Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sekar memandangi pantulan wajahnya yang nampak menawan di depan cermin. Sebagai perempuan berdarah Sunda, Sekar memilih untuk menggunakan siger dengan kebaya putih.
Kai yang baru masuk dan ingin mengambil sesuatu untuk rambutnya itu menjadi salah tingkah karena penampilan Sekar yang menambah kecantikannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
💛💙💚
"MasyaAllah calon istri." Takjub pria bernama lengkap Zulkhaidin itu saat Sekar turun dari mobil keluarga yang dikemudikan oleh Candra ditemani oleh Safa sedangkan Sekar didampingi oleh Juli dan Sena di kursi belakang.
Kai sudah lebih dulu tiba bersama Doy dan Sean dengan mobil sedan hitam yang telah disulap Juli menjadi mobil pengantin semalam.
Riasan khas Jawa barat dengan siger itu membuat semua orang pangling terhadap Sekar. Memang benar adanya jika seorang gadis menikah maka kecantikannya akan terupgrade. Begitupun Sekar, yang sebentar lagi akan menjadi Nyonya Zulkhaidin.
Yang dipuji hanya dapat tersenyum malu, ini merupakan pengalaman yang baru pula untuknya ternyata menjadi pengantin memberi tekanan batin baginya. Bahkan semalam ia meminta Safa untuk bisa tidur bersamanya setidaknya wanita yang tengah hamil 7 bulan itu dapat memberi wejangan sebagai seorang individu yang telah melewati fase ini didalam kehidupannya.
Kai sendiri lebih banyak mengobrol dengan Candra. Yah, walaupun banyak dibumbui candaan namun Candra benar-benar mencoba memberikan gambaran pernikahan kepada Kai. Bukan hanya tentang memberikan nafkan batin, lahir juga.
Walaupun mereka berangkat dari tempat yang sama Kai memilih pergi terlebih dahulu untuk memastikan semuanya telah sesuai dengan rencana.
"Udah siap?" Tanya Kai pada sekar yang disamping kiri dan kanannya itu setia didampingi oleh Juli dan Safa.
Pertanyaan itu hanya direspon, "InsyaAllah!" Tak lupa senyuman Sekar lagi. Sungguh kalau Kai terbuat dari wax sudah pasti dia akan meleleh saat ini juga.
"Semuanya! Penghulunya sudah siap. Ayo kita mulai." Panggilan dari Candra itu menangkap atensi orang-orang di sana. Membuat mereka bergegas masuk. Kai lebih dulu duduk di kursi pelaminan di ruang khusus untuk menikahkan calon mempelai. Diikuti oleh Sekar yang kini sudah mengambil tempat disamping calon suaminya. Di samping Kai, ada Candra dan Doy sebagai Saksi dan di samping Sekar ada wali nikah dari Sekar yaitu Kepala KUA setempat.