Hari Sabtu ini Kala dan Jay memutuskan untuk main dan menginap di rumah si kapten basket yang mungil. Sudah lama sekali mereka tidak berkumpul bertiga di rumah salah satunya. Mengingat kondisi ibu Mahesa, tidak mungkin mengajak pemuda itu menginap di rumah Jay atau di apartemen Ben sehingga kedua pemuda lainnya yang ke rumah Mahesa. Mereka bertiga sudah berkumpul di dalam kamar serba ungu si pemilik rumah.
"Eca, gua laper banget. Makanannya belum sampai ya? Duh, kasihan cacing di perut gua udah meronta-ronta."
"Sabar, Aden. Ini abangnya udah deket kok. Lo tunggu di luar sana!" Jika mereka benar-benar hanya bertiga dan berada di dalam rumah, semua akan memakai nama panggilan masa kecil. Jadi, jangan heran jika mereka berganti-ganti memanggilnya. Nama panggilannya menyesuaikan kondisi dan lingkungan di sekitar.
Jay mengangguk pasrah lalu keluar kamar dan hendak menunggu abang pengantar makanan di teras rumah. Kondisi rumah di malam hari gelap dan sepi karena ibu Mahesa sudah tidur. Jadi, sebisa mungkin pemuda jangkung melangkah dengan hati-hati agar tidak berisik atau pun menabrak benda yang ada di ruang tengah. Di dalam kamar, Kala sedang sibuk dengan laptopnya untuk mengerjakan tugas kawannya.
"Lo kenapa masih ngerjain tugas gua deh, Sa? Kan gua udah ngga sibuk kerja lagi. Nanti biar gua kerjain sendiri."
"Gua udah terlanjur suka ngerjain tugas lo, Ca. Udah, ngga apa-apa. Lo santai aja main games. Udah lama kan ngga main games karena sibuk mulu."
Mahesa menghela napas pasrah kemudian kembali melanjutkan kegiatan sebelumnya. Dia fokus bermain games di ponsel sambil sesekali memasukkan keripik kentang ke mulut. Sedang malas debat dengan sahabatnya yang keras kepala dan galak. Ketika sedang serius, pemuda berwajah datar itu tidak mau diganggu sedikitpun. Kalau sampai diganggu, ia akan marah-marah seharian. Jadi, si mungil membiarkan Kala sibuk dengan tugas laporan observasi lapangan yang dikumpulkan besok Senin.
Omong-omong, kemungkinan Kala dan Jay akan menginap sampai hari Senin nanti. Sekalian berangkat kuliah bersama menggunakan salah satu mobil Ben yang Kala bawa kemari. Toh, jam kuliah mereka tidak jauh berbeda hanya berjarak tiga puluh menit satu sama lain. Tidak lama kemudian tugas Mahesa sudah selesai dikerjakan dan tinggal di print saja. Bertepatan dengan datangnya Jay yang sudah membawa plastik berisi makanan dan minuman pesanan mereka.
"Makan kuy makan! Kapan lagi dapat traktiran dari Asayang kan? Jangan disia-siakan! Sikat, Ca!"
Kala menggelengkan kepala mendengar ucapan kawannya kemudian segera menutup laptop dan bergabung dengan kedua sahabatnya yang sudah duduk manis di karpet. Mereka bertiga duduk melingkar dengan ayam goreng, kentang goreng, hamburger, cola, lychee float dan mocha float di tengah. Tanpa banyak bicara, ketiganya langsung menyantap makanan yang ada di hadapan. Urusan perut memang tidak bisa diganggu gugat jadi utamakan makan sebelum mengobrol.
Setelah puas makan ayam dan burger, Mahesa membuka suara sembari menatap kedua sahabatnya dengan tatapan lekat dan senyuman manis, "Sa, Den, makasih ya? Eca bersyukur banget punya sahabat kaya kalian berdua. Selama ini udah banyak bantu Eca sampai Eca ngga tahu gimana balesnya."
"Dih. Kesambet apa lo, Ca? Tumbenan pakai nama. Agak geli gitu anjir."
"Ca, lo ngga apa-apa kan? Terakhir lo kaya gini pas sebelum orang tua lo pisah. Perasaan gua mendadak jadi ngga enak."
"Kalian kok nyebelin sih? Mana ada kesambet. Apalagi hal buruk. Doain Eca kena sial gitu?" tanya Mahes dengan nada galak sambil memukul lengan kedua kawannya.
Kedua pemuda yang dimarahi bukannya takut malah tertawa mendengarnya karena terdengar lucu. Ekspresi marahnya Mahesa juga menggemaskan jadi mereka semakin tertawa keras. Mendengar sahabatnya tertawa, si pemuda mungil semakin sebal dan kembali memakan makanan di hadapannya. Dia makan kentang goreng dengan bar-bar karena kesal dengan kedua kawannya itu. Sesekali menyeruput es mocha float miliknya yang sejak tadi belum disentuh. Akhirnya suara tawa berhenti dan suasana menjadi hening.
KAMU SEDANG MEMBACA
Survive? [01 Line of Treasure]
Hayran KurguHanya sebuah kisah dari tiga pemuda yang berjuang melewati pahit manisnya hidup bersama-sama. Diselipi dengan kisah cinta masing-masing pemuda. Penasaran? Langsung baca aja. Jangan lupa tinggalkan jejak! Happy Reading!^^ 01 Line Treasure Friendship...