💛💚💙
"Ada nih Jul, rumah beton. Ada parkiran motornya, kampung gabusan." Jelas Sekar memperlihatkan sebuah foto di hapenya. Mereka sedang membuka aplikasi Pintungu, untuk mencari kontrakan yang sekiranya dapat digunakan oleh Sekar dan KAI nanti.
"Dih gila. Jangan di sana. Lagian itu jauh." Cerca Juli saat mengetahui dimana tepatnya kontrakan yang dimaksud oleh Sekar. Walaupun gambarnya menarik tapi daerah itu terlalu mengerikan menurut steriotipe orang di kota ini.
"Emang kenapa? Kan ada ratu juga." Sekar membicarakan soal motor legendaris KAI yang selalu menemani mereka kemana dan kapan saja.
"Jauhnya ga masalah, di sana itu daerah hitam. No offense sih, tapi yang lain aja dah." Kini Juli memberikan pendapat sebenernya dari pilihan Sekar tadi.
Gadis berkelopak mata mono itu kembali menscroll layar di depannya.
"Nih ada, daerah Codet." Juli yang juga sedang menscroll miliknya kini menunjukkan gambar sebuah rumah kontrakan yang gambarnya emang agak gelap.
"Dekat kebun, sama sungai." Tambah Juli lagi menswipe ke kanan pada layarnya memperlihatkan sisi lain kontrakan yang sepertinya agak kecil dari pilihan Sekar tadi.
"Ini emang kecil apa gimana?" Tanya Sekar yang setahunan ini terbiasa tinggal di rumah yang lega.
"Codet itu emang agak padat penduduk sama banyak kebonnya. Walaupun gitu di sana tentram kok. Ga jauh juga dari tempat kerja KAI." Tambah Juli mengirim link Pintungu kontrakan tadi pada Sekar.
"Nih ada yang petakan juga." Setelah menscroll kebawah lagi ternyata banyak pilihan rumah lainnya di daerah itu.
Saat keduanya sibuk dengan handphone masing-masing didepan mereka. Sean menghampiri sambil menumpukan tangannya di meja makan tempat Juli duduk.
Juli yang sadar kini tempat duduknya agak gelap pun mendongak dan mendapati Sean yang memperhatikan mereka.
"Lagi apa?" Tanya yang kini masih berdiri dan diabaikan oleh yang duduk.
Juli kembali menscroll layarnya dan mendapati kontrakan lainnya.
"IHH ada ni bagus. Eh ga jadi mahal." Juli yang tadi excited kembali memanyunkan bibirnya.
"Kalian hari ini mau ke mana?" Tanya Sean sambil mengambil tempat duduk di samping Juli dan menumpukan pelipisnya di pangkal jarinya dengan siku di atas meja. Tubuhnya ia hadapkan pada gadis yang kini masih melihat layar hapenya.
Ngapa jadi canggung gini sih? Ayo Juli jangan salting, plis!
"Aku sama KAI mau cari kontrakan, jadi ntar setelah resmi nikah kita langsung pindah." Kini Sekar menjelaskan sambil melihat Sean yang masih sibuk liatin Juli.
"Kenapa ngga di kontrakan Sena yang lama? Itu loh kontrakan Haji Jaenudin." Sean menunjuk belakang tubuhnya. Selain murah sepertinya rumah itu cocok jika hanya ditinggali keduanya. Untuk pindah pun tidak akan repot.
"Engga," gelengan Sekar membuat Sean memicingkan matanya. "Jangan dekat sini, soalnya entar kebiasaan KAI yang suka ke Empang terus begadang sama anak kost ga ilang." Jelas Sekar membuat Sean paham.
"Oh iya, jadi Desember itu tanggal berapa?" Yang Sean maksudkan adalah tanggal pasti pernikahan Sekar dan KAI.
"Desember tanggal 20. Dia sudah minta cuti, dekat juga sama libur natal jadi panjang." Senyuman Sekar membuat Sean ikut tersenyum juga. Ia ikut bahagia karena Sekar dan KAI akhirnya bisa bersatu di dalam ikatan suci bernama, pernikahan.
Mengingat pernikahan, Sean jadi ingat sesuatu dan kini melihat Juli yang malah menggigit-gigiti kuku jempol kirinya.
Sean hapal betul kebiasaan Juli yang ini, sepertinya gadis itu memikirkan sesuatu.

KAMU SEDANG MEMBACA
[Tamat] KAWAN 3 ©2022 | AU Rocket SKY
FanfictionRumah nenek Candra ternyata sudah laku dan para kawan sudah harus mencari tempat tinggal baru. Baca kelanjutan kisah mereka di buku ke 3 ini. ©2022