[ 17 ] Cemburu

46 48 12
                                    

                                    ***
                          { Cemburu }
                        ***
        (◕ᴗ◕✿) Happy Reading (◕ᴗ◕✿)

Bunyi alarm terdengar nyaring. Akan tetapi, Rissa juga tidak kunjung bangun dari kasurnya.

"Akhh berisik," ujar Rissa sambil mematikan alarmnya. Setelah itu ia kembali tidur dengan nyenyak. Micha membuka pintu kamar Rissa. Mendapati Rissa sedang tidur sangat nyenyak di kasurnya.

"Ni anak masih saja tidur, padahal ini udah siang. Sayang bangun," ujar Micha sambil mengoyang-goyangkan tubuh Putrinya itu.

"Iya Bu. Ada apa? Rissa masih ngantuk," jawab Rissa tanpa membuka matanya.

"Kamu gak mau sekolah? Ini udah siang loh.”

"Jam berapa emang?" tanya Rissa yang  masih belum sadar sepenuhnya.
"Ini udah jam 08.00 WIB Sayang," jawab Micha.

"Hah?" Rissa langsung terbangun.

"Kenapa Ibu gak bilang dari tadi? Rissa ‘kan jadi telat," ujar Rissa. Ia segera beranjak ke kamar mandi dengan terburu-buru. Micha hanya menggeleng. Bingung dengan tingkah anaknya itu.

                           ***

Rissa menuruni satu persatu anak tangga, namun ia kaget saat melihat ayahnya berdiri menunggunya dengan tatapan kesal.

Ayah kenapa sih? Kok tatapannya aneh?’ batin Rissa. Ia memalingkan wajahnya, perlahan berjalan melewati Ayahnya.

“Rissa!” panggil Azka membuat Rissa menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Azka.

"Iya, Yah?”

"Ayah mau bicara.”

"Iya. Ayah mau bicara apa?”

Plakk!

Sebuah tamparan mendarat di pipi Rissa. Membuat Rissa langsung memegang pipinya yang baru saja  Ayahnya. Melihat itu, Micha kaget dan menghampiri putrinya.

"Azka! Kenapa kamu tampar putri kita?”

"Karena dia sudah lancang membuat keluarga kita malu!" bentak Azka.

"Maksudnya?"

"Anakmu itu. Dia membatalkan pertunangannya sama Alex. Dan karena dia keluarga kita malu di depan keluarga Alex,” ujar Azka.

Micha melirik ke arah Rissa yang kini sedang menahan air matanya.

"Tapi bukan begitu caranya. Apa dengan menampar putri kita urusan ini bisa selesai hah!" bentak Micha. Kali ini Micha benar-benar marah pada suaminya itu. Apa segala sesuatu harus menggunakan kekerasan?

"Jangan membela Rissa. Dia anak yang bandel dan selalu ngebantah. Aku  nyesel punya anak seperti dia!" bentak Azka sambil menatap tajam Rissa.

Deeg!

Hati Rissa  seakan tersambar petir. Bagaimana tidak? Kata-kata yang barusaja dikatakan oleh Ayahnya itu  sangat menyakitkan baginya. Air matanya perlahan keluar dari pelupuk matanya. Rissa perlahan melangkah mundur dan berlari keluar meninggalkan kedua orang tuanya.

                               ***

Rissa  berlari sambil menangis. Ia tidak peduli jika ada orang yang melihatnya. Perkataan itu selalu saja terngiang di pikirannya. Rissa terus saja  berlari tanpa arah dan tujuan, Ia  terjatuh dengan lututnya menggores aspal, namun ia  tidak meringis atau pun merasa sakit. Baginya perkataan ayahnya lah yang sangat menyakitkan.

Lika-liku Cinta ( Sudah Terbit ✔️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang