Chapter 33

278 13 51
                                    

Is this what you want?
Look at me and tell me to stop over!
***

Keadaan ini entah bisa dibilang sudah jauh membaik atau tengah menghadang ke arah yang akan merepotkan lainnya.
Keluarga Rama terbilang cukup perlu kita beri 'perhatian lebih' jika kita berusan dengan mereka.

Kedudukan tentu menjadi salah satu alasan untuk hal demikian, ada nama baik yang diemban disetiap pundak para keturunannya dan tidak semua pundak itu tunduk patuh pada aturan lama yang mereka buat sebagai tradisi dan aturan keluarga. Kakek Rama lah yang menjadi pemegang terkuat tradisi itu, bahwa setiap garis keturunan Creschva haruslah tunduk patuh pada aturan keluarga serta menjaga nama besar dan nama baik keluarga itu sendiri. Ketidaksesuaian sedikit saja dari aturan itu bukan hal baik bagi sang keturunan.

Rama punya misi dan ketakutannya sendiri, diumur nya yang masih sangat muda ini tentu ia perlu berbagai macam cara agar dia bisa hidup tegak sendiri di atas kakinya. Hal yang sangat ia inginkan adalah tantangan terberat yang harus ia lewati dan keluarga besarnya adalah lawan terkuat yang harus ia kalahkan.

Rama tak ingin menjadi Mahesa ke dua, cukup kebodohan Mahesa saja yang membuat kehancuran bagi sepupunya itu, ia tak ingin ikut-ikutan.
Keluarga Rama dari garis ayahnya memang tidak sekuat keluarga ibu nya, namun bukan berarti ia tidak bisa menghimpun kekuatan untuk melawan ambisi dan aturan kuno kakek dari garis ibunya.

"Jenov udah sampein sama ayah sama bunda, besok mereka bakal datang ke sini" Pagi ini Rama sedang tidak menumpang sarapan lagi di rumah Raka, ada hal yang penting dan genting yang harus ia selesaikan dengan kedua orangtuanya.

"ya sudah, kita prepare buat besok. Ini acara kamu, jadi kamu yang urus sesuai kemauan kamu. Papa sama mama akan dukung kamu semampu kami" Jawab Papa Aska

"it's okay sayang, tenang aja.. Mama akan usahain kakek kamu ga aneh-aneh. Besok om kamu sama Esa juga ikut ga masalah kan?, mumpung mereka juga lagi ada di sini" Lanjut Mama Putri

"gapapa Ma, ga masalah"

".. Yaudah Jenov berangkat Ma, Pa"

"hati-hati ya sayang.. Semangat" Mama Putri memberikan senyum hangatnya pada anak semata wayang mereka itu.

"Iya Ma"

*/

"Ngapain??"

"hehehe, kamu kok ga siap-siap?"

"siap-siap ngapain?"

"lah, kamu ga kuliah?"

"engga, jumat kosong" Jawab Raka cuek

"mmmm sayang... Boleh minta tolong anterin ke kampus nggak? Mobil aku kan ketinggalan disana" Rama cengengesan di depan Raka. Mereka saat ini sedang berdiri di halaman depan rumah Raka

"ngapain ga sekalian naik ojol kesana tadi?"

"hehehe, Kan pengen liat kamu dulu buat nambah semangat"

"Buaya banget omongan lo" Jawab Raka jutek

"boleh ya yangg.. Anterin mas ngampus bentar. Ntar aku traktir kamu apa aja deh" Bujuk Rama lagi

"huuft, lo yang nyetir" Raka berbalik ke rumah untuk mengambil kunci mobilnya, bodo amat dia cuman pake hoodie sama celana panjang santai saja

"MAKASIH SAYANGNYA MAS hehehehe" Teriak Rama mengantar kepergian Raka

Perjalanan itu akhirnya mereka tempuh dengan Rama sebagai pengemudi, tidak kurang satu jam akhirnya mereka juga sampai di kampus Rama.

"nah sampai juga, mau mampir ga yangg? Aku cuman satu makul kok, palingan sampe jam sepuluh"

Ramananda Caraka [NOMIN]  - [Season I] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang