💚💛💙
Candra menurunkan bawaan mereka dari mobil taxi online pesanan mereka saat di hotel. Keduanya sepakat untuk menginap dulu di hotel dekat bandara kemudian pulang ke rumah Safa di pagi hari.
"Loh? Kok kalian udah sampai? Katanya masih di Bali sampai lusa?" Pertanyaan dari Mina itu hanya dibalas senyuman oleh keduanya.
Jika sepagi ini Papah pasti masih di warung sarapan yang dirintis papah juga mamah Safa semenjak mereka mulai bangkit lagi dari bangkrut. Sementara Mina pastinya tengah bersiap untuk pergi bimbingan karena sedang sibuk-sibuknya menyusun tugas akhir.
"Surprise!!! Biar kalian kaget aja." Wajah ceria Safa membuahkan tatapan sengit anak bungsu keluarganya itu.
"Oleh-oleh gue mana?" Walau wajahnya tak bersahabat namun tangannya sudah menadah.
"Tenang! Ada di koper." Selesai mendengar perkataan Safa, Mina kini ikut membantu membawa koper serta beberapa kotak bekas yang tentunya berisi bawaan mereka itu.
"Mamah masih di warung?"
"Ho'oh."Tidak ada yang tau kepulangan mereka, karena tidak ada yang tau penyebab kedatangan pasangan suami istri itu yang lebih cepat.
Pasangan suami istri itu sepakat untuk tidak mengungkit masalah kelelahan Safa saat di Bali.
Bisa-bisa orang rumah panik dan mereka dicecar pertanyaan yang sebenernya tidak ingin mereka jawab. Terutama Safa. Gadis itu tak ingin dianggap ceroboh dan tidak dapat menjaga kondisinya.
Apalagi Candra sudah menjaganya sekuat tenaga, akan sangat mengecewakan jika suami sempurnanya itu dikritik bahkan oleh keluarga Safa sendiri.
Hanya dia seorang yang boleh mengomeli suaminya, bukan orang lain.
Keduanya pun kini beristirahat di kamar Safa yang berada di dekat ruang tamu.
Rumah mewah itu kini lebih terlihat kosong ketimbang terakhir kalinya Candra ke sini, ia dulu sering mengantar Juli untuk bermain beberapa tahun lalu.
Setelah disita hampir dua tahun, pengadilan memutuskan Keluarga Safa memenangkan rumah ini kembali.
Sekitar dua bulan lalu keluarga Pak Sophian, Bu Grace dan Mina kembali menempati rumah ini, setelah pindah dari rumah kontrakan teman dekat mereka.
Ada sedikit kelegaan walaupun kini rumah mewah itu lebih kosong, beberapa perabotan mewah juga harus dijual karena tak mampu dirawat oleh keluarga mereka.
Selesai mengamati rumah Pak Sophian, mata Candra kini berhenti pada Safa yang tengah melihatnya sebal.
Kenapa lagi bini gue ini?
"Sayang?"
"Jangan panggil aku, sayang!"
💙💛💚
"Silahkan meja atas nama Bapak dan Ibu Purnawan."
Seperti rencana awal Sean dan Juli, mereka akan menikmati paket honeymoon yang sebelumnya hampir dibatalkan oleh Candra dan ditawarkan kepada Kai. Namun ditolak oleh Sekar karena pelayaran tidak cocok untuk keduanya mengingat kejadian di perjalanan menuju nusa penida.
Dan di sinilah kedua muda mudi itu, menikmati makan malam khusus honeymoon yang romantis. Keduanya larut dalam pertunjukan atraksi api dari penari ditengah dek kapal.
Mata Juli yang antusias melihat tongkat api yang berputar di atas tangan penari membuat Sean mengambil hapenya lalu mencoba mengabadikan pemandangan indah ini.
"Eh mau fotoin gue, lu ya?"
Belum sempat sean mengambil keindahan di depanya, pria itu kepalang malu lalu mengarahkan hapenya ke arah stage dan memfoto pertunjukkan yang sedang mereka nikmati.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Tamat] KAWAN 3 ©2022 | AU Rocket SKY
FanfictionRumah nenek Candra ternyata sudah laku dan para kawan sudah harus mencari tempat tinggal baru. Baca kelanjutan kisah mereka di buku ke 3 ini. ©2022