"Nikah enak ga sih, Can?" Tanya KAI yang kini lagi nemenin Candra main game konsol di kamarnya. Akhirnya ia bisa kembali ke kamarnya setelah beberapa hari mengungsi di ruang tengah anak kost bersama Sean.
"Ya gitu deh. Lu liat kan gue sehari-hari gimana?" Mata Candra masih fokus pada player miliknya di layar cembung itu.
"Ya agak nyiksa batin sih." Omongan KAI itu membuat alis Candra menyerengit dan ekor matanya menatap makhluk yang kini menyender di dinding itu sengit.
"K.O!" Suara dari permainan mereka membuat Candra kembali melihat layar di depannya kemudian menarik nafas dalam.
Candra meletakkan stik game dan mengambil hape yang sedari tadi berada di atas konsol.
"Emang sih, kadang gue sama Safa itu udah kek air sama minyak. Kadang dia maunya begini, gue pengennya begitu." Candra memandang kosong pada jendela yang tertutup gorden di belakang TV.
KAI diam karena Candra juga tidak melanjutkan perkataannya. Sebenernya ia agak curiga kenapa Surya bisa secepat itu menyetujui untuk menjadi wali padahal awalnya dia menolak.
Apa Sekar menjanjikan sesuatu?
Atau mereka harus membayar sejumlah uang?
"Lu yakin mau nikah?" Pikiran yang sudah bersarang di kepala KAI sejak ia berbaikan dengan Sekar itu kabur ketika perkataan ini ditanyakan oleh Candra.
"Yakinlah, wong mas e sampun ngerestuni." KAI menjawab dengan percaya diri. Walaupun pada kenyataannya dia begitu takut pada kemungkinan-kemungkinan yang mungkin terjadi.
Candra menepuk-nepuk punggung KAI sambil tersenyum.
"Insyaallah, habis nikahan mau tak boyong ke Bali." Ujar KAI lagi menambahkan informasi. Tidak seperti perkiraannya kini wajah Candra seperti mengejeknya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ngapain lu di Bali?" Tanya Candra dengan masih mempertahankan ekspresi itu.
"NGEMIS!" KAI membentak Candra lalu kembali memulai game baru dengan stik di tangannya.
"Alhamdulillah. Balik modal." Bukannya merasa bersalah Candra malah tambah mengerjai pria yang lebih muda darinya ini.
"Terusin aja ngejekin-nya, awas ntar anak lu malah mirip gue!" Omongan random itu keluar dari mulut KAI karena kesal malah membuahkan pukulan di bahu kanannya.
PLAK
"Aaaak!"
"Iiiih! Amit-amit. Astagfirullah. Ya Allah! Jan dikabulkan." Candra kembali melepaskan stik di depannya kemudian mengangkat tangan dan berdoa.
"Allah akan mengabulkan doa orang-orang yang teraniaya." Ujar KAI sambil memegang lengannya yang panas setelah dikeplak oleh Candra.
"KAI! NGAJAK RIBUT LU YAH!" Marah Candra namun dibalas KAI dengan mengangkat kedua tangannya dengan wajah bak teraniaya.