Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
💙💛💚
Juli masih menunduk baru saja ia tiba di rumah ini, dirinya sudah dapat tatapan penuh kemarahan dari abangnya sendiri.
"Lu ngapain sih di sana?" Tanya Candra pada yang duduk pada sofa di rumah kost yang sebelumnya merupakan gudang dan kini sudah disulap menjadi rumah pasangan Ayah dan Ibu muda itu.
"Kerja, bang?" Jawab Juli jujur, karena memang ia bekerja di salah satu tempat makan besar di mall sebagai sous chef.
"Ngapa jauh banget, sih?" Kini yang masih berdiri itu berkacak pinggang melihat adiknya.
Yang ditanya tidak menjawab dan masih setia menyatukan tangan sambil menunduk.
"Lu ada apa-apa sama dia?" Kini pandangan Candra mengarah pada yang lebih tinggi berjaket biru itu.
"Kalau emang ada apa-apa kenapa? Gue udah besar gini." Bukan yang ditanya yang menjawab. Hal ini membuat Candra kembali duduk di armchair di sebelah adiknya.
"Lu ga malu datengin laki?" Suara Candra membisik tak ingin menyakiti sang adik jika berbicara dengan keras.
"Ga. Karena aku emang udah janji pengen ikut Uda." Kini tangan Juli berani merangkul yang di sebelahnya.
Sean semakin gugup, bagaimanapun dia tetap segan pada Candra.
Kemarin dia sudah ingin membicarakan hal ini pada Candra namun dilarang oleh Juli.
"Lepasin ga tangan lu!"
Yang namanya Juli udah batu, makin di minta seperti itu dirinya malah makin mempererat pelukkannya dan kini menelusupkan wajahnya ke bahu Sean.
"Ekhem!" Paham jika kini Candra memberikan kode padanya, Sean pun dengan perlahan melepaskan tangan kekasihnya.
"Dengerin Mas Candra, yah."
"Uda kok nurut banget sih sama abang? Ga sayang Juli emangnya?" Kini Juli melepaskan pelukkannya dan mundur dari posisi sebelumnya.
"Ga mungkin lah Uda ga sayang Juli," Sean mengambil kedua tangan Juli dan menggenggam ke bawah dagu runcingnya.
"tapi Juli harus dengerin Abangnya dong."
Mendengar itu Candra jadi risih. Bukannya apa, dia sudah mengenal Sean cukup lama. Kelakuannya yang aneh-aneh pun ia sudah hapal. Namun melihat bagaimana ia bertingkah laku di depan Juli dan memperlakukan Juli dengan begitu 'berbeda'.
Sebuah pertanyaan yang sebenarnya agak terburu-buru itu terucap.
"Kapan kalian nikahnya?"
"Secepatnya." Ungkap Sean spontan dan yakin namun berbeda dengan Juli, "Juli belum mau nikah!"
"Kok gitu!"
Kedua kakak adik itu kembali berargumen. Inilah alasan Sean tidak segera melamar Juli.
Gadis itu sepertinya masih fokus ingin menjajal karir dan menomorduakan soal pernikahan.