Chapter 4

457 28 2
                                    

I do believe, there is nothing happened in this world that I experiencing alone. God's always within me

***


Rama tak benar-benar pulang, kesal itu pasti. Rama sudah cukup lama menunggu Raka namun malah disuruh pulang duluan. Ah iya, dia ingat apa Raka akan menemui orang yang disebutkan Richan tadi.

"sabar gua mah Na, sabar banget ini mah" omongannya tentu tak sesuai dengan ekspresi nya saat ini. Dia sangat kesal.

Setelah menurunkan Tika disebelah mobil jemputannya di ujung depan parkiran sekolah, Rama berbelok ke kiri menuju gerbang belakang sekolah yang lebih dekat menuju perpustakaan.

"rujak satu pak, cabenya satu aja" Rama melihat penjual buah langganan yang biasa dia dan Raka beli.

"siap Mister Je" panggilan itu sudah lumrah ia dengar dari pedagang buah tersebut. Katanya tampang Rama bule jadi dipanggil mister aja. Begitulah kira-kira

Setelah mendapat apa yang ia ingin, Rama memberhentikan motornya di bawah pohon rindang yang cukup jauh dari Raka dan Junda yang tengah serius berbicara berdua disana. Sudah sedari tadi dia di menunggu hingga rujaknya hampir habis padahal Rama sudah sengaja melama-lamakan acara makan rujak sambil memantau Raka itu.

"masih lama ga sih, gencet lo pada ntar pelukan mulu tsch" Rama mulai jengah dengan apa yang sedang ditontonnya ini, Nananya tengah dipeluk orang lain.

Tampang Rama sungguh sangat datar, tersirat emosi dan rasa kesal menyatu di wajah tampannya sampai pada akhirnya Junda lebih dulu pergi, tapi kotak yang diberikannya tadi masih dipegang oleh Raka. Terlihat Raka menimang apakah ia akan membukanya atau menyimpannya saja.

Raka tampak mulai berjalan menuju arah sebaliknya. Bila Junda langsung menuju gerbang belakang karena lebih dekat beda lagi dengan Raka yang malah pergi menuju gerbang depan sekolah. Rama mulai menghidupkan lagi motornya dan mulai menyusul Raka yang sudah berjarak di depan sana.

*TIIN TIINNN

"ojek dek" Terlihat Raka cukup terkejut mendengar klakson Rama yang tak tanggung-tanggung, terlihat dia sedikit terlonjak kaget lalu menepi.

"My GOD, BIASA AJA Dong!. NORAK LO NAIK MOTOR AJA BELAGU!!" Raka makin teriak dan kesel setelah tau yang mengejutkannya adalah Rama

"dih ngamuk" Rama mah santai, dia memelankan laju motornya disamping Raka yang kembali berjalan

"buruann napa, naik" Seru Rama

"bukannya kamu dah pulang?" Mereka berhenti setelah bertemu pohon yang disusun berjajar dengan jarak beberapa meter disetiap pohon sepanjang Jalan menuju gerbang sekolah.

"siapa ya tadi yang minta tunggu diparkiran sampe keringetan gegara nunggu doang" Jawab Rama sewot

"Kan udah disuruh pulang duluan"

"Iya setelah 30 menit lebih kemudian"
Tangan Rama bersedekap di dada, kakinya turun menahan motornya dengan tatapan lurus kearah Raka

"sorry, tadi beneran lama nulisnya. Lagian kan kamu ada yang temenin disana pastilah ga bakalan bosan" Balas Raka cuek

Mereka sama-sama mendekap tangan di dada seolah saling menantang lewat tatapan yang tak terputus sejak tadi

"bukannya ngojekin dia tadi? Kenapa balik?" Lanjut Raka. Intonasinya terdengar datar tapi percayalah dalam hatinya Raka tengah berdebar kencang, takut, dan sedikit khawatir melihat Rama menatapnya demikian.

"jangan mengada-ngada, jangan menyimpulkan sesuatu yang tidak diketahui hingga akhirnya"

"apa yang aku lewatkan? Satu dua hal diawal cukup menjadi pokok kesimpulan dari seluruh cerita" Balas Raka

Ramananda Caraka [NOMIN]  - [Season I] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang