Berlari-lari ku raih dirimu
Berliku-liku jalan ku tempuh menggapaimu
Sekian banyak jatuh bangunku
Dirimu tetaplah tujuan hidupku***
Raka tengah dalam pemeriksaan saat ini, Andre membawa mobilnya layaknya seorang pembalap. Bibirnya tak terbuka sejak tadi, hanya tatapan membunuh yang hanya bisa ia tunjukkan.
Andre menggendong tubuh Raka sambil berlari menuju koridor rumah sakit.
Rahmat dan Fajrin bertugas memanggil dokter hingga kini akhirnya Raka masuk di ruangan ICU sejak 20 menit lalu.Candra dan Stevan datang setelah membereskan lokasi pertempuran mereka tadi, salah satu penjahat itu mati dan sisanya Candra kurung di markas mereka. Belom saatnya polisi ikut campur urusan ini, menurut Candra.
Selang satu jam akhirnya dokter keluar dari ruangan Raka, tubuh Raka mereka giring untuk di bawa ke ruang rawat di lantai yang berbeda.
Semuanya turut mengiringi dokter dan perawat yang membawa Raka hingga ke kamar inapnya.
"siapa wali pasien?"
"saya kakanya dok" Candra maju lebih dulu
".. Bagaimana keadaan adik saya"
"Orang tua kalian mana?" Tanya sang dokter
"Bicara sama saya saja dok, orang tua kami masih dalam perjalanan"
"Hm baiklah. Kondisi pasien cukup parah. Ada memar di bagian dalam tubuhnya, di sekitar dada mengarah ke bagian hati. Tidak ada luka patah, namun ada yang sedikit aneh dengan perut pasien. Kami harus melakukan pengecekan lebih jauh dan meminta persetujuan kedua orang tua kalian"
"aneh bagaimana dok? Adik saya kenapa?!" Candra mulai khawatir juga takut
"tidak, hanya saja ada bagian yang sedikit terluka dan kami kemungkinan akan melakukan operasi kecil atau tidak nantinya tergantung pemeriksaan juga persetujuan orang tua pasien"
"bukan luka serius kan dok?" Celetuk Andre
"kalo pemikiran saya benar, ini akan cukup serius"
Andre terdiam kaku, begitupun Candra yang kembali emosi dan semakin mengepalkan tangannya kuat.
"baik, terimakasih dokter" Fajrin mengambil alih lalu dokter dan perawat meninggalkan ruangan Raka. Untunglah Andre langsung memilihkan kamar yang besar, ruang rawat VVIP itu bahkan lengkap dengan ruang tamu dan kasur lain untuk tidur.
"gimana nih bang? Gua ga punya kontaknya keluarga Jaemin" Ujar Fajrin
Candra terdiam, bagaimana ia menjelaskan ini nantinya.
"gua punya" Sahut Andre. Ia meraih ponselnya, lalu menelpon seseorang dari keluarga Raka
"Hallo"
"Yeah Ndre, its been a longtime. What's up?"
"Sorry Jeff, Jaemin masuk rumah sakit, lo harus kesini sekarang"
"dimana?"
"Rumah sakit yang di Epicentrum"
Telpon itu langsung terputus saat Andre menyebutkan nama rumah sakit tempat Raka di rawat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ramananda Caraka [NOMIN] - [Season I] ✅
FanficJeno & Jaemin Versi Lokal© =============================================== Isi hatiku tak terdengar olehmu, tak tersampaikan olehku Tapi menggema di angkasa-Nya Masih kamu, Yang aku damba kebaikan hatinya Yang ku kagumi keindahan parasnya **** Pube...