Clary POV
Sesampainya di Canada, aku segera menuju ke alamat yang diberikan oleh selena.
Setelah sudah sampai dirumah yang menurutku cukup sederhana, segera aku memencet bel rumah tersebut.
Satu kali, dua kali, tiga kali.
Tidak ada jawaban, aku pun mencoba membuka pintu rumah tersebut, dan ternyata tidak terkunci.
Aku melihat seorang laki-laki paruh baya yang sedang tersungkur, kaki tangan dan mulutnya diikat.
"Dad! Oh,God. Are u ok?" Ucapku setelah membuka semua ikatan yang ada ditubuhnya.
"Clay? You here? I'm okay baby girl" jawabnya parau, aku segera mendudukannya dan merawatnya.
---
2 month laters..Justin POV
"Shit, justin! Apa yang kaulakukan hah?" Tanya selena disebelahku.
"Make new tattos? You can't see? Bloody idiot" ucapku sarkas, kulihat selena membulatkan matanya.
"What? Again? Justin! Stop it, kenapa kelakuan mu sangat berubah belakangan ini?"
"Biarlah, terserah diriku. kau tak punya hal apa-apa selena" ujarku.
"What? Justin! I'm your girlfriend!" Jawabnya lantang, aku hanya mendengus mendengarnya.
"No, you not. Ma girlfriends still clary. and only her, fuck. I miss her" umpatku lalu menghapus air mataku cepat, selena diam menatapku lalu meninggalkanku.
Biar saja.
Aku tak peduli.
---
Clary POVHere am, menjaga toko roti milik daddy ku. Sudah dua bulan aku menetap di Canada, dan meninggalkan London.
Sudah 2 bulan juga aku berhenti menjadi seorang superstar, aku juga mengubah tampilan diriku, agar orang lain tidak mengenaliku, namaku juga ku ubah menjadi Clavery. Not, clary anymore. Hanya orang tertentu saja yang memanggilku dengan nama seperti itu, seperti dad atau cara.
Aku membuka ponselku, aku menatap layar wallpaperku.
Aku tersenyum kecil melihatnya, aku menjadikan fotoku dan Justin sebagai wallpaperku, jika ditanya apa aku sudah move on dari justin, of course not.
I tell ya, i always love him..
"I miss you, jay.." Batinku, aku menghapus air mataku yang turun sedari tadi, lalu menaruh kembali ponselku.
Ya, aku benar-benar meninggalkan semuanya. Aku mengganti nomorku, aku tidak ingin justin ataupun yang lainnya melacak ku melalui gps, aku tidak ingin.
"Clay?" Panggil seseorang dari belakang, aku tersenyum menatapnya.
"Dad" balasku, dia menghampiriku lalu duduk disebelahku dan membawaku kepelukannya.
"Apa Kau merindukan London?, aku tak apa bila kau tinggal clay, aku tahu kau sangat merindukan kehidupanmu disana.." Ujarnya pelan, aku terdiam mendengar nya.
Aku ingin dad, ingin sekali. But, i can't do this, it's because selena. I have a promise to her.
"No, of course no. Aku hanya sedikit merindukan cara saja" jawabku berbohong, ya berbohong.
"Benarkah? Kau tak merindukan Justin?" Tanyanya, yang membuat mataku membulat dan hatiku berdegup kencang.
"W-hat?" Tanyaku balik.
"Yup, kau tidak merindukannya huh?"
Tentu dad, aku sangat merindukannya. Rasanya sulit sekali bila menjalani hari-hariku tanpanya, it's make me sad.