil? "

"Namanya berkat, Mas! Kalo ga punya suami hamil, itu baru mas malu! "

Mas Mandor mendengar keributan di kamar ku.

"Selamat ya Dek! Begini saja jika kamu ga mampu menafkahi bayi itu biar kami yang adopsi! Karena terus terang saya rindu punya anak! " Terang mas Mandor

Begitu bayi lahir, maka kelengkapan administrasi diurus mas Mandor. Bayi itu jadi milik mas Mandor.

Aku dan suami keluar dari sana dan kembali ke Jawa. Pesanku untuk bayi itu, "Berbahagialah nak, kamu sudah berada pada orang yang tepat! "

Aku mau curhat sedikit soal menulis cerita ini. Teringat saat aku melahirkan secara cesar anak ketiga ku , dimana pasien disebelah ku juga baru saja melahirkan dan anaknya diadopsi. Entahlah apa perasaanku saat itu campur aduk, padahal anaknya simbak yang diadopsi aku yang nangis! Hari itu perasaan ku campur aduk, apalagi kita baru kenal disitu dan dia ga ada yang menemani, miris sekali. Simbak bilang ia ga punya duit buat biaya operasi dan saat itu ia datang juga karena bidan ga mampu menangani pendarahan yang hebat. Alhasil untuk menutupi biaya rumah sakit terpaksa bayi tadi diadopsi orang dan membayar sejumlah uang untuk pengobatan simbak pasca cesar. Ia hamil tapi pacar nya ga tanggungjawab!

Hot  Affair StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang