"Kenapa kamu nyimpen namaku pake Kadreda sih? Kenapa nggak 'sayang' kek atau 'cinta' atau cukup pake emot love aja?"
"Kalau nyimpen pake nama 'sayang' atau 'cinta' apalagi emot love doang itu udah biasa. Nggak kreatif. Kurang nyastra. Kurang nyeni."
"Yang anak sastra, kan, aku kenapa kamu jadi ikut-ikutan sok nyastra?"
"Kan menyesuaikan diri."
"Emang kadreda artinya apaan? Dari bahasa apa?"
"Kadreda itu artinya cinta. Dari bahasa Sansekerta. Bagus nggak?"
"Bagus. Bagus. Tapi, kan, ternyata sama aja artinya."
"Tapi kedengeran lebih estetik, kan? Lebih cantik didenger. Biar kayak kamu."
"Kenapa sih? Diem aja dari tadi?" Teguran Ryu membuyarkan lamunanku.
Aku menggeleng. "Nggak papa."
"Ngelamunin mesum ya?" tuduh Ryu.
Aku menggeplak lengan kirinya. "Enak aja. Biasanya cowok tuh yang suka ngelamun mesum."
"Eh, tahu nggak mesum itu apa?"
"Apa emang?"
"Menikmati suasana malam."
Aku menggeplak lengan kirinya lagi. "Bisa aja bikin abreviasi."
Ryu menepuk dadanya dengan bangga. "Kita mau kemana nih?" tanyanya kemudian.
"La Vanya lagi yuk. Kalau malem gini, kan, bagus."
Ryu mengerutkan keningnya. "Emangnya nggak takut masuk angin?" cibirnya.
Aku menggeleng. "Nggak, kan, ada kamu."
"Dasar!" Ryu mengusap pelan kepalaku yang tertutup pasmina hitam.
Aku memeluk lengan kirinya sambil memegang cincin yang tersemat di jari manis kananku yang dia berikan beberapa bulan lalu di depan penghulu disaksikan keluarga dan teman dekat kami. []
KADREDA resmi tamat ♪~(◔◡◔ิ)人(╹◡╹๑)~♪
Gimana komentar kalian?
Drop disini ya.
Maap membuat kalian menunggu lama.
Tunggu saya di cerita baru. 😘

KAMU SEDANG MEMBACA
KADREDA | Tamat
Roman d'amourPengangguran sempat menjadi nama tengah Ganis selama enam bulan lamanya sampai akhirnya ia diterima bekerja di sebuah sekolah swasta bernama Republik Ganesha di bawah naungan yayasan yang sama. Di sanalah Ganis melihat sosok yang mirip aktor drama K...