Ini hari ke 7 Mira masih tak menunjukan batang hidungnya di kelas.
Kelas kembali sunyi seperti sedia kala seminggu ini.
Bahkan tanpa adanya surat izin ataupun kabar dari gadis itu.Isya menatap nanar bangku kosong itu.
Ia merasa gadis itu sedang tidak baik-baik saja saat ini setelah kejadian ayahnya datang ke kelasnya."Lo gapapa sya?,"
Gadis itu tersentak saat menyadari Satria sudah ada di sampingnya memberikannya sebuah formulir di atas mejanya.Isya menggelengkan kepalanya, pandangannya menatap kertas formulir yang baru saja di berikan Satria untuknya.
" Ini..."" Itu formulir pendaftaran buat lomba sains bulan depan ,Lo terpilih seleksi kemarin. Tinggal isi nanti di kumpulin ke gue"
Isya membulatkan matanya senang sekaligus tak percaya" Beneran?!"
Satria mengangguk
" Lo hebat sya. Lo tau, bahkan pak Broto heran dikira Lo pake kunci jawaban. Jawaban Lo bener semua"Isya tersenyum tipis. Tak menyangka ia akan lulus ikut olimpiade sains Nasional.
" Oh ya, btw Lo lagi mikirin apa? " Satria bertanya, ia lalu duduk di samping Isya.
Isya menggeleng pelan.
Satria menghela nafasnya
" Pulang sekolah ada waktu?"Isya menoleh, ia menggeleng pelan
" enggak ada kenapa?""Ada yang mau gue kenalin."
💌💌💌
Pulang sekolah, Satria mengajak Isya di sebuah rumah sakit
" Kenapa kita di rumah sakit? Kamu sakit?"Satria menggeleng, ia tetap menggenggam pergelangan tangan Isya yang berjalan di belakangnya untuk cepat-cepat.
Melihat tingkah Satria yang terlihat khawatir membuat Isya bertanya-tanya.
Ada apa?Hingga Satria berdiri di sebuah kamar rawat lalu membukanya.
" Satria? "
Seorang wanita paruh baya berdiri di depan brankar tempat dimana seorang anak perempuan berbaring dengan wajah pucat dan kupluk di kepalanya.Satria menatap adik kesayangannya yang semakin hari semakin pucat.
" Dimana dia? "
Satria bertanya dengan ekspresi dingin. Yang dimaksud Satria adalah Alia, ibunya.Wanita tua itu adalah bi Surti, pembantu kepercayaan Alia.
Jika ada bi Surti disini kemungkinan Alia sedang pergi dan meminta bi Surti untuk menjaga Gita."Nyonya sedang pergi tuan. Tadi ada kepentingan mendadak di kantornya"
Satria menghela nafasnya pelan. Apakah pekerjaan kantor lebih penting dari anaknya sendiri?
"Kamu nggak papa?," Isya berkata khawatir. Satria hanya menggeleng laki-laki itu kemudian mendekati brankar dimana seorang anak kecil berbaring lemah.
"Dia Gita adik gue_"
Isya menatap dalam anak itu "kenapa dengan Gita?""Selama 1 tahun ini Dia terserang penyakit leukimia.
Dia harus putus sekolah karena penyakitnya yang semakin memburuk."
Tanpa mereka sadari, mata Gita perlahan terbuka. Ia menoleh menatap kakak tersayangnya.
" Kak Satria,"Satria tersenyum, mengelus puncak kepala Gita.
" Udah bangun?"Gita menoleh, menatap ke penjuru ruangan mencari keberadaan seseorang
"Mama dimana?"
Kedua matanya lalu mengarah ke arah isya yang sendiri tadi diam
"Dia siapa?. Pacar kak Satria?. Wahh cantik banget!" Tanyanya dengan wajah bingung dan takjub dengan isya yang begitu cantik dengan wajah baby face-Nya. Walaupun tertutupi kacamata bundar dan tahi lalat di pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Kecil untuk Tuhan
Teen FictionAisyah Camila seorang gadis yang selalu hidup sederhana. Namun disaat neneknya meninggal dan ibunya pergi dari rumah seketika hidupnya berubah total. Hidupnya hancur, ditambah lagi Diana ibu tirinya dan Amel kakak tirinya yang selalu memeras Isya di...