Jeongwoo (2)

942 165 202
                                    

Semua menunggu jawaban Kim, terlebih lagi Sunghoon terlihat gelisah dan takut jika Kim menganggapnya tidak tulus mencintai nya dan melamarnya.

"Iya.. Aku mau hoonie." ucap Kim sambil tersenyum.

Sunghoon menitikan air matanya, sesak didada pun hilang. Rasa khawatir, panik dan bingung pun hilang. Dirinya memeluk Kim dan menangis, ia sangat bersyukur Kim mempercayainya dan menerimanya kembali.

"Makasih.. Makasih Kim." ucapnya sambil menenggelamkan wajahnya di leher Kim.

"Sama-sama Hoonie." Kim mengusap punggung Sunghoon.

"Selamat!" seru Isa.

"Akhirnya Kim ku huhuhu." Jay pun ikut menangis. "Huaa akhirnya!"

Isa terkejut melihat Jay memeluknya dan menangis.

"Kamu kok nangis sih?" tanya Isa yang terheran.

"Huhuhu Kim kuu!!" Jay merengek.

"Selamat." Haruto memberi selamat pada Sunghoon dan Kim. "Jaga baik-baik Kim noona, jangan disakitin lagi."

"Iya, makasih udah relain Kim buat gua." ucap Sunghoon.

"Ya, gua udah gaada perasaan apapun sama Kim noona. Jangan salah paham." Haruto memperingati.

"Iya iya."

Sunghoon dan Kim menghadap Jeongwoo yang tersenyum senang walau wajahnya sangat pucat.

"Se..lamat hyung.. Noona.." ucapnya.

Sunghoon mengerutkan dahinya melihat Jeongwoo terlihat kesulitan bernapas. "Ya Park Jeongwoo, lu kenapa?!" tanyanya dengan panik.

"Ma..kasih.. Dan.. Maaf aku gabisa.. Nemenin kalian di hari pernikahan.."

"Maksud lu apaan?!"

Kim segera memencet tombol pemanggilan suster dan memperhatikan denyut jantung Jeongwoo di EKG yang melemah.

"Jeongwoo ya.. Jangan.. Kamu kuat kan?" tanya Kim yang menangis.

"Ya Park Jeongwoo!" seru Haruto sambil memegangi tangan Jeongwoo.

"Jeongwoo ya, Maksud lu apa?!" seru Jay.

"Aku panggil dokter dulu!" seru Isa kemudian ia berlari keluar ruangan.

Napas Jeongwoo semakin cepat, denyut jantung semakin melemah. Wajah Jeongwoo sangat pucat namun ia masih menunjukan senyumnya ketika Sunghoon terus meneriaki namanya.

"Maaf.. Hyung.."

Kalimat terakhir yang Jeongwoo ucapkan, EKG berbunyi, denyut jantung Jeongwoo tidak terlihat lagi dalam grafik alat itu. Mata Jeongwoo tertutup dan napas pun tidak terasa.

Kim menangis histeris, Sunghoon berteriak melihat Jeongwoo yang sudah pergi meninggalkan mereka. Begitu pula Haruto yang terus mengguncang-guncangkan tubuh Jeongwoo namun Jeongwoo tak berkutik.

Seorang dokter datang dengan cepat, ia dengan suster menangani Jeongwoo dengan menggunakan alat pacu jantung untuk membantu jantung berdetak kembali. Dokter itu melakukan terus menerus sampai ia menghentikan kegiatannya.

[✔] 3. Come Back || Park SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang