💙💚💛
Suara Sena dan Doy yang menyanyikan lagu bintang mekar di panggung hiburan itu terdengar hingga ke dalam rumah. Bumi sendiri sudah diambil alih oleh Juli saat tadi Sena keluar untuk sarapan.
Saat tengah asik menepuk-nepuk bayi berkepala plontos itu di atas ranjang Kai, Juli mendapatkan sebuah panggilan di ponselnya.
Itu dari Sekar.
"Halo! Iya kar?" Suara Juli memelan, takut membangunkan bayi yang terlelap setelah menyusu itu.
"Jul? Kamu dimana?" Suara Sekar terdengar dari ujung panggilan.
"Ini, lagi nemenin Bumi tidur."
"Ga sarapan?"
"Bentar gue keluar, kasian bumi gada temennya." Juli memberi alasan kenapa dia tidak terlihat sejak acara sakral tadi pagi usai.
Sekar pun menghentikan panggilan itu karena Kai memintanya untuk kembali memandu acara setelah penampilan Sena dan Doy.
Bumi yang sedikit terganggu oleh telfon Juli kini merengek dengan mata terpejam, dengan cepat tangan Juli mengangkat tubuh mungil itu untuk ditimang lagi.
Sebuah ketukan membuat Juli membuka matanya dan seseorang masuk sambil membawa dua kotak catering.
"Lu mau makan ga?" Itu Yerin yang mengajak tanpa suara dan hanya isyarat bibir.
"Iya, bentar." Jawab Juli juga dengan tanpa suara, mendengar itu Yerin pun mengangguk kemudian keluar setelah meletakkan kotak makanan Juli di meja TV KAI.
Juli masih menimang-nimang bayi dengan pipi tembam dan tubuh gemuk itu.
Sungguh menggemaskan, tidak menyaka jika Bumi yang beberapa minggu lalu begitu kecil, mungil dan berkulit merah itu kini bisa berubah menjadi seperti sekarang. Apalagi, sisi wajahnya mengingatkan Juli pada seseorang.
"Juliana?" Panggilan itu mengalihkan Juli dari Bumi yang menguap dan kembali terlelap.
Tanpa menjawab Juli hanya mengangkat alisnya kemudian kembali melihat Bumi yang kembali lena di gendongan wanita itu.
Yang di pintu kini mendekat dan bertanya setelah mendapatkan perhatian Juli kembali.
"Ga sarapan?"
"Tuh." Bibir Juli manyun untuk menunjuk kotakan yang tadi dibawakan oleh Yerin.
"Oh." Sean mengangguk sambil meletakkan kue yang dari tadi pagi dia titipkan ke Sena tapi belum juga disentuh oleh Juli.
"Sini biar gue aja!" Pinta Sean namun ditolak Juli dengan menjauhkan keponakannya itu dari pamannya.
"Ga mau, masih mau sama Bum-bum." Perkataan Juli itu membuat Sean merotasikan matanya.
"Bumi itu ga bakal kemana-mana. Kalo lewat jam makan itu yang bisa kenapa-kenapa. Dengerin coba kalo dikasih tau." Kini wajah Sean berubah serius membuat Juli tak bisa melawan lagi.
Tanpa diminta dua kali, akhirnya Juli menyerahkannya pada Sean yang sudah bersiap menerima Bumi.
Juli pun meraih nasi kotaknya dan berjalan keluar kamar. Ia ingin makan dengan nyaman di meja makan.
"Mau kemana?" Tanya Sean yang menimang Bumi yang sebenernya masih terlelap itu.
"Makan di luar." Balas Juli dengan nada suara cuek. Mendengar itu Sean ingin meletakkan Bumi secara perlahan kembali ke ranjang.
Pria itu Ingin menyusul Juli tentu saja. Namun ringikan bayi itu menghentikan Sean.
"Aduh, Cucu Pak Oesman ngapa manja banget sih!" Omel Sean kembali mengangkat tubuh Bumi ke gendongannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Tamat] KAWAN 3 ©2022 | AU Rocket SKY
FanficRumah nenek Candra ternyata sudah laku dan para kawan sudah harus mencari tempat tinggal baru. Baca kelanjutan kisah mereka di buku ke 3 ini. ©2022