Cinlok

1.4K 15 0
                                    

Aku ga bisa membayangkan bakal tinggal di daerah pedesaan yang bahkan ga ada di peta saking terpencil nya. Sementara aku lahir di kota besar yang semuanya serba ada. Nino, pacarku mengantar aku sampai bandara dan aku ga lagi berharap banyak padanya karena ia kerap kali ketahuan selingkuh dan itu ga masalah bagiku. Sebenarnya aku tuh ga cinta cinta amat, cuma kebetulan sewaktu kami memulai pacaran dia selalu punya waktu untukku. Kedengarannya egois memang, tapi dia juga tau itu. Say bye bye to Nino.

"Selamat siang bu Dokter! "Sapa yang menjemputnya

" Siang Pak! Sudah dari tadi ya? " Ucapku

Ternyata berbeda dengan perkotaan, pedesaan ini bagus sekali vibesnya, hanya saja terpencil dan jaringan internet masih susah disini. Aku sudah seperti alien saja banyak melongo karena hari hari jika tidak bertugas adalah memainkan ponsel dengan segala macam aplikasi di dalamnya.

"Bu dokter ini rumah dinas yang sudah disiapkan lurah kita, Bu! "

Tempatnya bagus dan halamannya luas. Wah jika bercocok tanam ku kembali muncul setelah lama ga menyentuh tanaman. Sibuk dan pulang sampai larut malam membuat ku merelakan hobiku hanya di angan angan saja.

Ternyata ada seorang ibu paruh baya yang membersihkan rumah dan menyiapkan makan untuk bersih bersih.

Say RIP to my HP! Hanya bisa menerima SMS maupun telpon jika ada sinyal bagus. Dan ya sekarang HP itu bakal jadi pajangan saja malas juga main game di HP, itu membosankan.

Namaku dr. Ratna atau sering dipanggil Nana. Nana dan Nino adalah sebuah pasangan yang hot dimasanya. Karena sekarang tak lagi bersama. Aku bisa saja menggunakan kekuasaan ayahku dengan menolak dipindahkan ke pedesaan. Tapi yang kubutuhkan pengalaman baru.

Aku sudah punya semua, apa yang diimpikan semua orang, punya tas branded punya mobil, punya rumah mewah bahkan papa udah menyiapkan sebuah klinik nantinya untuk ku buka praktek.

"Jika kamu mau jadi dokter, jadilah dokter yang baik, yang membantu masyarakat. Jangan jadi dokter yang memeras rakyat kecil! Biarpun duit mereka tidak seberapa, percayalah kita butuh doa dan dukungan mereka." Itulah pesan papa yang selalu kuingat.

Aku senang sekali bekerja di puskesmas ini. Ada yang bayar secara mandiri dan ada juga yang memakai kartu BPJS. Kadang juga aku dipanggil ke rumah masyarakat dan dibayar dengan serantang beras.

Pagi ini aku mensyukuri bisa bangun pagi setelah tidur hanya 2 jam, ada persalinan yang kepala bayi bahkan udah nongol tinggal finishing doang; Luar biasa!

"Bu dokter ini ada makan siang untuk bu dokter! Terima kasih sudah membantu lahiran subuh tadi, Dok! " Itu suami pasien tadi dan ia sudah pulang.

Bisa gemuk aku disini tiap hari orang ngantar makanan. Ditolak ga enak dikira tidak menghargai yang ngasih makanan.

"Bu dokter tadi kepala puskesmas ngasih tau kalau dalam beberapa hari ini kita bakal ketambahan tenaga dokter! "

"Bagus lah kita bisa meningkatkan kesehatan masyarakat disini! "

***

Nana merasa kurang sehat. Ia demam dan tak bisa bangun. Suara simbok terdengar makin lemah, " Ya Allah, bu dokter! "

Nana tersadar sudah ada infus yang menggantung di tangannya.

"Ternyata dokter juga manusia, ya! " Kata seorang dokter yang sialnya tampan dan wangi.

Apa aku kenal dengan orang ini? Kenapa sepertinya wajah itu

"Ga usah pura-pura ga tau deh lu. Wahai manusia berisik, punya hati namun tak hati hati.... " Lah malah nyanyi pula dia.

Ternyata namanya Kelvin. Ia dulunya teman sekolahku, aku dulunya sangat ribut dan tukang cerita dan Kelvin berkebalikan dengan sikapku. Kelvin mulutnya bakal terkunci terus kalau ga ada yang nanya dan berlaku sampai pulang sekolah. Betapa menyedihkan jika aku jadi Kelvin. Bu guru sengaja memindahkan aku duduk sebangku dengan Kelvin dengan harapan aku ga bakal ribut lagi. Dan setelah aku duduk dengannya ia mulai ngomel padaku dan bu guru senang kalau Kelvin ada perubahan, ada suara Kelvin. Ia sering diejek si bisu saking jarang mengeluarkan bunyi.

"Bisa ga sih kamu ga berisik, ganggu banget! " Teriak Kelvin

"Eh, aku juga pusing Vin, kamu diajak cerita ga asik. hem hem melulu!" Balas ku

Kami juga punya panggilan lucu, si bisu dan si lele, dah tau lah ya siapa yang jadi lele? Yup benar aku!

Makin hari makin akrab, apalagi kami juga beda kamar aja masih satu kawasan rumah dinas.

Mengingat momen lampau kenapa kami jadi makin mesra bahkan aku udah menyerahkan mahkota yang kujaga selama ini. Di mata orang kami adalah pasangan serasi yang sedang cinlok tapi mereka ga tau apa saja yang sudah kami lakukan sejauh ini.

Sampai akhirnya Kelvin ketahuan sudah punya istri disana.

Begitulah

Hot  Affair StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang