Awalnya bercanda

739 15 0
                                    

"Win, ga mungkin kamu bisa bikin saya melupakan istri?" Kata Dino yang sedang memeluk Wina.

Eits dia belum tau siapa Wina, wajar tak kenal maka tak sayang. Kenalin nih Wina, janda paling hot di kampung seraya.

"Mas Dino mau makan apa? Biar saya buatkan?"

Wina adalah salah satu karyawan kontrak di perusahaan kecil dan gajinya juga hanya standar, itu alasan mengapa ia mengambil job sampingan sebagai asisten bersih bersih yang part time.

Sebenarnya Wina bisa saja bekerja dengan usaha sendiri, tapi dirasa harus ada modal untuk membangun usaha mandiri.

Sebagai cleaning servis ia akrab dengan segala latar belakang karyawan, baik kasta rendah sampai kasta tertinggi. Percayalah rejeki itu datang dari ikatan persahabatan, aseekkk. Gumoh gak dengar kuotes ku ini....

"Mbak Titip es Boba 2 ya, ini duitnya!" Uang selembar merah segera dikantongi Wina. Bahkan ia sengaja patroli ke divisi lain untuk sekedar menanyakan mau nitip ga! Soalnya tau sendiri kerjaan cs ini ga ada habis habisnya.

"Mbak Titip ketoprak gang kelinci 2 pedas 1 yang 1 ga pedas!" Duit seratus masuk ke saku Wina.

Wina masuk ke divisi marketing. Sudah disambut dengan pak Dino a.k.a suami ilegal, yup! Pak Dino selingkuh dan istrinya ada di luar pulau. Istrinya ada usaha konveksi yang lumayan dan ga bisa ditinggal. Usaha baru dirintis tapi bagian bagian vital bisnis tersebut, istrinya yang megang. Jadi pak Dino hanya pulang pas akhir pekan. Senin sampai you know lah ya, sama Wina! As simple as that.

"Pagi pak Dino!" Suara Wina biasa aja cenderung datar ia menghampiri suami normal days nya. Karena weekend pak Dino milik istri sah.

"Win, titip kopi Americano dong 1, yang lain udah pada nitip? Atau kamu perlu aku bantuin buat wish list?"

"Apaan sih pak? Ini juga saya udah bawa kertas catat segala pesanan tar pekerjaan saya berkurang karena diambil bapak!" Wina tersenyum

Wina ke berbagai titik pesanan. Yah, beginilah ya wak demi mencukupi kebutuhan hidup. Harus kerja kerja kerja!

"Win, mana kopinya? Saya mau berangkat tadi ditelpon bos..." Pak Dino sudah menunggu diarea parkir.

"Ini pak, semangat ya Pak!"

***

Jum at sore sepulang kantor biasanya pak Dino udah meluncur ke stasiun kereta api. Ia akan menemui istrinya. Namanya juga kangen, emm lebih tepatnya Tanggung jawabnya sebagai suami.

Istrinya masih di kantor, tak lupa memberikan ciuman kangen untuknya.

"Papa bisa ga kalau pulang kasih tau dulu biar bisa istri nyambut maksimal!" Istrinya kesal karena ya begini, rambut lepek, muka berminyak, make up dah luntur. Untunglah masih wangi karena parfum jutaan miliknya emang dapat diandalkan di segala waktu.

"Sayang kamu tetap cantik kapanpun jua!"

"Mulai deh sok puitisnya keluar!"

Kedua anaknya tak lupa menyambut kehadiran papanya di rumah.

"Papa kakak kangen....berat!" Kakak anak perempuan, biasa manja pada papa.

Kalau yang bontot biasa aja gaya cool.

"Hi papa!" Dino mengacak rambut cepak khas tentara, Deni namanya.

Mereka makan bersama sambil menceritakan pengalaman masing-masing selama seminggu.

"Pa, besok kita KFC ya?"

Anak anak dan KFC momen bahagia anak apalagi ditambah main time zone atau funworld.

"Sayang kamu bisa bawa anak anak kan? Besok aku ada kerjaan ketemu suplier dan dilanjut meeting dengan klien.

"Iya sayang "

Inilah hal yang ga pernah Dino sampaikan atau lebih tepatnya enggan. Waktu hanya singkat, istrinya lebih sibuk dengan pekerjaan. Ia hanya bersama anak-anak. Kalian bisa mengerti kan kenapa hati Dino mendua pada Wina?

Ia butuh perhatian.

"Pa, untunglah papa datang! Kami selalu kesepian. Mama pulang larut malam, paginya kadang kami bersyukur bisa liat mama, kadang hanya melihat pintu kamar mama yang terkunci. Mama terlalu sibuk, Pa!" Curhat si kakak

"Sayang, papa dan mama cari uang untuk kebutuhan kalian!"

"Tapi, apa anak anak nya harus jadi korban?" Deni masih kecil tapi ia juga kesal mamanya tak ada waktu untuk mereka.

Pagi mereka sudah diantar supir, pulangnya hanya ada pembantu yang merawat mereka sampai tidur.

"Pa, boleh ga saat liburan nanti kami tinggal sama papa sebulan? Mama pasti senang!"

"Boleh"

Waktu cepat berlalu. Ini waktu nya menjemput kedua anak Dino. Dan Wina baru selesai kontrak, jadi ia belum berniat menyambung. Ia ingin membuat bisnis kecil-kecilan. Jadi sedang persiapan istilahnya sebelum hari eksekusi.

"Sayang, di rumah papa bakal ada kakak yang menemani kalian. Nah kalian boleh ajak kakak bermain menunggu papa pulang."

"Kakak? Apa kakak asisten rumah tangga?"

"Iya"

"OOO.." Deni dengan raut kecewa.

Sampailah di apartemen milik Dino. Wina tersenyum menyambut kedua buah hati Dino.

"Hallo Rena, Hallo Deni!" Sapa Wina ramah.

Kedua anak itu gampang akrab. Setiap hari mereka membuat kegiatan yang seru dan menyenangkan. Bahkan Deni ga menyangka kalau Wina sangat menarik.

"Kak, kami senang sekali dengan kakak. Apa kakak boleh ikut kami pulang?"

Wina tersenyum.

"Kakak ada kerjaan disini. Apa kalian mau liat kerjaan kakak?"

Wina menunjukkan situs jual beli produk makanan miliknya.

"Nah ini, Kakak jual aneka sambal tapi ga dijual langsung jualnya online, lewat internet."

"Wah keren sekali kakak!" Deni antusias

"Terus kakak tinggal disini? Bareng papa?"

" Kakak memang tinggal disini, kakak kan pembantu disini sayang!"

***

Deni dan  Rena sudah kembali. Mereka cerita tentang kegiatan mereka selama disana pada mamanya. Tapi mamanya tidak terlalu peduli dengan apa yang diceritakan anak anak nya. Paling juga yang namanya Wina itu sudah mbok mbok, pikir si mama.

" Kakak bentar lagi SMP, kakak boleh ya ma sekolah di papa. Toh kakak udah mandiri, bisa bantu beresin rumah papa!"

"Ok, nanti mama telpon papa!"

Si bungsu juga ga mau kalah.

"Adek juga SD di papa ya, Ma! Dekat kantor papa ada SD jadi papa bisa sekalian antar Deni dan ke kantor papa bareng."

Wah pas banget!

Jadi aku ga perlu merasa bersalah karena ga da lagi waktu untuk mengurus kedua anaknya, dan papanya senang aja tuh.

Kedua anak ini pun tinggal di rumah papanya. Kak Wina makin cantik apalagi sekarang agak gendut, mmm perutnya.

"Kak, apa disini ada adik ya?" Deni senang mencium perut Wina.

"Iya, ini adik kamu Deni!" Kata Wina senang

"Boleh Deni panggil Bunda, Kak Wina."

"Boleh" Wina membelai rambut bocah yang bukan Juli ini masuk SD.

Di tempat berbeda ada Riska, mama mereka juga sedang hamil. Ia pun jadi istri siri seorang pengusaha terkenal di Jawa.

"Riska sebaiknya kita akhiri saja hubungan kita, karena akupun sudah punya penggantimu!"

"Maafkan aku sayang, aku juga sudah menghianatimu!" Riska mengelus perutnya, mungkin bayi yang di perut sama usianya dengan bayi Wina.

Kemudian keduanya pun berpisah dengan baik baik.

The end







Hot  Affair StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang