11. penderitaan

126 12 1
                                    

Satria terdiam dalam lamunanya, kini gadis bernamakan Mira itu selalu ada di pikirannya selama 3 hari ini.

Saat ini Satria tengah duduk di balkon kamarnya, ia memperhatikan seorang gadis yang tengah terduduk di roftoop di salah satu gedung yang tak jauh dari rumahnya.

Ia dapat melihat, gadis itu tengah menunduk sepertinya sedang menangis.

Tapi tunggu!
Sepertinya ia kenal dengan gadis itu?

Bukankah itu Mira.

Ah, mungkin ia salah melihat.

Namun Pandangan Satria tiba tiba terbelalak saat melihat gadis itu berjalan menuju pembatas roftoop.
Tunggu! Apakah ia mau bunuh diri?
" Bangsat! "

Satria seketika berlari keluar rumahnya menuju gedung yang tak jauh dari rumahnya.

" Lo jangan lompat dulu anjing! " Pekiknya berlari menaiki anak tangga dari gedung tersebut.

Nafas Satria terengah saat membuka Pintu roftoop ia benar-benar mendapati gadis itu sudah berdiri di pembatas roftoop.

Satria segera berlari dan menarik gadis itu hingga mereka berdua terjatuh ke belakang.

" Lo mau mati ha? " Tanya Satria dengan nafas memburu.

" S-satria " ucap gadis tersebut terkejut.

Satria seketika membulatkan matanya saat mendapati siapa gadis tersebut.

" Mira "

💌💌💌

" Lo udah gila ya?, Bagaimana bisa Lo lakuin hal sebodoh ini?.  Lo mau mati? "

Mira hanya menunduk diam saat diberikan berbondong-bondong pertanyaan dari Satria.
Walaupun Satria mengucapkannya dengan nada ketus ia merasa ada rasa khawatir di hati cowok ini.

" Kenapa Lo diem? Lo bisu hm ? "

Satria mencengkram kuat bahu Mira, namun Mira tak merasa sakit sedikitpun itupun tak sesakit apa yang ia rasakan selama ini.

" Jawab Mira! "

Mira mendogakan kepalanya menatap manik mata Satria yang menajam bahkan dapat dilihat rahang Satria mengeras saat itu.

Seketika tangisan Mira pecah saat itu juga, itu menyenderkan kepalanya di dada bidang milik satria.

Satria yang melihatnya terkejut, ada apa ini?

" Gue lelah sat "

" Jangan tinggalin gue "

" Gue butuh elo "

💌💌💌

" KURANG AJAR!! BERANI SEKALI KAMU AMBIL UANG SAYA!! " Bentak Diana

Saat ini Isya tengah di seret dan di lempar begitu saja di gudang bagai barang tak berguna karena ia dituduh telah mencuri uang mamah tirinya.
Padahal Isya tak mengambilnya sama sekali.
Apa ini tuhannn.

Sekujur tubuh Isya sakit, ia menggigit bibir bawahnya untuk memberhentikan tangisnya, kenapa harus Isya yang mendapatkan hukuman.
Isya tak tahu apa-apa. Bahkan isya tak pernah sekalipun ambil uang Dinda walaupun itu uang isya juga.

" Sini kamu !! " Pekik Dinda dengan kasar, ia menarik kasar lengan Isya membuat Isya menangis kesakitan.

" Biar tau rasa kamu ya . Dasar pencuri!! "

Dinda mencambuk Isya dengan rotan , isya menggerang kesakitan. Ia menangis meminta ampun kepada Dinda untuk tak mencambuknya LAGI.
Cukup, semua itu sakit.

Surat Kecil untuk TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang