Chapter 37

284 14 39
                                    

Such a pity, we made any promises but we broke it all
We played such a different genre,
I'm playing on pop and country
But you made me dance on misery
***

Mahesa berlutut di depan Richan lalu mengarahkan pisau itu tepat di pergelangan tangan kirinya

"balik sama aku atau kamu liat mayat aku setelah ini"

"LO GILA MAHESA LO GILAAAAAAAAA" Teriak Richan histeris, untung kamar Raka kedap suara kalau tidak teriakan itu sudah pasti membangunkan satu rumah

"Iya aku gila, jadi kamu bisa milih. Pertahanin orang gila ini atau biarin si gila ini mati dihadapan kamu"

Hiks hikss hiks hah hah hueee hiks..

Richan menangis histeris diatas kasur Raka, dia capek dengan jalan hidupnya.

Dia dikhianati berkali-kali, cintanya dicurangi, bahkan harga dirinya tak dianggap sama sekali. Sekarang orang yang membuangnya, yang menoreh semua luka di tubuh dan batinnya malah mencoba bunuh diri tepat di depannya. Tekanan apa lagi yang harus ia hadang untuk bisa hidup tenang

"lo.. hiks.. lo yang ngehancurin hidup gua, lo yang khianatin cinta kita, lo yang membiarkan hiks gua pergi!. Lo yang brengsek kenapa gua yang harus lo siksa kayak gini!! . Apa salah gua sama lo?, apa yang kurang dari gua bahkan semuanya gua kasih sama lo!. Lo yang buang gua hiks kenapa lo susah payah mati-matian mau mungut hiks.. gua lagi" hah.. hiks.. hah hiks

"kasih aku kesempatan buat nebus itu semua. Kamu bisa bunuh aku dengan tangan kamu sendiri kalau aku khianatin kamu lagi. Maaf hiks.. maaf aku emang egois"

".. Balik ke aku beib, please" Mahesa turut menitikkan airmatanya, pisau itu masih bertahan diatas kulit nadinya. Sedikit saja tekanan ia torehkan, sudah barang pasti darah akan berceceran di kamar itu

"bunuh aku sekarang juga Chan" Mahesa tampak tak ragu sama sekali untuk semakin mendekatkan pisau itu pada urat nadinya

Richan melihat itu, meski pandangannya sedikit terhalang oleh air mata, namun ia dapat melihat pisau itu sudah tidak berjarak dari kulit Mahesa.
Dengan cepat Richan bangkit dan merebut paksa pisau itu saat terlihat darah mulai mengalir turun dari pergelangan tangan Mahesa

"ENGGAAAKKKKK"

TRAKK

PLAKK

pisau itu terlempar jatuh ke lorong meja belajar Raka dan Richan menampar Mahesa dengan sekuat tenaganya

"Bajingan bodoh!" hiks hiks

"Hueeeeee...

.. Raka, RAKAAAAAAAAAAAAA" Teriak Richan sekuat-kuatnya sembari membuka pintu kamar Raka.
Sontak saja suara teriakan bercampur tangis itu benar-benar membangunkan seisi rumah.

Raka lebih dulu berlari menaiki tangga, beberapa penjaga di depan rumah dan pekerja yang tinggal didalam rumah Raka turut ikut menyusul setelahnya

"Kaliaaannn ngapain sii BAJINGANNN!!!!" Teriak Raka tak kalah hebohnya.

"Esa Mahesaa hiks hueee" Tunjuk Richan pada Mahesa yang terduduk tertunduk di dekat ranjang Raka

Ramananda Caraka [NOMIN]  - [Season I] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang